- nongki ganteng

730 124 7
                                    

Keenam bocah lagi ngafe biasa yang bayar mah Yangyang dia kan anak orang kaya hehe.

"Chan napa sih tuh kucing ngikut mulu?!" Renjun nunjuk tuh kucing dengan dagunya.

"Yeeeh ngaca Njun! Tuh setan cewek juga ngapa ngikutin lo mulu" Haechan meluk tuh kucing.

"Dia kalau gak di bolehin ikut suka ngambek" bisik Renjun.

"Sama kucing gue juga" bisik Haechan.

"Woy ada orang gak usah bisik bisik" kata Shotaro.

"Sst ssst" suara Jeno bikin Yangyang, Renjun, Haechan dan Shotaro natap dia.

Jeno nunjuk Jaemin menggunakan dagunya iya si Jaemin lagi senyum senyum sambil mainin hpnya.

"Ciyeeee yang punya gebetan ampe gak inget sama temen" sindir Yangyang.

"Maklum baru jadian masih mesra" timpal Haechan.

"Makanya lo pada cari pacar dong" cibir Jaemin.

Kelima bocah itu cuma natap Jaemin malas.

"Jaem kalau pacaran sama janda biasanya belum sebulan aja minta di kawinin lho" celetuk Jeno.

"Bener tuh kata Jeno!" Shotaro menyetujui ucapan Jeno.

"Masa sih?" Jaemin agak terkejut dia takut juga secara Jaemin masih sekolah masa iya belum lulus harus kawinan.

"Kata emak gue kan takut jadi gunjingan orang! Lo tahu kan mulut netijen lebih pedes daripada cabe" kata Haechan.

"Terlebih lagi tante Iran punya anak waaahh baru pacaran seminggu aja kayanya langsung minta di halalin!" Yang lain ngangguk setuju dengan ucapan Yangyang.

"Lo pada jangan nakutin napa! Ngeri guenya masa nanti gue duluan yang melepas masa perjaka" Jaemin natap temannya satu persatu bahkan dia mengabaikan beberapa pesan yang masuk ke ponselnya.

"Ya gak apa apa kali Jaem berarti lo paling laku" Jeno ketawa begitupula yang lain.

Renjun daritadi cuma nyimak entah gak tertarik atau gimana lah dia gak tahu.

"Njun lo kenapa?" Haechan nepuk pipi Renjun pelan.

"Diem Chan gue lagi lihatin itu" Renjun nunjuk objek di depannya.

Semua mata tertuju pada objek yang ditunjuk Renjun.

"Beuuhh cewek cantik ternyata" Haechan geplak kepala Renjun.

"Cewek itu bukan manusia!" Renjun memelankan suaranya namun kelima temannya bisa dengar.

"SUMPAH LO!!" Yangyang, Shotaro dan Jeno bersamaan.

"Gaes kayanya bakal terjadi kekacauan, sebaiknya kita cari cara supaya para pengunjung meninggalkan tempat ini!" Jaemin nafasnya tersenggal senggal dia baru saja dapat gambaran sesuatu.

"Lo serius Jaem?!" Yangyang panik.

Jaemin mengangguk yakin.

"Inces kita harus gimana?" Renjun bertanya pada sosok hantu perempuan di belakangnya.

"Kayanya hantu itu lagi nyari aku deh Njun" kata Inces.

"Terus kita harus gimana?" Tanya Renjun.

"Suruh semua temen kamu keluar nanti kita jalan di depan madam pasti madam ngikutin aku!" Renjun ngangguk.

"Gaes kita pergi sekarang cepetan! Sebelum hal dalam gambaran Jaemin terjadi!" Perintah Renjun dan semuanya mengangguk setuju lalu keluar cafe tersisa Renjun dan Inces yang siap berjalan di hadapan si madam.

"Ayo Njun sekarang giliran kita!" Inces narik tangan Renjun mungkin terlihat oleh orang orang tangan Renjun agak ngangkang.

Dan bener aja itu si madam nyusul Inces dan Renjun.

'Brugh' Renjun jatuh tersungkur mukanya  kena aspal kakinya juga keseleo.

"RENJUN!!!" Teriak kelima temennya langsung ngerubuni Renjun.

"Shotaro cepet sembuhin Renjun!" Yangyang mukanya gak selow.

Shotaro langsung ngusap lukanya Renjun tapi begitu Renjun sembuh Shotaro malah lemes.

"Lo kenapa?" Haechan nepuk nepuk pipi Shotaro.

"Dia pingsan" kata Jaemin.

"Jen lo bawa Shotaro ke rumah nanti kita nyusul" perintah Jaemin.

"Rumah siapa?" Tanya Jeno.

"Rumah lo lah bambang!" Jaemin gemes pengen bunuh Jeno rasanya.

Jeno nyengir gendong Shotaro dan lari kenceng banget sampe tong sampah berukuran besar roboh akibat hembusan angin dari larinya Jeno.

"Njun itu yang lagi ngobrol sama Inces siapa?" Haechan berbisik.

"Gue gak tahu yang jelas itu hantu nyariin Inces" jawab Renjun.

"Btw lo bisa lihar hantu Chan?" Yangyang kepo karena setahu Yangyang Haechan cuma bisa ngobrol sama hewan gak bisa lihat hantu.

"Tadi kucing gue bisik bisik ke telinga gue" ucapan Haechan hanya dapat 'oh' saja dari Jaemin, Yangyang dan Renjun.

"Kalau gitu nanti Inces bakal ikut tuh habtu dong Njun!" Kata Haechan lagi yang tentunya abis di bisikin tuh kucing yang setia nemplok di bahunya.

"Gue gak tahu" jawab Renjun.

Yangyang, Jaemin dan Haechan menepi ke pinggir namun Renjun masih setia duduk lesehan di aspal anehnya entah kenapa gak ada kendaraan lewat hmm kok bisa? Ya bisalah kan author yang bikin cerita haha.

Inces masih ngobrol sama si madam Renjun terus memperhatikan percakapan mereka. Jujur aja Haechan, Yangyang dan Jaemin risih sama tatapan orang orang pada Renjun karena yang terlihat oleh orang lain itu Renjun kaya lagi planga plongo kaya orang bego.

"Malu gue anjim!" Bisk Yangyang.

"Lo fikir gue enggak? Sama kali gue juga malu" kata Haechan.

"Hooh, nih lihat orang orang pasti ngira Renjun gila" Jaemin menambahkan.

Sepersekian detik Renjun nangis bikin orang orang makin natap aneh ke Renjun.

Yangyang, Haechan, dan Jaemin pun saling tatap bingung sebenernya apa yang terjadi pada Renjun ampe nangis gitu.
















Author pengen cepetan tamat tapi idenya suka mentok mulu huwaaaa

Kalau suka vote dan komen ya :)

Maaf typo bertebaran :( author males cek lagi hehe

Six A SixWhere stories live. Discover now