39. Pahlawan yang disangkal 💤

Start from the beginning
                                    

Kenny memijat pelipis. Dunianya kembali berputar lagi. Beberapa hari yang lalu, Kenny bisa mendesak Misya ke cowok lain. Sekarang? Rasanya kenapa sesak lihat Misya yang sudah mau digaet kakaknya.

Kaki Kenny memutar balik ke dalam ruangan kelas. Kenny menarik kursi ke sudut ruangan, duduk di sana. Kenny berharap ketenangan yang ia dapat, akan tetapi malah ada suara grasak-grusuk dari teman sekelas yang membuat Kenny tidak dapat melelapkan tidur.

Murid-murid lagi sibuk mempersiapkan lomba.

Pekan remedial telah selesai. Sambil menunggu beberapa hari lagi untuk pengambilan raport, hari ini sekolah mengadakan acara lomba. Lombanya beragam, mulai dari lomba olahraga, melukis, nyanyi hingga makan kerupuk.

Setiap tahun Kenny dan Misya pasti akan berpartisipasi dalam lomba makan kerupuk, akan tetapi tahun ini tidak perlu berharap lagi. Kenny dan Misya sudah selesai.

Kenny berdiri dari kursi. Ia ingin ke tempat yang lebih tenang. Baru saja langkahnya tiba di ambang pintu, Angel sudah menghalanginya.

"Kak Ken." Angel menyapa dengan senyuman sumringah seperti biasanya.

Kenny menatap Angel dingin. Angel tersenyum manis kepadanya. Biasanya Kenny pasti akan luluh, tapi kali ini berbeda. Entah kenapa Kenny muak sama senyuman itu.

"Kak Ken, Angel daftarin kita lomba makan kerupuk, loh. An--"

Kenny menaruh telunjuk di depan bibirnya. Sejak aksi Angel ketangkap basah, mendengar ocehan gadis itu saja sudah membuat Kenny malas apalagi harus berlama dengan Angel. Kenny memilih untuk berjalan pergi.

Alhasil, Angel mengejar Kenny di sepanjang koridor. Kenny berjalan dengan cepat. Angel ngos-ngosan saat dapat menyetarakan langkahnya dengan Kenny.

"Angel pengen balik ke rumah Kak Ken lagi," minta gadis itu seolah rumah Kenny miliknya.

Kenny ingin segera menolak keinginan Angel, akan tetapi ia harus memastikan keadaan Angel. "Emang masih dicambuk?"

Ang ingin berbohong, tapi tidak bisa. Bekas cambukan di tangannya sudah mulai memudar, tidak ada cambukan baru lagi. Bahkan, akhir-akhir ini Dicky sangat baik terhadapnya. "Udah nggak, Kak Ken."

"Yaudah. Ngapain balik ke rumahku?" Kenny masuk ke dalam ruangan musik. Angel mengekorinya.

"Ka--karena ...."

"Apa? Dulu kamu minta pindah ke rumahku gara-gara kena cambukan. Sekarang udah nggak, jadi gak usah cari alasan baru lagi," jawab Kenny ketus sambil meraih botol aqua di dalam dus.

Angel mengerucutkan bibir. "Yaudah, gapapa Kak. Angel tetap stay sama papa Dicky, tapi Kak Ken jangan kacangi Angel lagi di chat. Jangan marah sama Angel lagi, pleaseee??"

"Bisa. Aku bisa nggak kacangi kamu lagi, nggak marah sama kamu lagi. Tapi tugasku udah selesai, Ngel. Aku sama Misya udahan. Aku nggak akan jaga kamu lagi. Kamu nggak perlu tiap saat cari aku. Ngerti gak?!" Kenny tidak jadi minum. Botol itu ia hentakkan ke meja. Kenny memberi Angel tatapan amarah sebelum duduk di depan drum.

"An--Angel ngerti," jawab Angel dengan suara lirih. Gadis itu kini berdiri di hadapan Kenny yang sedang bersiap ngedrum. "Angel juga gak mau Kak Ken jaga Angel sebagai adik."

After Being Happy, Then? [TERBIT]Where stories live. Discover now