"No, Pan! We are not done! We are just break!" Kenny menghampiri Misya, menyentuh lengan tangan cewek itu. Misya menepisnya, enggan disentuh.

"Hari itu salah paham, Sya. Angel tiba-tiba cium gue di saat gue perhatiin keadaannya."

"Apaan?! Lo gak nolak, Ken! Lo malah bengong di tempat!" sahut Misya dengan nada tinggi. Cewek itu menuding-nuding dada Kenny dengan ujung telunjuknya. "Lo sendiri yang buka kesempatan buat si ular cium lo. Kalau lo gak perhatian sama dia, mana mungkin dia bisa punya kesempatan kayak gitu?"

"Sya! Dia itu adik kelas lo! Dia punya nama bagus-bagus. Bisa gak sih jangan panggil dia ular lagi?" Kenny malah salah fokus.

Misya berdecak, berusaha tersenyum sinis padahal dadanya terasa sesak, mendengar ucapan Kenny barusan. "Kenapa? Lo gak suka dia dipanggil ular? Lo kasihan sama dia? Lihat aja ... sampai sekarang lo masih bela dia."

"Bukan gitu, Sya. Ta--"

"Udah, gue gak mau dengar lagi. Pulang lo sana!"

"Kok pulang? Sekolah, Sya. Ayok kita berangkat bareng pakai angkot ... angkot transportasi kesayangan Panpanku. Romantis ya kita naik angkot bareng? Angkot mana angkot?" Ngeledek. Si Kenny celingak-celinguk cari angkot, tapi jalanan sepi.

Untuk yang bertanya mobil Kenny kemana? Mobil itu masih ada di bengkel.

"Ayok, Panpan," ajak Kenny lagi.

Misya masa bodoh, mengacuhkannya. Cewek itu mulai berjalan ke arah sekolah. Kenny mengejarnya, menyejajarkan langkahnya dengan langkah Misya.

"Angkotnya mana? Kenapa kita harus jalan kaki begini?"

"Angkot?" Misya memberhentikan langkahnya untuk menatap Kenny kesal. "Pagi-pagi angkot jarang lewat sini!"

"Jadi ...."

"Iya, jadi tiap saat lo gak bisa datang jemput gue, gue jalan kaki!"

Ucapan Misya membuat Kenny tertohok. Jadi selama ini dia telah membiarkan pacarnya jalan kaki di saat dirinya berangkat bareng Angel ke sekolah? Kenny merasa pacarnya kasihan. Cowok itu mengusap rambut Misya pelan, akan tetapi ditepis Misya.

"Jangan sentuh gue, Kentut!"

Bukannya dengarin, Kenny kembali melakukan kontak fisik. Cowok itu tumben pekaan. Ia menarik Misya ke sisi kiri hingga posisi mereka kini saling tertukar. Kenny berada di sisi luar, mendekati jalanan, dan mobil yang sesekali berlalu-lalang. "Ya udah, Sya. Yang penting bisa berangkat ke sekolah bareng lo, gitu aja gue udah bahagia."

Mereka pun berjalan menuju sekolah. Misya menampilkan senyuman kecil di saat Kenny tidak melihatnya. Jujur saja, rasa kangen Misya terhadap Kenny sedikit terobati.

💤💤💤

Murid-murid berbisik ketika melihat Misya dan Kenny masuk ke dalam sekolah bersamaan. Mereka bingung, bukannya Misya dan Kenny sudah putus?

"Palingan juga Misya caper ke Kenny, makanya Kenny terpaksa berangkat bareng Misya ke sekolah."

"Najis banget Misya, udah selingkuh masih gak tau diri."

After Being Happy, Then? [TERBIT]Where stories live. Discover now