5. MARI SALING MELUPAKAN

11.8K 1.5K 91
                                    

Verlitas speaking:

Uhuk! Berhubung aku enggak pasang rate dewasa di sini, maka segala scene dewasa yang (mungkin akan) ada kalian baca di novel-nya aja, ya, nanti 😁.

Btw, jangan lupa vote dan comments-nya, Kakaaaa ....

Makasih. 😘

*
*
*

❤❤❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


❤❤

"Jadi, bagaimana kita akan menyikapi apa yang terjadi semalam?"

Pertanyaan Zayn, membuat dada Aubree berdenyut. Meski sudah berlalu lebih dari seminggu yang lalu, pertanyaan itu tetap saja membuatnya berdebar setiap kali teringat. Ada perasaan malu, serba salah, dan lega sekaligus.

"Kamu baik-baik saja, Cantik?"

Tepukan pelan di bahu membuat Aubree terhenyak. Dia menoleh, dan menemukan Nenek Amika yang berada di sebelahnya, tersenyum dengan wajah penuh kerut.

Siang ini mereka berdua ada di bawah pohon ceri yang tumbuh di halaman samping Panti Jompo Nirmala. Aubree, merupakan salah satu pekerja sosial di tempat ini. Dia akan datang setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Sementara pada hari yang kosong, kadang digunakan untuk menyalurkan hobinya membuat kue.

"Apa aku terlihat enggak baik, Nek?" Aubree memasang senyum di wajah. Menarik salah satu tangan si Nenek, untuk ditepuk-tepuknya dengan pelan.

"Belakangan ini kamu terlalu banyak diam." Nenek Amika yang seluruh rambutnya sudah memutih itu, membalik posisi tangan. Sekarang, tangan Aubree yang ditepuk-tepuknya. "Ada masalah?"

Aubree mengerjap, hendak menggeleng saat tiba-tiba bayangan Zayn yang menarik lepas bath robe-nya malam itu, terpampang jelas di depan mata. Bath robe yang terlepas, bersamaan dengan bibir bertaut perlahan.

"Ini benar-benar yang pertama, uhm?"

Suara berat Zayn kembali bergema. Aubree masih bisa merasakan usapan lembut di atas perutnya, kecupan menggelitik di lehernya, desahan nikmat di telinganya. Sial!

"Semoga kamu baik-baik saja, Cantik ...."

Lagi, ucapan Nenek Amika membawa Aubree ke alam sadar. Perempuan muda itu kembali mengerjap, memasang senyum untuk menutupi ingatan-ingatan mesumnya. "Apa kita perlu masuk sekarang dan bergabung dengan yang lain, Nek? Aku bisa membacakan cerita untuk kalian," ujarnya, mencoba mengalihkan perhatian.

"Aku tidak melihat si Tampan datang bersamamu. Kalian bertengkar?" Namun, sepertinya Nenek Amika tidak mudah dialihkan perhatiannya.

Aubree menarik tangan yang menggenggam wanita tua itu, menengadah untuk menatap langit biru yang diliputi sinar menyilaukan mentari. Matanya menyipit demi menghalau cahaya. Aubree sadar betul kalau Nenek Amika sedang membicarakan tentang Theo. Sesekali, mereka memang datang berdua ke tempat ini. Theo, salah satu penyumbang di tempat ini. Salah satu yang terbesar.

FROM A TO Z, I LOVE YOU - (COMPLETED - TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang