14. KECUPAN DAN PELUKAN YANG MENENANGKAN

Mulai dari awal
                                    

Ternyata, dari situlah kebohongan bermula.

"Apa kamu tidak percaya, kalau aku sangat mencintaimu? Kalau aku nggak akan pernah ninggalin kamu hanya karena kita tidak bisa beranak pinak?!" Suara Zayn meninggi. Dia marah. Dia merasa kecewa. Dia merasa tidak dipercaya selama pernikahan berlangsung.

"A-Aku takut, Zayn! Aku takut ...!" Kiran mengerang, menyesal.

Kedua telapak tangan Zayn mengepal., dadanya bergerak-gerak karena napas yang tak beraturan. Dia terluka akan kebohongan, di saat teringat akan kebohongan lainnya.

Pram! Sialan!

"Lalu, jelaskan mengenai Pram ...." Zayn menekan suaranya. Rendah dan berat. Namun, berdampak luar biasa pada Kiran.

Perempuan itu langsung mengangkat kepala. Dengan kaki gemetar, dipaksakannya melangkah mendekati Zayn. Kepalanya penuh akan tanda tanya, sementara dadanya berdentum sangat kuat.

Zayn mundur saat Kiran mencoba meraih tubuhnya. Jijik.

"Jelaskan, Kiran!" bentaknya kesal, membuat perempuan itu luruh ke lantai, berdiri dengan kedua lutut sementara air matanya berdera-derai.

"Itu salahku, Zayn. Salah aku!" Kiran mendongak, menatap Zayn yang menatapnya nyalang.

"Pembohong dan peselingkuh. Lalu, apa aku di mata kamu, Kiran?!" Zayn benar-benar tidak bisa menahan diri. Satu-satunya yang berusaha ditahannya adalah, agar jangan sampai dirinya mengamuk dan berbuat bodoh. Meski tangannya sudah gemetar untuk melumat sesuatu, dan bibirnya gemetar hendak memaki.

Kiran menangis hingga tersengal. Wajahnya basah karena air mata. Tidak menyangka bahwa Zayn telah mengetahui apa yang terjadi dengannya dan Pram. Ada ketakutan luar biasa, yang membuat perutnya teraduk-aduk hingga terasa mual. Ada kekhawatiran tak masuk akal, yang membuat jantungnya terasa diperas.

"A-Aku tau ini alasan bodoh. Ta-Tapi aku stress, aku tidak bisa berpikir waras saat itu. Aku hanya ingin meyakinkan, kalau aku benar-benar tidak bisa dibuahi, Zayn. Aku bodoh. Bodoh!" Dipeluknya kedua kaki Zayn erat, berharap ada belas kasihan.

Zayn membisu untuk beberapa saat. Teringat bagaimana dia bercumbu dengan Aubree karena yakin dirinya tidak dapat membuahi. Sementara Kiran, melakukan hal sama. Bercinta dengan lelaki lain demi membuktikan dirinya sungguh tidak dapat memiliki anak.

Namun, Kiran melakukan itu saat hubungan mereka masih terasa hangat. Sebelum semua gugatan terlontar.

"Aku pun, meminta bercerai karena malu tidak bisa memberikanmu keturunan." Kiran melanjutkan alasannya. "Aku minta maaf, Zayn. Aku minta maaf." Dia memohon.

Namun, Zayn sudah keras hati. Dia mundur, menggerakkan kakinya agak keras hingga dekapan di kakinya lepas.

Kiran menengadah, melihat bagaimana kilat kecewa itu terlihat begitu kentara di wajah calon mantan suaminya. Tidak! Cepat Kiran menepis. Dia menginginkan Zayn. Dia akan melepas semuanya demi mendapatkan Zayn kembali, meski Pram akan berlutut memintanya untuk tinggal.

Tetapi, melihat bagaimana cara Zayn menatapnya kini, harapannya sedikit pupus. Mengetahui bahwa ada seorang perempuan lain yang hamil, harapnya seakan sirna.

"Za-Zayn ...."

"Kamu hanya perlu percaya padaku waktu itu. Percaya pada cinta. Kalau sekarang, semua sudah terlambat ...." Zayn menghela napas, mencoba mengusir semua emosi meski tidak berhasil.

"Demi kita, Zayn ... 3,5 tahun kita ...." Kiran masih memohon.

"Aku harus bertanggung—"

"Kita bisa membiarkannya melahirkan anak itu. Lalu kita bisa asuh. Anak itu anakmu, artinya anakku juga, 'kan?" Mata Kiran membulat dengan kaca-kaca, berharap masih ada sisa-sisa cinta Zayn untuknya.

FROM A TO Z, I LOVE YOU - (COMPLETED - TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang