17. BERULAH.

3.7K 300 19
                                    

Senin pagi,Aurin sudah siap dan rapi dengan seragam sekolahnya. Gadis itu menuruni satu-persatu anak tangga,di bahu kirinya ia mencangklongkan tasnya sedangkan di lengan kanannya ia sampirkan jaket yang biasa ia pakai sekolah.

"PAGI PAPA ABANG." sapa Aurin semangat.

Semalam papanya pulang dari tugasnya sebagai seorang dokter. Sedangkan,mamanya masih besok akan kembali ke rumah.

"Sarapan dulu! Nanti abang yang antar kamu ke sekolah." seru Arion.

"Hemm."

Aurin pun sarapan dengan kaki yang bersila di atas kursi,jika papanya tau posisi kaki Aurin sekarang maka beliau akan langsung marah. Beruntung karena posisi kaki Aurin tidak diketahui oleh ayahnya karena tinggi meja yang sampai pada perutnya. Jadi semua aman.

"Ayo abang berangkat!" katanya.

Arion yang sedang meminum air putih langsung mengernyit. "Minum dulu!" katanya.

Aurin menggeleng. "Nggak bang,nanti Aurin cegukan." balasnya.

Kebiasaan atau kini yang merangkap menjadi keanehan Aurin adalah,tidak minum setelah makan. Saat makan bubur bersama Saka pun ia tak minum,hanya membeli air mineral saja. Entahlah bagaimana bisa,sehabis makan lalu minum maka Aurin akan langsung cegukan. Apa hal seperti itu hanya Aurin sendiri yang mengalami?!

"Yasudah,ayo berangkat!"

Aurin mengangguk lalu menyalimi tangan sang papa. "Aurin berangkat dulu pah. Jangan rindu ya, Assalamu'alaikum papa ganteng." salamnya diikuti dengan dua kecupan di pipi kanan dan kiri papanya.

"Wa'alaikumsalam,belajar yang bener di sekolah!" pesan beliau.

Aurin tersenyum lalu mengangkat tangannya hormat. "Siap bapak negara!"

Aurin pun berangkat ke sekolah dengan di antar oleh Arion.

"Ingat apa kata papa tadi. Belajar yang bener!" peringat Arion saat keduanya sudah sampai di sekolah Aurin.

"Iya."

"Jangan nakal!"

"Iya."

"Jangan bikin ulah!"

"Hemm."

"Jadi anak penurut!"

"Iya."

"Jangan iya-iya terus!"

"Inggih suhu!" balas Aurin kesal.

"Dahlah,abang darah tinggi terus! Aurin masuk ke sekolah dulu, Assalamu'alaikum." katanya berpamitan pada Arion.

–––

Bel istirahat pertama sudah berbunyi sejak tiga menit lalu. Putri menggerutu kesal saat Aurin tak kunjung berdiri dari duduknya. Ada apa dengan Aurin sih?! Sungguh Putri tak tau!

"Rin,ayo kantin lah!" rengeknya.

Aurin tetap menggeleng ini sudah ke sepuluh kalinya Putri merengek seperti itu,dan sepuluh kali juga Aurin merespon dengan gelengan kepala.

"Ck! Ayo Rin."

"Lo gak bayangin cilok? Mie ayam? Bakso? Mie goreng? Es teh? Es coklat?"

Putri mendengus lalu menyatukan kedua tangannya di depan dada, kepalanya sendiri menengadah ke atas.

"Ya Tuhan. Ada apa dengan teman Putri?! Boleh gak Putri melakukan kekerasan pada teman Putri yang satu ini?! Penggal kepalanya contohnya."

MY POLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang