part 18

11.6K 736 6
                                    

*****

M

oana berbaring di lantai balkon dengan boneka raksasa kesayangannya yang ia jadikan sandaran. Di pangkuannya terdapat juga sekotak coklat yang terus Moana makan hingga pipinya mengembung dipenuhi coklat.

Tes...tes... Liquid bening mulai menetes melewati pipi kembung Moana, tanpa jeda ia terus menerus mengunyah makanan manis itu dengan lahap meski air matanya terus mengalir bahkan terkadang disertai isakan yang membuatnya beberapa kali hampir tersedak, Moana seolah meluapkan kesedihannya pada makanan favoritenya itu.

Moana mencondongkan kepalanya sedikit mengintip bangunan-bangunan kecil di bawah sana dari celah pilar-pilar balkon seraya terus menarik nafas panjang,
ia tidak bisa berpikir harus bersikap seperti apa terhadap Reno, apa tadi ia salah dengar atau hanya berhalusinasi, apa tadi itu sungguhan? semua nampak nyata tapi sekaligus semu.

Dalam lamunannya Moana merasakan tangan besar menyusup melalui celah lengannya, melingkari perut rata Moana. Aroma mint segar menubruk indera penciumannya, terpaan hangat nafas membelai lembut tengkuk yang membuat bulu kuduk Moana meremang, kemudian sesuatu yang basah menghisap lembut cuping telinganya, benda lunak itu terus menari-nari menggoda Moana yang nampak bergeming.

"Sayang, kenapa tidur di sini?" bisik Reno lembut, "Ayo masuk, di sini dingin" Reno menciumi pangkal lengan Moana yang memang tidak tertutup apapun sebab Moana hanya mengenakan mini dress berbahan katun tanpa lengan, Moana tidak menjawab ia masih tenggelam dalam lamunannya.

"Sweety" Reno sedikit mengguncang tubuh Moana yang tidak memberi respon.

"Hm..."

"Ada apa? kenapa tidur di sini?"
tanyanya kembali dengan tatapan sangat lembut, kemudian berubah cemas saat melihat mata sembab istrinya itu,
"Sayang ada apa?" Reno terlihat mulai cemas, dia merasa ada yang tak beres telah terjadi. Manik biru Reno bergerak gelisah mengamati setiap inci wajah istrinya, menatap penuh tanya sepasang mata sembab itu.

"Bagaimana bisa mata setulus itu bisa memiliki niat buruk padaku?" batin Moana mencoba untuk menepis pikiran-pikiran buruknya tentang Reno, karena jelas-jelas yang ia lihat hanya ketulusan cinta di sana.

"A-aku habis menonton drama romantis, tapi sad ending hikss... kiss..." dustanya, seraya menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Reno, seketika Reno menghela nafas panjang dan lega dia tersenyum geli mendapati sikap manja Moana yang sangat dia rindukan.

"Ya ampun Sweety, Kau membuatku takut"

"Kau menghawatirkanku?" Moana mengalungkan tangannya di leher Reno.

"Tentu" satu kecupan hangat di kening, pipi, dagu, hidung dan berakhir dengan lumatan di bibir Moana.
"Mulai sekarang Kau hanya boleh menangis bahagia atau karena kenikmatan yang akan ku berikan di ranjang, jangan menangis karena hal lain hm?" Moana mengangguk manja,
tanpa sadar jemari tangan Reno sudah menyusup di celah celana dalamnya menggoda inti Moana yang entah kapan sudah basah, Reno pun berkerut kening,
"Cepat sekali basah Sayang?"

"Enghh" "Nikmat sekali ah--
Moana seakan tersadar sesuatu, ia teringat perkataan Dokter Samuel,
Moana menghentikan gerakan tangan Reno yang masih berada di lubang vaginanya,
"Maaf Reno aku tidak bisa aku lelah"

"Sweety, jangan bercanda?!"
Reno langsung memasang wajah kecewa dan tidak suka.

"aku tidak bercanda aku benar-benar lela--

"Kau tau aku paling tidak suka di tolak untuk urusan yang satu ini" melihat wajah garang suaminya, Moana dengan sigap membuka celana Reno dan mengeluarkan kejantanannya yang sudah sangat mengeras seperti batu. Reno pun tersenyum senang saat Moana mulai menghisap miliknya dengan semangat,
"Argghhhhhh yeah terus Sayang arrgghhhhhh, Kau luar biasa, dengan ini saja sudah sangat nikmathhh... Arrghhh" Reno berkata seraya menangkup pipi Moana yang mengembung berisi kejantanannya yang kokoh.

My Old Husband 2 (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang