[Epilogue]

2.7K 270 20
                                    

Epilogue | TBFND

Siapa yang menyangka bahwa 365 hari dalam beberapa tahun belakangan ini bukanlah jumlah yang banyak?

Nyatanya empat tahun telah berlalu dan sekarang aku berada di sini, dengan predikat lulusan terbaik Universitas New York!

Memang bukan suatu hal yang mengejutkan mengingat bahwa volume otakku yang bisa dikatakan melebihi milik Einstein, namun setidaknya aku harus membagi kabar bahagia ini padamu bukan?

Kurasa baru kemarin aku belajar merangkak dan baru kemarin pula aku berebut remot televisi dengan Alain-atau itu memang sungguhan terjadi kemarin?-ah, intinya waktu bergulir dengan cepat saat kau tak memeriksa jam tanganmu setiap dua setengah menit sekali.

Tidak, tidak, kali ini serius, waktu bergulir dengan cepat saat kau bersenang-senang.

Pertanyaannya adalah, apakah selama empat tahun terakhir ini aku bersenang-senang?

Kukira kau menginginkan jawaban jujur, dan beruntunglah kau karena selama empat tahun ini, Zoey tidak berubah menjadi seseorang yang lebih munafik.

Jadi, empat tahun ini-dan mungkin sampai sekarang-aku masih merasa bersalah tentang kejadian malam itu, di pesta topeng, dengan Harry. Salah satu alasan aku terbangun di pagi hari dengan pikiran yang berat karena telah memikirkannya semalaman. Salah satu hal yang membuatku menyimpulkan bahwa aku tak menikmati empat tahun terakhirku. Maksudku, aku seharusnya mengatakan bahwa aku akan mengembalikan jaketnya namun pada kenyataannya tak sepatah kata pun bisa terucap dari bibirku melainkan ucapan selamat tinggal. Bagaimana jika ia menghantui setiap mimpi-mimpi indahku hanya untuk menagih kembali jaketnya. Itu sama sekali tidak lucu 'kan. Dan juga, mungkin seharusnya aku mengatakan bahwa aku sempat memakan sushi yang diberikannya waktu itu dan bertanya dimana ia membelinya, karena-ini sungguhan-sushinya memang benar-benar lezat.

Yah, jika kau bertanya apakah aku memiliki perasaan padanya, maka aku tak bisa memberikan jawabannya dengan pasti. Banyak hal yang terjadi selama ini. Banyak hal pula yang mengubah perspektifku tentang cinta, rasa suka, bahkan sahabat.

Aku, Zoey William, masih tetap seorang gadis yang tak percaya dengan cinta dan menganggap takdir itu konyol.

Bayangkan saja, bagaimana jika kau dipertemukan dengan sahabat kakakmu lalu singkat cerita kau menyukainya namun buruknya ia hanya menganggapmu tak lebih dari seorang adik. Dan di bab takdir hidupmu selanjutnya, ia muncul dari antah berantah, mengusik hidupmu, menjadi sahabatmu, lalu sejurus kemudian mengatakan bahwa ia menyukaimu.

Itu yang terjadi padaku, dan ya, benar, itu Louis.

Bukankah takdir itu aneh? Perasaan manusia itu aneh? Cinta itu aneh?

Ya.

Setelah kejadian itu, aku menjadi bertanya-tanya tentang apa definisi rasa suka dan mengapa kau menyebutnya sebagai rasa suka? Hanya karena kupu-kupu berterbangan di perutmu saat kau melihatnya tersenyum atau saat kau mendengar suaranya, dan ketika orang pertama yang ada di benakmu ketika hendak tidur adalah dirinya? Bukankah itu konyol? Bahkan-hei, darimana aku tahu hal semacam itu?!

Tidak ada yang berubah dariku pada Louis sejak kejadian itu, melainkan dirinya yang menjadi sedikit membatasi dirinya denganku. Ia menjadi menjauh dan beralibi dengan 'aku sedang banyak tugas' ketika aku berada di dekatnya. Hubungan pertemanan kami menjadi renggang, dan terakhir kali aku melihatnya adalah saat aku memakai togaku-yang mana sudah beberapa bulan yang lalu. Jika kau berpikir bahwa aku menertawakannya saat ia mengutarakan perasaannya padaku dan berkata seperti apa yang dikatakannya dahulu padaku, maka kau salah. Aku hanya tercenung dengan pengakuannya-meskipun itu membuatku susah tidur selama dua malam-tetapi ia dengan segera mengatakan bahwa aku tak perlu mengatakan apapun. Persis seperti yang dikatakan Harry di pesta malam itu.

The Boy From the Next DoorWhere stories live. Discover now