Chapter 1

25.1K 1.2K 24
                                    

29 Januari 2021


•••

Jenna baru membuka mata dalam kesegaran dini hari ketika gadis itu menangkap pemandangan tidak etis di depan mata, sebuah bakpau kembar dibalut boxer yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Bahkan bakpau sialan itu bergerak, mengeluarkan gas beracun disertai suara dan bau yang sama mematikannya.

Hal yang spontan membuat Jenna melayangkan gamparan ke bakpau kenyal tersebut, dan tepat setelah itu rengekan tak jelas terdengar.

"Awhng ... akithah ...."

"Xander!" pekik Jenna, memanggil nama pemilik bakpau, serta mendudukkan diri. Dikibas udara agar oksigen sehatnya tak lagi tercemar bersama hidung mengerut, sebelum akhirnya menatap pemuda itu.

Pria muda yang kini berbaring dengan pose tak elite, kepala di kaki dan kaki naik ke atas sandaran ranjang dengan bakpau menukik ke arah kepala Jenna tadi serta wajah menghadap ke samping membelakangi dan tangan lurus ke bawah badan.

"Ya Tuhan, Xander! Bangun!" Jenna menggoyangkan awak nan terlelap. "Hei, bangun!"

"Ngak ahwh, maw thidur ...."

Jenna mendengkus, ia memanjangkan leher guna menatap muka Xander, mulutnya menganga bersama air liur yang agak mengering di sekitar pipi.

"Kamu ngomong apa, Xan? Bangun Xander, bangun!" Jenna tak menyerah untuk Xander bangkit. "Ish Xander!" Di

"Nghhhh ...." Mengguncang tubuh Xander lebih kuat, akhirnya dengan mendesah dan dua tangan menjadi topangan Xander duduk. Mulutnya mengecap-ngecap dengan mata yang masih tertutup.

Xander kembali merengek bersama suara serak khas bangun tidur. "Hngggh aku capek ... mau tidur!"

"Iya, kamu tidur tidur aja, tapi jangan kayak tadi. Bukannya capeknya ilang entar kamu salah urat." Jenna geleng-geleng miris sedang Xander menggaruk belakang kepalanya.

Jenna menghela napas, membaringkan tubuh Xander lagi agar terbaring sesuai seharusnya. Ia tarik selimut hingga setinggi dada pemuda tersebut dan selepas itu turun dari ranjang.

"Kamu mau ke mana?" Jenna menoleh, pemilik rambut berantakan bak tornado berahang tegas itu bertanya tanpa meninggalkan ritual henyaknya.

"Aku kuliah setelah ini."

"Bikinin aku susu."

"Susu rasa apa?"

"Susu kamu aja." Jenna memutar bola mata sedang Xander tertawa geli. "Ini hari apa?"

"Hari rabu."

"Biasanya aku minta susu rasa apa?"

Jenna terlihat berpikir sejenak. "Susu cokelat, keknya."

"Kalau gitu aku mau susu putih." Jenna mengerutkan kening sedang Xander menyengir. "Pake dot, ya."

"Hm ... iya terserah kamu."

"Jangan terlalu panas!"

"Iya!" Jenna pun keluar, menuju dapur guna membuatkan susu untuk Xander, sesuai yang dikatakan pemuda itu ia ingin menggunakan dot untuk bayi. Jenna merebus dot tersebut terlebih dahulu, barulah membuat susunya.

Mengecek suhu susu pas atau tidak, dirasa oke Jenna pun kembali ke kamar di mana Xander masih setia tertidur. Gadis itu mengedotkan susu ke mulut Xander yang langsung menerimanya layaknya bayi, menyesap bersemangat.

"Aku mau mandi, kamu gak ikutan mandi juga?"

Xander menahan susu ke samping bibir sejenak untuk menjawab, "Nanti ...."

MY HUSBAND IS A ROCKSTAR [B.U. Series - X]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang