00. Awal + Cast

2.5K 168 11
                                    

" Kar lihat deh, ganteng banget, kan???"

Karina yang sejak tadi terus-terusan dipaksa melihat foto 'mereka' , malah membuang muka. " Bisa gak sih, seharii aja gausah ngomongin mereka. Bosen gue." keluhnya kesal.

Winter mendesis, " lo tuh aneh tau gak! Cuma lo doang yang nggak suka sama mereka!"

Benar kata Winter, hanya Karina yang tidak menyukai 'mereka'. Mereka yang dimaksud adalah Jaehyun dan Sungchan. Bapak dan anak satu ini sedang menjadi berita hangat di Korea. Bermula dari Jaehyun yang mencuat namanya karena telah menjadi pengusaha paling sukses dan berpengaruh, disusul kemunculan anaknya yang baru saja pulang dari Manhattan setelah tinggal disana selama 5 tahun. Mereka berdua berhasil merebut perhatian banyak orang karena kesuksesan, kekayaaan serta ketampanan mereka yang luar biasa.

Setiap hari, semua orang di sekolah, terutama anak-anak perempuan, sibuk membicarakan mereka.
Disaat semua orang mengagumi Jaehyun dan Sungchan, Karina justru sebaliknya.

Dia bosan.
Melihat wajah mereka saja bosan.
Kenapa bosan?
Ya karena Jaehyun dan Sungchan adalah tetangganya.

Jaehyun dan Sungchan pindah ke kompleksnya karena rumah mereka yang sebelumnya sudah tidak aman lagi. Banyak penggemar fanatik, mencoba masuk ke dalam rumah mereka. Makanya mereka pindah ke kompleks perumahan Karina yang terkenal akan penjagaan yang ketat.

Banyak yang iri karena Karina tetanggaan dengan keluarga bermarga Jung itu. Seringkali teman-teman Karina berkunjung ke rumah dengan alasan kerja kelompok atau belajar bersama. Padahal sebenarnya, mereka cuma mau bertemu dengan Jaehyun dan Sungchan.

Selain bosan, sebenarnya Karina juga risih. Risih dengan sikap mereka yang... sedikit tak terduga.

Waktu itu, Karina disuruh mamanya mengirim makanan untuk Jaehyun dan Sungchan di hari pertama mereka pindah. Katanya makanan itu sebagai salam perkenalan.

Ting tong!

" Permisi!"
Karina menunggu seseorang menyahuttinya dan membukakan pintu untuknya.

Dua detik, 5 detik, sampai 1 menit berlalu. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Karina coba panggil sekali lagi.

" Permisi!" panggilnya dengan suara lebih keras.

Sama saja. Tidak ada respon. Karina pun iseng membuka pintu itu.

" Ah, nggak dikunci!"

Masih ada ya, orang yang tidak mengunci pintunya dengan benar.
Karina tahu tindakannya ini sedikit lancang. Tapi ya sudahlah. Terlanjur, pikirnya.

Karina memasatti rumah mewah itu dengan saksama. Menurutnya, rumah ini adalah rumah termewah di kompleksnya. Lihatlah semua furnitur mahal nan berkilau itu. Sepertinya mereka harus menyewa petugas keamanan pribadi kalau mereka tidak mau kemalingan.
Karina juga harus menyarankan tetangga barunya ini untuk lebih berhati-hati dan tidak lupa mengunci pintu.
Kompleks ini memang aman, tapi tidak menutup kemungkinan ada orang yang berniat jahat untuk memiliki semua ini, kan?

Langkah Karina berhenti di ruang tengah. TV nya menyala. Ada bekas makanan juga di atas meja.

" Orangnya kemana sih?" Karina coba sekali lagi memanggil mereka.
" Permisi--

PRANG!
Tiba-tiba terdengar suara pecahan dari dalam kamar.

" Hah, suara pecahan?"

PRANG!
Ada suara pecahan susulan. Dan asal suaranya berasal dari tempat yang sama yaitu kamar dengan pintu bewarna coklat.

Father or Son? [END]Where stories live. Discover now