Who Is This|03

49.1K 4.6K 146
                                    

Matahari mulai menampakkan dirinya namun seorang gadis cantik masih setia berbaring di atas tempat tidurnya, bahkan suara alarm sudah memenuhi seisi ruangan dan yang ia lakukan adalah membuang jam weker itu ke sembarang arah.

Tok! Tok! Tok!

"Nona bangun, sudah waktunya bersiap-siap kesekolah"

Dengan perasaan malas bercampur dongkol ia segera membuka mata dan pergi ke kamar mandi. Gadis itu melangkah keluar sembari menatap seragam sekolah yang tergantung bebas di lemari, jujur ini adalah kali pertama Leona mengenakan seragam karena selama tinggal di Amerika ia tidak pernah memakai seragam melainkan pakaian bebas.

Tanpa perlu berpikir lagi ia segera memakainya lalu turun kebawah untuk sarapan, namun baru saja ia membuka pintu dua orang pelayan wanita sudah berdiri didepan kamarnya. Mereka menatap Leona sejenak seraya menggelengkan kepala kemudian mendorong gadis itu untuk kembali masuk kedalam kamarnya. Leona menatap bingung kedua pelayan tersebut, sebenarnya apa yang akan mereka lakukan.

"Apa yang kalian lakukan ?!"teriak Leona kesal.

"Penampilan nona yang sekarang sangat berbeda dengan nona Lio"ucap salah satu pelayan.

Leona menghembuskan nafas, apa yang mereka katakan benar. Ia lupa bahwa sekarang dirinya tengah memainkan peran sebagai kembarannya. Gadis itu menatap pantulan dirinya di cermin, terlihat sangat berbeda. Dengan space buns hairstyle Leona terlihat imut dan ini tentu bukan gayanya, terlebih lagi kedua pelayan itu juga merapihkan bajunya, dan sekarang. Ia benar-benar terlihat seperti gadis baik dan polos.

"Sempurna"gumam Leona ketika softlens berwarna biru tersebut menutupi sebelah matanya.

Gadis itu berlari kecil menuruni anak tangga dan saat sampai dimeja makan semuanya sudah berkumpul dengan tatapan mata yang tertuju kepadanya."pagi sayang"sapa Sonya dengan senyum yang mengembang.

Leona hanya diam tak menanggapi ucapan wanita itu, ia heran mengapa dirinya selalu kebagian tempat duduk yang berdekatan dengan pelakor ini. Baru saja ia hendak mengambil roti tapi Sonya sudah mengambilkannya terlebih dahulu, bahkan wanita itu juga mengoleskan selai diatasnya.

Gadis itu menatap malas kearah Sonya."tangan gue gak cacat"

"Leona jaga ucapan kamu!"tegur Wiliam sambil menatap tajam kearahnya.

Ia hanya mengangkat kedua bahunya acuh lalu mengambil selembar roti yang kemudian ia oleskan selai kacang."hey Sonya! Bagaimana rasanya ketika keluar dari club itu ?"tanya Leona dengan mata yang tertuju padanya, bahkan sudut bibirnya sedikit terangkat.

"Pasti rasanya senang menjadi nyonya di keluarga Wilson dan tidak perlu lagi menggunakan tubuhmu untuk mendapatkan uang"ia mengatakan itu sambil tersenyum sedangkan Sonya, tentu saja dia kesal tapi wanita itu tak menunjukkannya secara langsung.

"Keterlaluan, minta maaf sekarang!"bentak William.

Leona menghembuskan nafas panjang."ok aku minta maaf, tapi..."tatapannya beralih kembali kepada Sonya.

"Kapan Sonya akan minta maaf kepada aku dan Lio ? Apa kau tidak merasa bersalah telah menghancurkan keluarga kami ?"sambung Leona yang membuat wanita itu semakin merah padam.

Plak!

Semua yang berada di sana kaget dengan apa yang dilakukan William bahkan Kris yang biasanya terlihat tidak memiliki ekspresi sekarang tersentak kaget. Namun mereka semua semakin dibuat heran dengan tingkah Leona, mengapa gadis itu tertawa ? Padahal ia baru saja ditampar oleh ayahnya.

"Aku bertanya-tanya, bagaimana bisa Liona hidup bersama orang-orang seperti kalian ?"

"Pasti rasanya menyakitkan harus hidup bersama orang yang hanya menganggap dirinya sebagai boneka, terlebih lagi wanita yang menjadi penyebab utama perceraian kedua orangtuanya tinggal seatap bersamanya"

Who Is ThisWhere stories live. Discover now