4. KITA, HUJAN, DAN KISAH YANG SERUPA

11.9K 1.7K 71
                                    

Votes-nya dulu, Kaka, sebelum baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Votes-nya dulu, Kaka, sebelum baca. ❤
Comment dan shares-nya juga boleh bangets. 😘

*
*
*

Lelaki berdada bidang itu, baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk berwarna putih yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Rambut setengah basahnya, berjatuhan beberapa bagian di kening. Beberapa tetes air juga masih terlihat di bagian tubuh bagian atasnya yang telanjang.

Langkahnya bergerak menuju ruang yang berdempetan dengan kamar mandi, masih di kamar yang sama. Walk in closet. Namun, langkah itu segera terhenti di ambang ruang tanpa pintu itu. Sekuat tenaga dirinya menahan diri untuk tidak menengok bagian kiri walk in closet yang kosong melempong. Dulu, pakaian dan aksesoris Kiran—mantan istrinya—yang mengisi bagian itu.

Berusaha tak acuh, Zayn langsung melangkah ke arah kanan. Menuju bagian di mana jas, kemeja, dan celananya tergantung. Memilih stelan jas abu-abu gelap tanpa ragu, dan mengenakannya dengan cepat.

Tidak lama kemudian, dia sudah berada kembali di dalam kamar. Memilah berkas-berkas yang akan dibawanya ke kantor, dari meja kerja yang berada di kamar tidurnya.

Zayn Zavyan merupakan seseorang yang disibukan dengan bisnis jual beli gedung. Dia akan membeli gedung lama atau pun tua, melakukan renovasi, dan menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi tentuya. Bisnis yang lumayan berkembang, sehingga membuatnya menempati urutan ke 77 dari 100 pengusaha muda sukses, yang didengung-dengungkan sebuah majalah bisnis terkenal se-Nusantara.

Ponsel yang berada di meja kerjanya mendadak berdering. Membuatnya menoleh, dan menghela napas ketika melihat nama Kiran yang berkedap-kedip pada layar. Sesungguhnya dia tidak ingin menyahut, tetapi keengganan dianggap sebagai pengecut membuatnya segera meraih ponsel dan megusap layar demi menjawab panggilan.

"Ya ... Kiran?"

"Kapan kamu akan menandatangani surat itu, Zayn? Atau kamu bermaksud banding di pengadilan?"

Sialnya, meski Kiran mengatakan sesuatu yang menyakiti hatinya, suara perempuan itu masih terdengar merdu di telinganya. Sakit hatinya, memudar sejenak. Hanya sejenak, karena setelahnya bertumpuk lagi di dalam sana.

"Aku sudah menyerahkan urusan ini pada Hans. Kamu bisa menghubungi dia untuk lebih jelasnya," sahut Zayn, seraya memejamkan mata.

"Hans? Kalau begitu, aku akan meminta pengacaraku menghubunginya."

Zayn menghela napas.

"Lalu, masalah harta gono-gini—"

"Atur saja, Kiran." Zayn memotong. Dia tidak mau ambil pusing mengenai harta gono-gini. Terserah. Kiran sudah mendampinginya pada masa-masa sulit dulu, menopangnya pada saat-saat dirinya nyaris menyerah menjalani bisnis ini. Jadi, jika sekarang mantan istrinya itu menuntut bagiannya, biarkan saja.

FROM A TO Z, I LOVE YOU - (COMPLETED - TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang