Keyla membantu Keysha berjalan menuju tempat tidur. Banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada adiknya itu, tapi yang terpenting sekarang Keysha harus duduk dulu.

Jika melihat wajahnya yang pucat, Keyla tidak bisa menjamin Keysha akan tetap bisa berdiri lebih lama lagi. Apalagi metabolisme Keysha yang tidak sekuat Keyla membuatnya lebih gampang sakit.

Keyla menyodorkan minum pada Keysha setelah Keysha bersandar ke kepala ranjang. Keysha langsung menerimanya dan meminumnya.

“Kenapa lo bisa muntah-muntah kayak gitu, sih?” tanya Keyla setelah Keysha selesai minum.

“Gak tau. Tiba-tiba aja pengen muntah. Kayaknya gue masuk angin,” jawab Keysha lemas.

Keyla manggut-manggut mengerti.
“Gue panggilin dokter ya, biar lo diperiksa.”

Keysha menggeleng cepat. “Gak usah. Gue udah gak apa-apa. Mungkin cuma butuh istirahat aja.”

“Ya udah, bentar gue ambilin makanan dulu. Habis ini lo makan terus minum obat. Setelah itu lo bisa tidur.”

Keysha mengangguk tanpa suara. Untung dia memilih tinggal dengan kakaknya di saat orang tuanya sedang ke luar kota. Andai dia memilih tinggal sendiri di rumah pasti tidak ada yang mengurusnya karena ART hanya datang untuk memasak saja.

Keyla datang dengan membawa nampan. Segelas air dan sepiring nasi goreng terletak di atasnya.

“Nih, makan dulu. Gue tadi cuma masak ini aja. Nanti kita delivery order buat makan siangnya.” Keyla menyodorkan piring berisi nasi goreng ke hadapan Keysha. Dia tadi memang hanya memasak nasi goreng untuk sarapan karena tubuhnya terasa remuk. Sepertinya tidak lama lagi dia akan datang bulan.

Keysha menerimanya. Walaupun hanya nasi goreng dengan telur mata sapi di atasnya, tapi sudah berhasil membuat mata Keysha berbinar-binar. Perutnya yang terasa kosong setelah muntah membuatnya semakin tidak sabar menyantap nasi goreng buatan kakaknya yang tidak kalah enak dari buatan mamanya.

Keysha menyuapkan satu sendok nasi goreng ke dalam mulutnya dengan antusias. Rasa mual kembali dia rasakan saat nasi goreng sudah berada di dalam mulutnya. Bukan karena nasi gorengnya yang membuatnya muntah, tapi karena telur mata sapi yang digoreng setengah matang.

Keysha menutup mulutnya dan berlari ke kamar mandi. Keyla mengikutinya dari belakang dengan cemas.

Suara muntahan lagi-lagi terdengar dari dalam kamar mandi. Keyla tidak bisa masuk karena Keysha mengunci pintunya. Dia hanya bisa menunggu di luar kamar mandi dengan mondar-mandir.

Pintu kamar mandi terbuka membuat Keyla berhenti mondar-mandir. Dia menghampiri Keysha dengan cepat. Raut khawatir tercetak jelas di wajahnya.

“Ada yang salah ya sama masakan gue sampai lo langsung muntah habis makan masakan gue?”

Keysha menggeleng lemah. “Enggak. Gue cuma gak suka sama telurnya. Lo gorengnya kurang matang. Perut gue jadi mual.”

Keyla ternganga tidak mengerti. Setahunya, dari dulu Keysha tidak suka telur mata sapi yang matang sepenuhnya karena dia lebih suka yang setengah matang atau bahkan yang dalamnya belum matang sama sekali. Dan sekarang Keysha malah muntah setelah makan telur mata sapi yang kematangannya sesuai dengan kesukaannya selama ini. Bagaimana bisa? Keyla sungguh tidak mengerti.

“Sejak kapan lo gak suka sama telur setengah matang?” tanya Keyla heran.

“Gak tahu. Gue cuma jijik aja lihat bagian dalamnya yang masih mentah.”

“Lo kenapa, sih, sebenarnya? Aneh banget!”

“Orang masuk angin kan bawaannya pengen muntah terus, Kak. Lo kayak gak pernah masuk angin aja.” Keysha berjalan melewati Keyla begitu saja setelah mengatakan itu.

Keyla segera menyusulnya. Entah apa sebenarnya yang terjadi dengan Keysha, yang pasti Keyla bertanggung jawab untuk membuat adiknya itu kembali pulih.

“Gue gorengin telur lagi ya, tapi lo harus makan.”

“Jangan yang setengah matang!”

Keyla menggumam. Dia berlalu pergi dengan membawa piring Keysha kembali.

Beberapa saat kemudian Keyla datang lagi dengan membawa nasi goreng dan telur matang sepenuhnya.

Keysha menerimanya walaupun perutnya masih terasa tidak enak. Dia hanya ingin segera makan dan minum obat lalu tidur sepuasnya karena tubuhnya juga terasa lemas setelah muntah-muntah.

“Kak, beliin manisan mangga dong,” pinta Keysha saat melihat Keyla berjalan keluar dari kamarnya.

“Lo ngidam?”

🌻🌻🌻

KEVANO [TERBIT]Where stories live. Discover now