6. BAPAK POLISI (II).

5.6K 466 14
                                    

Aurin mengayunkan kakinya dengan lihai. Gadis itu memutuskan untuk berhenti sejenak,manik matanya menyisir setiap sudut yang ada di sekitarnya.

Jakarta indah saat sore hari. Aurin tersenyum menikmati pemandangan kota Jakarta.

"Kak,mau beli minumannya?"

Suara anak kecil mengalihkan perhatian Aurin. Gadis bar-bar itu mengangguk lalu mengambil satu botol air mineral.

"Ini berapa dek?"

"Empat ribu aja kak."

Aurin mengangguk lalu memberikan uang sepuluh ribu pada anak kecil itu.

"Gak ada kembaliannya kak. Kakak gak ada uang pas?" cicit anak kecil itu.

Aurin tersenyum. "Gak papa,ambil kamu aja kembaliannya."

Anak kecil itu tersenyum bahagia. "Terimakasih kak."

Aurin mengangguk. "Sama-sama dek."

Anak kecil pedangan minuman dengan penampilan lusuh itu pergi dari hadapan Aurin. Gadis berseragam SMA itu tersenyum,hatinya tak henti bersyukur atas Rahmat dan nikmat yang telah Tuhan berikan untuknya.

Aurin kembali melanjutkan langkahnya. Setapak demi setapak jalan Aurin lalui. Mata bulatnya memicing saat mendapati seorang anak kecil yang ingin menyabrang jalan raya.

BRAK

Mata Aurin membulat. Gadis itu segera menghampiri anak kecil tadi. Ramai sudah orang-orang di sekitar lokasi anak kecil. Aurin membelah kerumunan.

"Kamu gak papa?!" ujar Aurin.

Anak kecil itu menggeleng. "Lutut Adam sakit kak hiks...hiks..."

Anak kecil yang diketahui bernama Adam itu menangis. Lengan kecil beserta lututnya terluka. Aurin mengusap kepala anak kecil itu.

Mata Aurin memicing pada orang-orang di sekitar. "Kalo gak mau bantu,bisa bubar?! Dia terluka." sinis Aurin pada orang-orang di sekitar.

Orang-orang pun menyingkir bahkan ada yang nampak tak peduli.

"Kamu bisa berdiri?! Kakak obati luka kamu."

Adam mengangguk. "Tapi uang hasil ngemis Adam bagaimana kak?"

Aurin tersenyum. "Biar kakak yang ganti ya?!"

"Sekarang kita duduk di sana dulu,lalu obati luka kamu. Oke?!" sambung Aurin.

Adam mengangguk lalu berdiri. Kaki kecil tanpa alas kaki anak kecil ini berjalan di atas jalanan kota Jakarta.

Aurin mengeluarkan obat merah dan hansaplast dari dalam tasnya. Tangan Aurin beralih membuka tutup botol air mineral yang sempat dibelinya tadi. Aurin mulai membersihkan lalu mengobati luka Adam.

"Perih kak." ringis Adam.

Aurin tersenyum lalu mengusap pucuk kepala Adam. "Cowok itu harus kuat loh." katanya.

Anak kecil berpenampilan lusuh itu mengangguk. "Iya,Adam kuat kok."

"Pinter."

"Adam...Adam gak papa? Kakak khawatir."

Suara halus seorang gadis kecil mengalihkan perhatian Aurin dan Adam.

"Adam gak papa kak. Luka Adam sudah di obati sama kakak cantik ini." balas Adam.

Aurin tersenyum. "Kamu,tadi yang nawarin kakak air kan?"

Anak perempuan itu mengangguk. "Iya kak. Terimakasih sudah membantu adik saya. Saya gak tau harus balas jasa kakak dengan apa."

MY POLICEWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu