6. Arfandi Bagaskara

276 214 79
                                    

"I say it cause i'm dying to
I'm so much more than just a friend to you ..."

Meghan Trainor - Just A Friend To You

****

Beberapa minggu belakangan, Arfan disibukkan dengan proposal untuk pengajuan magang karena sudah menempuh tahun ketiga kuliahnya. Arfan juga jarang memegang ponsel karena terlalu sibuk persiapan lembar pertanggungjawaban di akhir kepengurusannya.

Jam tidurnya yang bermasalah semakin terganggu. Setiap malam Arfan tidak pernah tidur lebih dari 5 jam. Sebelumnya jika Arfan sudah bisa mengurangi pengonsumsian obat tidurnya, sekarang ia harus kembali konsultasi ke dokter pribadinya untuk meminta resep lagi.

Mamanya bahkan sering mengomel setiap Arfan video call dengan sang mama, pasalnya kantong mata Arfan sudah begitu parah hitamnya, berlapis-lapis sudah seperti orang berumur saja. Kata Esti, mama Arfan.

"Dek, ke dokter lagi besok. Kasihan tubuh kamu itu, dipaksa bekerja terus." Suruh Esti.

"Iya ma, besok Arfan ke dokter Melli lagi." Jawab Arfan.

"Dijaga tubuhnya disana. Kalau sakit siapa yang mau rawat."

Esti terus menasehati Arfan, sedangkan Arfan sendiri terus mengiyakan ucapan sang mama tanpa membantah.

"Bulan depan mama kesana ya."

Setelahnya telpon diputus oleh Arfan setelah mengucapkan kata-kata perpisahan. Meskipun cowok, Arfan selalu mengabari keadaan dirinya ke orang rumah setiap hari agar yang di rumah juga tau keadaannya dan tidak khawatir. Itu salah satu cara menjaga kepercayaan orang tuanya bahwa dirinya di kota orang baik-baik saja dan tidak melakukan hal-hal yang di luar batas kenakalan remaja.

Arfan lanjut mengerjakan tugas-tugas kuliahnya, terlalu larut mengerjakan tugasnya tidak terasa sudah pukul 3 pagi. Sedangkan dirinya ada kelas pagi. Arfan merebahkan dirinya di atas kasur, mengistirahatkan tubuhnya yang terlalu diforsir tanpa istirahat yang cukup.

Mungkin besok ia akan menyempatkan waktu untuk mengkonsultasikan tentang jam tidurnya dengan Dokter Melli. Jika dipaksakan lagi mungkin ia akan tumbang dan justru tidak bisa melakukan kegiatan secara semestinya.

______

Selama Arfan sibuk, ia belum menghubungi Danilla lagi setelah pertemuannya di perpustakaan. Hampir sebulan juga ia tidak pernah bertemu dengan Danilla lagi ataupun memergokinya tertidur di kelas.

Ia hanya menggunakan ponselnya untuk membuka grup kelasnya dan mengirimkan pesan ke dosen pembimbingnya. Bahkan ajakan teman-temannya untuk nongkrong tidak ia balas.

Nanti setelah Arfan selesai konsultasi ia akan mencoba mengajak Danilla makan malam bersama. Rasanya dirinya sudah mulai merindukan sosok cewek cuek itu.

Arfan mampir ke supermarket untuk membeli stok cemilan di kostnya yang sudah mulai habis dan beberapa minuman. Teman-temannya yang mulai tidak tahu diri ini mengetahui bahwa di kamarnya terdapat makanan ringan yang lumayan banyak untuk ukuran cowok. Jika seharusnya ia bisa menghabiskan dalam kurun waktu sebulan, jika ada temannya satu minggu saja sudah habis tidak tersisa.

Saat sedang memilih jajanan yang akan dimasukkan ke dalam keranjang belanjanya, Arfan melihat sekilas postur dari Danilla dari belakang. Tetapi dirinya sendiri ragu apakah itu benar Danilla atau bukan karena Danilla saat ini memakai rok selutut berwarna merah menyala, sedangkan Danilla sendiri saat di kampus selalu memakai celana dan tidak seperti gadis kebanyakan.

Arfan mencoba mendekat ke tempat orang yang ia duga sebagai Danilla, yang sedang berdiri di depan rak susu untuk memastikan apakah pengelihatannya benar apa salah, dan ternyata benar itu Danilla.

Melawan ArusWhere stories live. Discover now