- Ikhlas

687 74 1
                                    

Tak terasa hampir lima tahun Renjun hidup tanpa Ningning. Dia bersama kawan kawan sengkleknya udah pada lulus plus udah memiliki pekerjaan cemerlang pastinya yang menghasilkan banyak duit dong🤑 kini dia harus benar benar melupakan sosok perempuan yang lima tahun ke belakang menemani kehidupannya.

"Njun lo mau hadir kan besok ke acara nikahannya Jaemin?" Tanya Shotaro duduk di samping Renjun kebetulan mereka lagi di rumah Yangyang mamanya baru beres ngadain acara santunan anak yatim.

"Iyalah masa kawan sendiri yang nikahan gue kagak dateng" sahut Renjun.

"Kalau Njun gak ada pasangan gak apa apa sama aku" ini Haechan pake nada centil.

Renjun noyor kepala Haechan "najis!"

Jeno cuma memutar bola mata malas bahkan ampe mikir dosa apa di masa lalu hingga dia punya kawan macam Haechan.

"Gaes kemon makan dulu kata mami gue" seru Yangyang.

"Yuhuuuu makaaaaan!!!" Haechan kegirangan.

"Dasar rakus!" Umpat Renjun.

Haechan menghentikan langkahnya lalu noleh ke Renjun "apa katamu Njun?!"

"Lo ganteng" kata Renjun dorong punggung Haechan menuju dapur setelah sebelumnya badan Haechan suruh balik kanan dulu.










Tibalah acara nikahan Jaemin semua tamu undangan sudah hadir termasuk kawan kawan Jaemin.

"Saya terima nikah dan kawinnya Park Iran binti Park Coyo dengan maskawin uang sebesar enam puluh enam juta rupiah di bayar kontan"

"Saaaaaaaahhhhh!!!" Seru kelima kawan Jaemin.

Jaemin nunduk malu di acara sesakral ini bisa bisanya malu maluin.

Senyum bahagia mewarnai Jaemin dan Iran.

"Gak sangka ye si Dilan kw nikah duluan" kata Yangyang.

"Iya padahal yang usianya paling tuir kan Njun" timpal Haechan.

Renjun cuma mendelik.

"Bacot lo!" Shotaro geplak kepala Haechan.

Haechan cuma meringis ngusap kepalanya.

Jaemin lagi salaman sama para tamu kalau temen temenya lagi pada makan maklum kalau di hajatan kek gini sayang banget kalau gak makan banyak begitulah kata Haechan.

"Nah kenalin nih temen temennya suami aku" Iran menghampiri temen temen Jaemin membawa seseorang.

Renjun terkejut melihat wajah seseorang yang di bawa Iran.

"Sabar Njun" bisik Haechan memegang lengan Renjun saat Renjun hampir maju satu langkah.

"Ini Christoper sepupu aku" kata Iran.

Jeno dan yang lain tersenyum pada Christoper begitupula Christoper.

"Bukan Bangchan" bisik Haechan pada telinga Renjun.

Renjun narik nafas panjang setelah ssbelumnya berdehem "gue pamit pulang duluan ya gaes emak gue udah chat daritadi nyuruh beli obat diare" Renjun bohong pastinya.

Beruntungnya taxi cepet dateng hingga Renjun gak nunggu lama.

Renjun gak langsung pulang ke rumah dia mampir dulu ke beberapa tempat yang pernah ia kunjungi bersama Ningning dulu.

Tibalah Renjun di tempat terakhir bibirnya tersenyum matanya menatap langit tanpa bintang "tumben kagak ada bintangnya" gumam Renjun masih menatap ke atas.

Renjun menghela nafas duduk di atas rerumputan "kalau bukan jodoh susah ya? Kangen banget sama dia" suara Renjun tiba tiba lirih matanya berkaca kaca bahkan dia cuek sama tatapan para makhluk tak kasat mata yang sedaritadi memperhatikannya.

"Renjun" suara seseorang membuat Renjun bengong sejenak kemudian noleh ke belakang.

Renjun melebarkan matanya melihat sosok cantik tersenyum ke arahnya.

Sosok cantik semakin mendekat Renjun makin beku bahkan mau ngomong aja susah rasanya.

"Kamu baik baik aja kan?"

Renjun cuma ngangguk.

Tiba tiba sosok cantik itu nangis.

"Gak usah nangis. Aku gak apa apa"

"Njun. Maaf aku gak bermaksud buat hati kamu terluka. Aku gak sangka kalau ketemy kamu membuat aku jatuh cinta"

Renjun cuma diem.

"Pertemuan kita emang gak salah. Tapi kita gak seharusnya memiliki perasaan ini"

Renjun nahan tangis sementara Ningning udah nangis mulu dari pertama kali lihat Renjun.

Renjun menghela nafas "kita emang gak berjodoh"

"Aku akan berusaha ikhlas" suara Renjun pelan.

"Meski gak rela" bathin Renjun.

Ningning makin nangis.

Senyum Renjun terukir membuat Ningning merasa lega.

"Ayo dek waktumu udah habis" Bangchan entah dari kapan udah di samping Ningning.

Ningning ngangguk.

"Aku ikhlas sayang" kata Renjun sambil tersenyum.

Ningning membalas senyum manis itu meski dengan air mata yang masih netes.

Beberapa detik kemudian Ningning menghilang bersama Bangchan.

Renjun menjatuhkan tubuhnya di atas rerumputan menjadikan lututnya sebagai tumpuan "sakit anjir" ucapnya memejamkan matanya setelahnya air matanya jatuh.



Ujian terberat dalam cinta itu dikala kita harus mengikhlaskan seseorang meski sebenarnya masih mengharapkan seseorang itu untuk lebih lama menemani kita.

-Renjun


























Yeaaaaayyyyy berada di akhir cerita 😊

Pay pay sampai ketemu lagi dengan para cogan di cerita emak yang lain 👋👋

Mianhae jika endingnya kurang greget😓

Six A SixWhere stories live. Discover now