Adelicia Aubree, 27 tahun. Baru saja putus cinta dari dari tunangannya, setelah menjalin kasih selama 3,5 tahun. Patah hati. Secara sadar mendaftarkan diri ke aplikasi dating Madam Rose, demi mencari lelaki untuk melampiaskan sakit hati.
Zayn Zavya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
On frame: Babang Zayn masak di dapur Aubree. 😁
* * *
"Gaun ini bagus." Zayn menunjuk ke arah salah satu gambar, di mana seorang perempuan terlihat mengenakan gaun pernikahan putih dengan banyak layer, yang berkilau karena swarovski.
"Norak!" Aubree menggeleng, lalu membalik lembar majalah yang berada di pangkuannya.
"Masa?" Zayn mengerutkan kening, kemudian mengulurkan tangan hendak membalik ke halaman tadi.
Dengan gesit Aubree memukul punggung tangan Zayn, membuat pria itu terkejut.
"Kenapa?" Zayn menatap wajah Aubree. Wanita itu saat ini duduk di atas meja dapur yang terbuat dari marmer, masih memakai piama merah jambu dengan rambut yang diikat seperti gumpalan asal di atas kepala. Dirinya sendiri, berdiri bersandar pada meja marmer dingin di sebelah calon ibu dari bayinya itu.
"Aku lebih suka ini. Manis. Indonesia sekali." Aubree terlihat tersenyum tanpa menatap Zayn. Mata berbinar, fokus pada perempuan berkebaya putih dengan payet yang rumit.
Melihat bagaimana mata wanita itu berbinar, Zayn turut mengalihkan pandang ke lembar yang terbuka. Dan saat itu juga penolakan keluar dari bibirnya.
"Nggak boleh pakai ini, Bree!" teriaknya tertahan.
"Kok?" Aubree tidak terima, matanya membelalak ke arah Zayn yang terlihat gelisah. "Kenapa ga boleh? Ini tradisional. Indonesia. Aku orang Indonesia, nggak tau kalau kamu ...." Dia hendak berinsut turun, saat Zayn menahan tubuhnya untuk tetap duduk.
"Terlalu ketat." Zayn beralih berdiri di depan Aubree, kedua telapak tangannya menopang permukaan meja di sisi-sisi tubuh wanita itu. "Kasihan dede bayi ...." Diulurkannya tangan kanan untuk menyentuh perut Aubree yang belum terlihat membuncit. Sementara, kedua matanya menatap teduh pada mata tidak terima di hadapannya, yang perlahan mencair.
"Aku nggak nyangka, bisa membicarakan masalah pakaian pengantin dan bayi dengan kamu." Aubree menarik napas. "Nggak kenal, nggak cinta ...," ucapnya pelan.
Zayn tersenyum, menarik tangannya dari perut Aubree, lalu meletakkan telunjuk pada majalah di pangkuan wanita itu. "Aku malah nggak nyangka, kalau kamu punya ginian."
"Aku bawa waktu pindahan."
"Udah pernah lihat-lihat bareng mantan kamu yang berengsek itu dong?" Mata Zayn menyipit.
Aubree tidak langsung menjawab, dia terdiam bingung harus menjawab apa. Masalahnya, Theo bahkan belum tahu kalau dia membeli majalah ini dulu.
Masih menimbang-nimbang jawaban, ponselnya terdengar memekik dari dalam kamar.
"Ada telepon!" Aubree memaksa turun, menyebabkan tubuhnya dan Zayn rapat. Beberapa saat keduanya terdiam dalam posisi yang meresahkan. Sampai akhirnya Aubree sedikit mendorong tubuh pria di hadapannya mundur, dan melesat masuk ke kamar.
