- akhir kisah asmara Renjun

453 63 1
                                    

Ningning mengendap ngendap menyusuri lorong gelap mencoba mencari jalan keluar dia pengen kabur dari Bangchan.

'Jleb' panah menancap di dada kiri Ningning sampe dia terhuyung ke belakang. Beberapa detik kemudian Ningning bangun dia gak merasakan sakit sama sekali.

"Hah?! Kenapa? A-aku jadi hantu lagi?!"

"Sudah kakak bilang kan jangan jatuh cinta sama manusia! Kamu keras kepala!" Bangchan datang mencabut panah itu lalu membuangnya.

Ningning terdiam. Iya Bangchan itu kakaknya Ningning bukan calon pengantinnya itu mah akal akalan Bangchan aja supaya Renjun lepasin Ningning tapi nyatanya enggak.

"Kenapa sih gak boleh? Aku suka sama Renjun kak!" Ningning nangis.

"Gak bisa dek! Kalau sampe kalian bersama dalam ikatan pernikahan, kasihan nanti anak kalian!" Bangchan membentak sang adik.

Ningning cuma nunduk sambil nangis.

"Anak kalian akan cacat! Apa kamu gak kasihan nanti anakmu di buli temen temennya?!"

Ningning cuma diem dia gak mau kalau harus bilang Njun ayo kita putus








Tiga hari sudah Renjun gak masuk sekolah biasalah anak muda lagi patah hati.

"Ke rumah Njun yuk sepulang sekolah!" Ajak Haechan pada Jeno, Jaemin, dan Shotaro.

"Gue mah ngikut aelah" sahut Shotaro.

"Gue juga" Yangyang nyahut dan entah dari kapan dia duduk di sebelah Haechan.

"Lo bertiga aja, gue dan Jeno mau ketemuan sama Bangchan" ucap Jaemin yang di hadiahi anggukan mantap dari Jeno.

"Dedek mau ikut" Haechan nyengir.

"Gak usah lah! Lo temuin Renjun hibur dia Chan katanya lo sayang Njun" ledek Jeno.

Haechan cuma menye menye sementara Yangyang dan Shotaro ketawa.








"Njun" Haechan maen nyelonong masuk kamar Renjun.

Renjun natap ketiga kawannya lalu kembali rebahan.

"Jun gue kangen tahu" kata Haechan rebahan di samping Renjun.

"Gue enggak" sahut Renjun.

"Uuuuu cinta bertepuk sebelah tangan" ledek Yangyang.

"Kasiaaaaaan deh Echan!" Shotaro terkekeh.

Renjun menghela nafas lelah kemudian bangkit dari rebahannya.

"Jun lo jangan khawatir, Jeno sama Jaemin lagi ketemuan sama Bangchan" kata Haechan di hadiahi anggukan iyain dari Yangyang dan Shotaro.

Renjun langsung natap ketiga temennya lalu loncat lewat jendela.

"JANGAN SEMBARANGAN LUKA LO BELUM PULIH BETUL!!!" teriak Shotaro ngobrit ke deket jendela menyembulkan kepalanya lihat keluar.

Yangyang dan Haechan ikut panik sementara Renjun buka gerbang dengan tergesa gesa.

'Kring' hape Yangyang bunyi.

"Hallo" - Yangyang

"Gimana Renjun?" - Jaemin

"Kabur" - Yangyang

"SUSUL DIA ANJING CEPETAN!!!" - Jaemin

Yangyang langsung matiin hapenya karena pengeng kupingnya denger teriakan Jaemin.

"Kejar Renjun cepetan kata Jaemin!" Yangyang keluar kamar Renjun namun baru beberapa langkah balik lagi.

"Heh koplak lo berdua! Cepetan nanti di bogem Jeno mampus lo!" Yangyang kesel karena Shotaro dan Haechan malah planga plongo.

Haechan dan Shotaro langsung grasak grusuk lari.



















Akhirnya Renjun kesusul juga. Sekaramg mereka lagi di suatu tempat tentunya ada Bangchan dan Ningning.

"Stop! Jangan nyosor dulu nyet!" Bangchan nunjuk Renjun ciusan Renjun langsung kaku badannya gak bisa di gerakin.

Bangchan melirik Ningning yang tengah berdiri di sampingnya "ayo dek ceritain sekarang"

Ningning natap Renjun sebentar lalu menatap kelima kawan Renjun yang lain secara bergantian.

"Ren maafin aku" Ningning berusaha nahan tangisnya.

"Bangchan sebenernya kakak aku bukan calon pengantinku Ren. Aku di takdirkan gak memiliki pasangan hiks... Kita udah melakukan kesalahan Ren hiks... aku minta maaf kita harus hiks...

Perasaan Renjun udah gak enak.

"Kita harus putus Njun" akhirnya ucapan yang gak mau Ningning ucapkan keluar juga.

"Kita gak harus bersama Njun. Kalau kita bersama akan banyak mala petaka" Ningning menangis di akhir ceritanya.

Ningning berjalan perlahan menghampiri Renjun mengecup bibir Renjun untuk terakhir kalinya jangan lupakan badan Renjun masih kaku.

"Maafin aku Njun" ucap Ningning lirih lalu menghilang.

Seiring dengan itu badan Renjun bisa di gerakin lagi.

"Aaaaaaaarrrgghh!!!" Renjun berteriak pilu baru aja dia merasakan bahagia punya pacar.

"Cinta gak harus memiliki Ren. Gue minta maaf harusnya gue gak terlambat datang waktu itu. Ningning melakukan kesalahan besar kalau sampe raja tahu dunia lo bakal ancur" kata Bangchan menepuk pelan pundak Renjun lalu pergi.

Kelima kawan Renjun cuma diam menatap pilu.

"Njun ayo balik!" Ajak Haechan merangkul pundak Renjun.

Renjun nangis gaes lupakan kata kata laki laki gak boleh nangis. Kalau sakitnya kek Renjun sah sah aja kok laki nangis.

"Biar gue yang bawa Renjun" Jeno jongkok di hadapan Renjun yang masih duduk sambil nangis.

Semua ngangguk setuju karena mereka tahu Jeno bakal bawa Renjun lari cepat.







"Mana Renjun Jen?" Tanya Jaemin beserta kawan lainnya baru datang sementara Jeno udah sejam yang lalu di rumah Renjun bahkan Jeno udah sempet makan segala.

"Renjun lagi tidur" kata Jeno.

Semua ber oh ria minus Jaemin.

"Renjun bukan molor goblok! Tapi pingsan!" Seru Jaemin.

"HAH!!"

"Aduh lo gimana sih Jen!" Shotaro geplak kepala Jeno lalu ngibrit ke kamar Renjun.

Dengan kekuatan yang masih ada Shotaro mencoba menyadarkan Renjun. Beruntung Shotaro berhasil namun seperti biasa Shotaro yang lemes sekarang.


































Satu chap lagi tamat yeeaaayyy 🤩

Six A SixTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon