part 9

15.3K 874 16
                                    

*****

Di ruangan kantornya, Reno terus mengetuk-ngetukan pulpen di atas meja, memikirkan tentang kondisi Moana, apa mimpi buruk itu selalu terjadi setiap Moana tidur? kalau iya tentu selama ini gadis itu selalu menderita dalam tidurnya. Reno mengusap wajahnya kasar, "Bodoh" rutuknya pada diri sendiri karena frustasi.

Tak lama kemudian Scarlett masuk perempuan itu tanpa ragu menggelayut manja di leher Reno seperti sudah terbiasa, tapi Pria itu hanya mengabaikannya. Jemari lentiknya meraba-raba dada bidang Reno dari luar kemeja,
"Aku merindukanmu, sudah lama sekali Kau tidak menyentuhku"
ucapnya manja.

"Menyingkir Scarlett! aku banyak pekerjaan" Reno menepis tangan Scarlett yang mulai berani meraba area selangkangannya.

"Lima belas menit Sayang" bisiknya sensual.

"Sudah ku katakan menyingkir! Keluar aku banyak pekerjaan!" sentaknya bengis, menatap tajam perempuan itu.

"Semenjak keponakanmu itu sakit Kau jadi dingin padaku, dia juga sudah sembuh kenapa Kau terus berduka seperti orang yang di tinggal mati!"

BRAKKK!!

"Perempuan jalang! Apa mobil dan pakaian-pakaian mewah yang ku berikan padamu tidak cukup untuk membuatmu mengerti apa posisimu HAH?! Kubilang jangan menggangguku maka lakukan! kalau tidak, akan kupatahkan lehermu itu!!" Reno berkata dengan penuh amarah, hingga terdengar jelas suara gemeletuk giginya yang saling beradu. Scarlett begitu kesal dan kecewa pada sikap Reno, ia pergi dengan perasaan dongkol membanting pintu cukup keras.

"Argghhhhhhhhhhhh!!" Reno bangkit dari duduknya menyambar kunci mobil bergegas pergi meninggalkan ruangannya, ruangan tempatnya bekerja namun saat ini terasa seperti penjara baginya.

*****

Sementara itu di tempat lain Moana sedang memilih-milih buku di perpustakaan, beberapa buku yang ia cari sudah ia dapatkan. Sebenarnya sesuatu yang langka Moana betah berlama-lama di perpustakaan, biasanya ia lebih memilih bergibah tentang ketampanan dan rencana masa depannya bersama Reno dengan Nicholas sahabatnya.

Kaki mungil Moana berjinjit mencoba meraih buku di rak paling atas namun hanya tersentuh ujung jari tengahnya saja itupun dengan susah payah.

"Butuh bantuan?" suara seorang laki-laki mengagetkan Moana, tiba-tiba tangannya menjulur meraih buku tersebut dan menyerahkannya pada Moana dengan senyum lebar.

"Thanks"

"Hm, tumben aku melihatmu di tempat seperti ini?"

"Yah... tiba-tiba aku memerlukan beberapa buku. Kau sendiri? Aku juga tidak menyangka Kau ada di tempat ini?"

"Aku juga sama, tiba-tiba membutuhkan beberapa buku" kekehnya mengikuti perkataan Moana.

"Jadi Kau juga jarang ke sini?"

"Yups"

"Jadi apa tadi yang di maksud dengan "Tumben aku melihatmu di tempat seperti ini?" tanya Moana dengan tatapan curiga.

"Ya... karena sebelumnya aku juga tidak pernah ke sini" Lucas tertawa ringan yang menular hingga membuat seulas senyum terukir di wajah muram Moana.

"Sudah lama aku tidak melihatmu tersenyum" Lucas menatap intens netra madu Moana, sontak membuat senyum Moana kembali pudar.

"Iya, sepertinya salah satu sarafku ada yang tidak berfungsi dengan baik"

Moana dan Lucas terlihat makin nyaman berbincang akrab bahkan sesekali mereka tertawa ringan, tanpa sepengetahuan Moana, jauh di sebrang jalan sepasang mata terus memperhatikan keakrabannya dengan Lucas.

My Old Husband 2 (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang