Mencoba Fokus

152 33 0
                                    

Happy reading ❤️❤️

×××

Author POV

Lily menyelesaikan kelasnya secepat mungkin.
Ia berlari ke lapangan Quidditch sembari melihat arlojinya yang menunjukkan pukul 16.05
Dia membuat janji bahwa dia akan berlatih Quidditch bersama Angelina dan Katie,kakak kelasnya.
Untungnya mereka tidak ketakutan seperti orang lain yang menyangka bahwa Lily adalah pewaris Slytherin.
"Maaf telat!" Lily berteriak saat ia sampai di gerbang lapangan Quidditch,napasnya terengah-engah,dia kelelahan.
"Ayo cepat!" Angelina yang mendengarnya langsung menyuruh Lily untuk segera memasuki lapangan dan berlatih.

Tak perlu waktu lama,Lily selesai berganti baju dan terbang memasuki lapangan Quidditch, menghampiri kakak kelasnya.
"Maaf! Ada kelas tambahan tadi!" Lily sekali lagi meminta maaf.
"Iya iya,gak apa-apa kok!" Katie menenangkan Lily yang masih meminta maaf kepada mereka.
Lily memicingkan matanya, bertanya-tanya siapa perempuan yang ada di samping Angelina.
"Oh! Kenalkan ini Alicia Spinnet,mantan tim Quidditch Gryffindor" Angelina yang paham dengan ekspresi Lily,langsung mengenalkan perempuan yang disampingnya,menghapus kecanggungan.
"Oh! Senang bertemu denganmu! Aku Lily Potter" Lily terlihat senang bertemu orang baru.
"Sudah berkenalannya? Ayo latihan!" Lagi-lagi Angelina bersikap seperti kapten tim Quidditch,tapi jika bukan karenanya,mungkin mereka tetap diam diposisi itu.

Lamanya mereka berlatih membuat Lily semakin bersemangat.
Dia bukannya tumbang,malah serasa diberikan minuman berenergi.
Tanpa dia sadari,dia sudah mencetak gol tanpa peduli skor yang lain.
Tentu saja dia bermain dengan jujur,jika ia tidak jujur, mungkin Angelina akan menghukumnya.
"Sudah! Aku..lelah.." Katie merendahkan sapu terbangnya,duduk didekat tiang gawang.
Menyadari hal itu,Alicia,Lily,dan Angelina langsung menghampiri Katie yang sudah membaringkan badannya di atas rumput-rumput hijau.
"Hah..ku akui..Lily lebih berbakat daripada diriku" ternyata Alicia sudah kelelahan sedari tadi.
"Bagus,Lily! Lihatlah mereka tumbang karena mu!" Angelina menjadi satu-satunya orang yang menutupi kelelahannya.
"Ah..aku belum sebaik kalian" Lily merendahkan dirinya,tak ingin hidungnya kembang-kempis tak jelas.
"Itu..permainan terbaik,fyuhh" Alicia ikut-ikutan tidur di rumput hijau.
Mereka terus memuji satu sama lain tanpa sadar waktu.
Tanpa menyadari bahwa langit sudah semakin gelap.
Bahkan arloji Lily yang sudah menunjukkan pukul 17.50, mereka tidak menyadarinya.

×××

Sesampainya di asrama,tepatnya di ruang santai Gryffindor.
Lily melihat Ginny sendirian duduk di bangku dengan buku didepannya.
Ia beranjak menghampirinya,Ginny terlihat sangat fokus dengan buku itu.
Dia ingin mengejutkannya,namun niat itu dia urungkan setelah ia mendengar ada suara dari luar, sepertinya itu teman-temannya Ginny.
Pikirnya dia akan disangka menyakiti Ginny karena beberapa rumor buruknya yang belum terselesaikan dengan baik.
Dia langsung beranjak menaiki tangga dan memasuki kamar perempuan.

Keesokan harinya

Lily dan teman seangkatannya ada kelas Pertahanan dari sihir hitam.
Sebenarnya, Professor Lockhart lebih sering menyuruh murid mengerjakan tugas sendiri,sedangkan ia malah kembali ke kantornya,bersantai.
Bahkan saat ini,ia melupakan pr yang ia berikan.
Itu membuat Hermione kesal,dia bahkan menghela nafas berat.
Untungnya dia 'sedikit' tampan.

"Hei,Lily" Saat semua sedang bermain karena Professor Lockhart kembali ke kantornya,Draco memilih berbicara dengan Lily.
"Hm?" Lily menggumam menjawab Draco dengan matanya yang masih fokus dengan catatan-catatan nya.
"Aku penasaran,bagaimana rambutmu berwarna merah sedangkan Harry berwarna hitam? Dan juga kenapa penglihatan mu baik-baik saja sedangkan Harry sangat buruk?" Draco bertanya panjang lebar sembari melihat Lily yang sekarang menatap Draco kesal.
"Gen ibuku lebih kental daripada gen ayahku" Lily memilih menjawab dengan singkat lalu memfokuskan dirinya pada catatannya lagi.
"Ahh! Ayolahh! Ceritakan lagi" Draco merengek ke Lily,untung saja orang lain tidak melihatnya, image-nya yang gagah bisa hancur,apalagi rambutnya yang rapi memakai gel,sangat aneh jika dia terlihat merengek-rengek lucu seperti tadi.
"Pftt! Apa ini? Draco merengek? Hahaha" Lily langsung tertawa karena melihat Draco yang memohon-mohon untuk menceritakan kisahnya.
"Pleaseee" Draco membuat wajah seperti anak anjing yang lucu,membuat Lily tak sengaja mencubit kedua pipi Draco,suasana menjadi canggung sebentar.
"Umm..maaf" sadar akan hal itu,Lily langsung melepaskan cubitannya yang terjadi karena gemas terhadap tingkah Draco.
Pipi Draco memanas dan memerah semerah tomat,dia pelan-pelan memundurkan tubuhnya yang terlalu dekat dengan Lily.
"Ehem..emm..anu..aku..ingin tahu lebih tentangmu.." Ucap Draco pelan,tapi sayang,Lily mendengarnya dengan jelas.
"Oh..emm..kenapa?" Lily sepertinya masih canggung dengan hal tadi,dia menjawab tanpa memandang Draco,dia malah memainkan halaman buku catatannya.
'Eh? Dia mendengarnya?' kira-kira begitu isi pikiran Draco yang masih malu.
"Emm..aku ingin berteman denganmu" Draco mulai memperbaiki image-nya yang berantakan,kembali menatap Lily walau wajahnya masih panas karena malu.
"Oh? Mau berteman? Bukannya ini juga teman?" Lily melupakan kejadian tadi,kini ia malah bingung dengan sikap Draco yang tiba-tiba mau berteman dengannya.

'Apa ini? Suatu rencana untuk menjebakku?' Sepertinya pola pikir Lily malah mengarahkan ke arah yang jahat.
"Anu..seperti..teman dekat! Ya!" Draco berusaha menyembunyikan kegugupannya dan rasa malunya.
"Oh..tapi,tidak ada maksud tersembunyi kan?" Yep! Lily mulai terprovokasi oleh sel otaknya.
"Bukan! Aku gak punya maksud tersembunyi" Draco mulai menciut karena tatapan intimidasi dari Lily.
"Ohh..baiklah,kemari" gampang juga melumpuhkan sel otak Lily,tapi sekarang dia malah menyuruh Draco mendekatinya.
"Eh?" Sudah tentu respon Draco tidak karuan.
Lily menunjukkan telapak tangannya,membuat Draco kebingungan,ia menatap wajah Lily dengan alis yang dinaikkan.
"Lihat" Lily menyuruh Draco untuk kembali melihat tangannya.
Tiba-tiba,satu bunga berjenis Lily keluar dari telapak tangan Lily,ternyata benar kata Lily,gen ibunya lebih kental dengannya.
"Wahh!" Draco membuka mulutnya lebar,terkejut atas apa yang ia lihat sekarang.
"Itu sihir yang indah! Bravo!" Lanjutnya,tak sadar ia terlalu memuji Lily sampai menepuk-nepuk tangannya,membuat semua murid menatap ke arah Draco dan Lily.
Lily menutupi tangannya dan berpura-pura mengerjakan tugas,padahal tugasnya sudah selesai sedari tadi.
Draco sadar akan tatapan aneh yang ditujukan kepadanya langsung menegur mereka, benar-benar anak yang sombong.

×××

Di asrama Gryffindor,

"Oh,Lily! Habis berlatih lagi?" Hermione menyambut Lily yang baru masuk ruang santai Gryffindor.
"Oh..i-iya" Lily sepertinya merasa aneh karena kemarin-kemarin Hermione menjauhinya.
"A-aku akan mandi dulu" Lily pamit langsung ke kamar asrama,padahal biasanya dia akan diam hingga Hermione menyuruhnya untuk segera mandi.
Ruangan itu terasa sepi.
Hermione sadar karena beberapa hari ini dia menjauhi Lily.
Dia sekarang memarahi dirinya sendiri dengan memukuli kepalanya dengan buku yang dibacanya,berpikir kenapa dia harus menjauhi Lily kemarin? Sudah tahu dia tidak ada teman lain selainnya.
'Dasar bodoh' pikir Hermione yang masih memukul kepalanya dengan buku.

×××

Bonus pict hari ini~~
Hermione yang baru dapet 10 poin untuk Gryffindor 😗
Ada foto Harry juga tuh nyempil😂

Jangan lupa vote yaa ♥️♥️

Two Lines-Lily PotterWhere stories live. Discover now