°Prolog

319 68 46
                                    

Bumantara
"Sendu yang tak pernah usai."

°°°

     Ketika kita dilanda kesedihan dan tidak ada satu orangpun yang dapat kamu gunakan untuk tempat bersandar, hanya ada dua tempat bagiku pertama adalah Tuhan-ku dan kedua adalah langit.

     Menurutku, langit itu tak pernah bohong, ketika ia sedih maka ia akan menurunkan hujan dan ketika bahagia ia akan memancarkan sinarnya yang begitu terang. Waktu terus bergulir, pagi, siang, malam, siklus itu terus berputar, matahari, bulan, bintang, mereka datang silih berganti. Namun, berbeda dengan langit, ia akan tetap disana, meskipun  tak ada yang tetap menemaninya. Sama hal nya seperti hidupku, tak ada pernah yang mau menetap, baik itu ibu ku apalagi teman.

     Aku, Naya Rivera. Gadis yang boleh dibilang udik. Hidupku tak seistimewa orang lain. Hidupku boleh dibilang monoton. Iya, monoton dalam kesedihan. Bagaimana tidak sedih, bahkan kehadiran diriku tidak diinginkan di tempat manapun.

Rumah? Sekolah?

     Cih, bagiku tempat itu layaknya neraka yang berganti nama.

     Ibu ku membenciku. Disekolah aku dikucilkan. Entah apa kesalahanku. Oh Tuhan, mengapa hidup ini sungguh tak adil?

     Kapan hidupku akan bahagia  seperti orang lain?

     Besok? Lusa? Tahun depan? Atau setelah kematian?

Buana  ini hanya tentang kesedihan.

°°°

#28_Maret_2021

BUMANTARAWhere stories live. Discover now