43. Tertampar Fakta Lagi 💤

Start from the beginning
                                    

"Lena yang biasanya suka balap bareng kakak," tambah Quin membuat Jeno teringat.

"Oh iya, kakak lo baru aja semalam balap sama gue."

"Nah, iya. Walaupun lo sama kakak gue sering ngebalap, gue dukungnya elo. Gue ngefans banget sama lo. Kak, boleh minta tanda tangannya gak? Lo asli hebat banget bisa ngalahin kakak gue. Gue sering temenin kakak gue ke arena balap dan seru lihatin lo balap sama kakak gue," kata Quin mulai merogoh kertas di dalam tasnya. Cewek itu senang melihat idolanya berdiri di hadapannya.

Jeno menerima kertas dari Quin. Cowok itu segera memberi tanda tangan kepada Quin. "Gak nyangka gue bisa punya fans," ucap Jeno tersenyum tipis sembari membalikkan kertas kepada Quin.

Quin mengangguk cepat dan memberi kecupan di kertas itu. "Habisnya gue suka gaya lo pas bawa motor."

"Ayok kapan-kapan keliling Jakarta sama gue," tawar Jeno sambil menunjuk kunci motornya.

"Serius? OMG! Serius ini serius?" Quin mengacak rambutnya sendiri dengan senyuman lebar.

"Khusus buat fans pertama gue. Mau?"

"Mau," jawab Quin cepat. "Boleh sekalian minta nomor HP Kakak?" Quin kali ini menyodorkan ponselnya.

"Boleh." Dengan cepat Jeno memasukkan nomor ke ponsel Quin. "Nama asli gue Jeno. Lo boleh panggil gue Jeno."

"Jeno? Bentar. Jadi lo ... cowok yang lagi deketin Misya?" tanya Quin hati-hati sembari menerima ponselnya kembali. Detik ini, mood-nya turun drastis.

"Well." Jeno hanya memberi senyuman miris. Detik berikutnya sudah terdengar suara Pak Rasyid dan Misya yang menggema.

"MISYA MARGARETHA!! KALIAN NGAPAIN?! KENAPA MESUM DI RESTORAN SAYA?"

"What happen?" tanya Quin heran.

Jeno tidak menjawab dan sudah berlari ke arah gudang diekori Quin.

💤💤💤

"HUAAAAA PERUT ADUHAIKU TEREKSPOS!! DEMI PANDA, KUGAK RELA!!" teriak Misya menggelegar, meraih baju Benny untuk menutupi perutnya.

Pak Rasyid sudah mengelus dada. Tidak hanya Misya yang tidak rela perutnya terekspos. Pak Rasyid juga tidak rela memiliki karyawan yang berbuat mesum dengan cowok di gudangnya. Bagaimana kalau kejadian mesum ini tertangkap basah oleh CCTV dan restoran ini jadi viral karena ulah Misya? Gawat! Pak Rasyid tidak ingin kejadian seperti itu terjadi. "Kalian harus saya nikahin secepatnya supaya cepat halal."

"Sah," balas Benny cepat sambil memperagakan orang sedang mengetuk palu, sedangkan Misya sudah melototi cowok itu. Benny tersenyum miring, kemudian berbisik kepada Misya "Setelah nikah, kita bisa melakukannya dengan bebas."

"HEH? BENNY!!" Misya menginjak sol sepatu Benny dengan geram. Sembarangan tuh cowok. Benny meringis kesakitan.

Jeno dan Quin yang baru saja tiba di gudang, disuguhi oleh adegan hot-nya Misya dan Benny. Benny terlanjang dada, dan baju bagian bawah Misya robek sehingga pusarnya terlihat.

Misya yang kesal, karena bajunya robek dan tidak diberitahu Benny ingin balas dendam. Masih berurusan dengan cicak, Misya segera meraih cicak gepeng yang ditimpah Benny tadi. Misya tersenyum iblis memamerkan cicak kepada Benny.

After Being Happy, Then? [TERBIT]Where stories live. Discover now