KEVANO - 31

Mulai dari awal
                                    

Setelah membagikan pada orang-orang di bawah jembatan, mereka beralih mendatangi pemukiman kumuh.

“Nih minumannya.” Fajar membagi-bagikan air mineral saat melihat pasukannya kelelahan. Mereka sekarang sedang duduk-duduk di bawah pohon untuk menyejukkan diri yang sempat terpapar sinar matahari.

Pasukan Fajar menerima air mineral dari kepala sukunya lalu menenggaknya dengan cepat karena mereka memang sedang kehausan.

Vano memperhatikan Keyla yang sedang duduk dengan Fifi. Perempuan itu sedari tadi diam saja saat Vano mengajaknya ngobrol di tengah kegiatan mereka membagi-bagikan barang. Bahkan Keyla melengos saat tidak sengaja bertatapan dengan Vano.

Sampai sekarang Vano masih berpikir kenapa sikap Keyla sampai seperti itu padanya padahal menurut Vano kesalahannya juga tidak terlalu besar. Dia hanya ingin mendekatkan diri dengan Keyla saja walau kadang caranya membuat Keyla terganggu, tapi itu termasuk salah satu usaha Vano.

Vano merasa hidupnya jungkir balik. Dulu dia berusaha mendekati Keysha, tapi Keysha mengabaikannya. Sekarang saat dia sudah pindah haluan ke Keyla Keysha malah semakin dekat dengannya. Walau begitu perasaan Vano tetap pada Keyla seperti yang Ardian pernah katakan. Dia akan fokus mendapatkan Keyla dan tidak akan terkecoh dengan kehadiran Keysha. Vano juga bersikap perhatian pada Keysha karena dia menganggap Keysha seperti adiknya, bukan karena dia kembali menyukai Keysha.

“Argh! Apa ini yang ada dirambut aku?” teriak Keysha terkejut karena dia merasa ada sesuatu yang hinggap di rambutnya.

Semuanya menoleh ke arah Keysha. Mereka bisa melihat ada seekor belalang kayu yang hinggap di rambut Keysha.

Vano yang berada tepat di sebelah Keysha langsung mengambil belalang itu dan menerbangkannya kembali. Tentu itu sangat mudah untuk Vano karena dia pawangnya belalang. Dulu dia suka menangkap belalang saat liburan ke rumah omnya. Belalang-belalang itu Vano kurung di dalam plastik yang sudah dilubangi kecil untuk tempat bernapas belalang. Teman-teman Vano dulu suka menggoreng atau membakar belalang hasil tangkapan mereka, tapi Vano tidak mau ikut memakannya karena jijik.

Vano merapikan rambut Keysha yang sedikit berantakan setelah tertiup angin. Apa yang dilakukannya itu membuat Keysha tersipu malu dan merasa baper dengan sikap manis Vano.

Semua yang dilakukan Vano tidak lepas dari perhatian teman-temannya yang masih memperhatikan mereka berdua semenjak mendengar teriakan Keysha. Mereka melempar godaan pada Vano yang bersikap manis pada Keysha padahal misi utamanya adalah mendapatkan Keyla.

“Jadi, yang bener sama adiknya atau kakaknya, nih?” goda Fajar.

“Gak usah sok kecakepan sampai mau ngambil dua-duanya.” Vinka ikut mengeluarkan suara.

“Pelet Vano oke juga,” timpal Ardian.

Keyla mendengus lalu beranjak dari duduknya membuat Fifi langsung menoleh.

“Lo mau kemana, Key?” tanyanya dengan berteriak karena Keyla sudah sedikit jauh.

“Nyari es. Gue masih kepanasan,” jawab Keyla tanpa menoleh karena dia tahu kalau teman-temannya pasti sedang memperhatikannya.

Keyla berjalan lurus menuju taman yang dekat dengan lokasi tempat teman-temannya memarkirkan motornya. Dia ingin menyendiri sekarang. Ada rasa aneh yang muncul, yang membuatnya malas harus berada satu lokasi dengan Keysha dan Vano. Padahal jika dipikir-pikir Keysha itu adik Keyla, seharusnya Keyla dekat dengannya. Namun, yang terjadi malah Keyla menjauh darinya sedari tadi. Entah kenapa dia bete melihat wajah adiknya sendiri akhir-akhir ini.

Melihat Vano yang hanya menatap kepergian Keyla, Ardian segera menghampirinya. Dia akan menyadarkan Vano dari kebodohannya agar tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.

“Kejar, bego! Keyla cemburu tuh,” bisik Ardian agar Keysha yang duduk di sebelah Vano tidak bisa mendengarnya.

Vano langsung menoleh dengan mata melotot. “Serius?” tanyanya pada Ardian.

Ardian mengangguk. Anggukannya itu membuat Vano tanpa berpikir panjang langsung mengejar Keyla. Jujur saja, sebelumnya dia belum connect karena dia pikir Keyla memang pergi untuk membeli es seperti yang dia bilang tanpa ada maksud lain.

“Kak Vano mau kemana?” Keysha ikut berdiri berniat mengejar Vano.

“Eits, di sini aja, Adek cantik. Sama Babang Ardian aja, ya? Kita duduk lagi.” Ardian menarik tangan Keysha lembut agar Keysha kembali duduk.

Keysha menurut. Dia kembali duduk dan beralih ngobrol dengan Ardian yang ternyata tidak kalah kocak dengan Vano.

Di tempat yang hanya berjarak beberapa meter dari parkiran motor, Vano sedang berlarian mencari Keyla. Matanya memperhatikan sekitar dengan teliti. Dia yakin akan menemukan Keyla karena Keyla tadi berjalan ke sini.

Setelah berjalan cukup jauh, Vano menemukan Keyla sedang duduk di taman dengan minum es. Vano segera menghampirinya.

“Key!” panggil Vano dengan nafas ngos-ngosan. Dia langsung duduk di sebelah Keyla tanpa permisi.

“Lo ngapain ke sini, sih!” Keyla menatap Vano kesal. Dia sedang ingin menghindari Vano, tapi laki-laki itu malah datang menghampirinya.

“Lo cemburu?” tanya Vano tanpa basa basi.

“Hah?” Keyla menatapnya tidak mengerti.

“Lo cemburu lihat gue sama Keysha?”

“Idih kepedean lo! Amit-amit cemburuin lo. Keysha juga gak suka kali sama lo,” balas Keyla ketus dengan menatap ke arah lain.

“Udah lah, Key, jujur aja kalau lo emang cemburu! Kalau emang kita saling suka mending kita pacaran aja, Key,” ucap Vano santai.

Keyla tercengang beberapa detik lalu memukul lengan Vano keras setelah tersadar.

“Lo gila! Dan gue gak mau sama orang gila!”

🌻🌻🌻

KEVANO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang