Ngomong-ngomong, tumben nih Saira ngajak ketemuan. Biasanya Gara yang ngajakin. Makanya Gara sangat antusias ketika tadi Saira meng-SMS untuk ketemuan di sini. Bagus, ada kemajuan.

"Ga, aku mau kita putus."

Hah? Gimana? gimana? Gara nggak salah dengar?

"Maksudnya?"

"Putus. Nggak usah pacaran lagi."

"Kenapa?" Gara seketika loading bentar. Karena kalau dilihat-lihat hubungan mereja lancar aja. Kok tiba-tiba gini.

"Aku mau fokus belajar."

Itu alasan yang sangat pasaran. Gara seketika terkekeh.

"Ya ampun, cuma gara-gara itu aja," kata Gara disertai seringai. "Emang kalo kita pacaran, kamu nggak fokus jadinya?"

Saira cuma diam. Ia menatap ke arah lapangan voli di depannya.

"Lagian aku nggak pernah loh larang kamu kalo sibuk belajar, selagi kita pacaran. Kita juga nggak terlalu banyak ngabisin waktu buat ngedate. Selama kita pacaran hampir enam bulan, kamu masih bisa tuh dapat juara satu. Kenapa sekarang jadi gini?"

"Bentar lagi UN sama SNMPTN. Aku mau lebih fokus."

Gara diam, bingung mau jawab apa. Mungkin agak masuk akal sih alasannya. Mungkin dengan putusnya mereka, Saira bisa lebih fokus tanpa harus balasin tiap SMS dari Gara atau teleponan tiap malam minggu.

"Terus kalau udah selesai SNMPTN, kita balikan lagi ya?" Saira tak menjawab. Ia malah menoleh ke samping yang berlawanan dengan Gara. "Iya, bilang."

"Nggak."

"Lah, kenapa? Kan masalahnya cuma mau fokus ujian, abis tuh kan bisa balikan lagi. Kecuali sih, kalo kamu udah nggak suka lagi sam--" Gara memutus perkataannya seraya menatap Saira sekali lagi. Apa iya, sebetulnya karena Saira sudah tak ada perasaan apa-apa lagi sama Gara? Alasan mau fokus ujian mungkin cuma alibi?

Saira berdiri, sambil mengibas-ngibas belakang roknya yang sudah mengeriting.

"Udah ya, kita udah nggak ada hubungan apa-apa lagi."

Gara langsung mencekal tangan Saira ketika cewek itu akan melangkahkan kakinya.

"Aku belum iyain loh kita putus."

"Kamu iyain atau enggak, kita tetap putus."

Saira langsung melepas tangannya dari cekalan Gara dan pergi dari sana.

***

Kalau Masih Cinta, Bilang (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang