7. DUA GARIS TAK TERDUGA

Start from the beginning
                                    

Kali ini, Aubree yang duduk menanti Zayn. Mata perempuan itu tidak lepas dari pintu yang membuka dan menutup beberapa kali saat ada pengunjung datang dan pergi.

Sesungguhnya Aubree merasa kecemasan yang sangat. Testpack yang dibawanya dalam tas kecil hitam yang saat ini berada di meja, akan mengubah seluruh hidupnya---dan mungkin Zayn---malam ini.

Suara pintu kaca yang terbuka membuat perempuan dengan sweater cokelat susu longgar itu, kembali menoleh ke arah pintu.

Seorang pria berkaus putih yang ditimpa jaket berbahan denim terlihat masuk. Berdiri sejenak di ambang pintu, menyapu ruangan dengan pandangan. Saat matanya bertemu dengan mata perempuan yang sedang dicarinya, senyum pun tersungging.

Zayn melangkah mendekati perempuan yang sedang berdebar hebat saat ini. Entah mengapa, rasanya menyenangkan bisa menemui Aubree malam ini. Melihat perempuan itu baik-baik saja, kelegaannya semakin menjadi. Sepertinya, kekhawatirannya lebih dari seminggu belakangan ini berlebihan.

Begitu tiba di hadapan Aubree, Zayn menarik kursi dan duduk di sana.

"Aku lega kamu baik-baik saja," katanya, begitu bokongnya lekat pada kursi. "Ada apa?"

Aubree menghela napas panjang dengan perlahan. Tangannya bergerak merogoh tas di meja untuk mencari benda yang akan diperlihatkannya pada Zayn.

Tidak lama, testpack itu sudah diletakkannya pada meja di hadapan Zayn.

"Testpack?" Zayn bertanya setelah melihat benda panjang itu di meja sesaat. Dipandangnya Aubree dengan penuh tanda tanya.

"Garisnya dua," sahut Aubree sambil menunjuk ke arah garis di testpack.

Zayn menunduk lagi, memperhatikan kembali garis dengan tidak paham.

"Kamu hamil?" tanyanya bingung, kembali menatap Aubree.

"Anak kamu ...." Aubree berucap, dengan kerongkongan yang mendadak kering.

Zayn mematung untuk beberapa saat, sebelum menunduk lagi untuk melihat testpack dan Aubree bergantian. Kemudian, kembali membeku.

Logikanya bergelut. Bertanya-tanya tentang bagaimana bisa Aubree mengatakan kalau ia hamil karena dirinya? Bukannya perempuan itu tahu kalau seorang Zayn tidak dapat membuahi.

Aubree sendiri menunduk dalam-dalam. Gelisah, paham sekali jika Zayn hendak berkelit. Pasrah. Logika saja, bagaimana bisa lelaki mandul membuahi.

Membayangkan hari-harinya setelah ini, membuat hati Aubree nyeri. Tetapi, apa boleh dikata? Dia tidak mungkin melakukan kesalahan sekali lagi dengan menggugurkan jabang bayinya.

"Kita akan ke dokter besok."

Ucapan Zayn sontak membuat Aubree mengangkat kepala. Matanya mengerjap berkali-kali, mencoba memastikan apa yang baru saja didengarnya.

"Kita akan memeriksa kandunganmu ke dokter besok," ucap Zayn lagi.

"Apa sebenarnya kamu tau, kalau sebenarnya kamu bisa membuahi?" Aubree bertanya dengan hati-hati, takut kalau Zayn berpikir dirinya sedang dituduh. Meski pun, sebenarnya demikian. Jika Zayn benar tahu, artinya Aubree telah ditipu.

Zayn menggeleng. "Aku tidak bisa membuahi, itu yang aku tau. Selama 3 tahun 6 bulan, tidak ada satu pun benih yang berhasil berkembang di rahim Kiran."

FROM A TO Z, I LOVE YOU - (COMPLETED - TERBIT)Where stories live. Discover now