[Five]

5.1K 491 19
                                    

Five | TBFND

Ini pukul 6 sore di hari keduaku di asrama. Kau tahu Kathy adalah orang Inggris sungguhan, ketika ia menyeduh teh hangat dan meneguknya bak seorang bangsawan Inggris. Ehm, sebenarnya aku tak tahu apa bedanya bangsawan dan tidak dalam hal meneguk teh—tapi hei, itu tidak penting. Mari kita lupakan tentang teh, karena kami, bangsa Amerika telah membuang teh mereka ke laut. Hahahaha.

Aku tengah membaca salah satu novel seram milik Alain—yang berhasil kucuri darinya sebelum kepindahanku ke asrama, saat suara musik terdengar dari arah kamar sebelah. Bisakah tetanggaku itu tenang sedikit? Oh Tuhan, aku sedang menghayati novel seram ini. Sekarang bayangan dalam otakku malah setan-setan yang menari hip-hop itu sungguh tidak lucu.

Aku tak mau ambil pusing dengan kelakuan tetangga yang—hampir—menyebalkan itu. Setidaknya ia tak menaikkan volume musik, itu masih bisa ditoleransi. Aku memasang earphone lalu memutar lagu yang memiliki nada minor—yang terdengar menyeramkan—untuk lebih menghayati ke dalam cerita yang kubaca sekarang. Entah sudah berapa jam aku terhanyut dalam cerita ini. Namun kekusyukanku membaca terganggu karena suara musik dari kamar sebelah yang bisa menembus alunan musik minorku. Demi Tuhan!

"Kathy, apa yang terjadi di kamar sebelah? Mengapa musiknya kencang sekali?" tanyaku pada Kathy yang sudah bersiap hendak tidur dengan earphone di telinganya, sama sepertiku, terganggu.

Ia menutup matanya dengan kacamata tidur sembari bergumam, "Oh itu sudah biasa."

Aku mendecak kesal. Tetangga menyebalkan. Siapa namanya tadi? Ah ya, Renata. Tidak tahukah dia bahwa ini sudah hampir jam 9 dan aku—dan Kathy, dan semua penghuni kamar yang ada di dekatnya, terganggu dengan suara musik yang ia putar itu? Kalau tidak mari kita beri tahu.

Aku sudah hendak keluar kamar dan menggedor pintunya, saat aku mendengar bahwa ada suara laki-laki di sana. Hei, ini asrama perempuan! Mengapa ada laki-laki di sini? Berpikir positif, Zoey, mungkin itu suara radio atau suara dari musiknya. Tidak, itu bukan suara musik!

"Kathy," aku mengguncang pelan bahu Kathy. "Jelaskan padaku mengapa—"

Belum selesai aku berbicara, Kathy sudah memotong ucapanku. "Kau akan tahu nanti, Zoey. Sudahlah tidur saja," katanya pelan.

Aku mendesah. Tapi aku tidak bisa tidur jika musik itu terus berdentum keras bahkan aku bisa merasakan dinding kamar ini bergetar. Ya Tuhan.

Hai kau tetanggaku yang manis, bisakah kau kecilkan musiknya? Oh terdengar menjijikkan.

Tak mau membuang waktu tidur cantikku, aku memantapkan tujuanku untuk mengetuk pintu sebelah dan menyuruh Renata atau siapapun yang ada di dalam untuk mengecilkan musiknya. 

Kau harus tahu betapa hingar-bingarnya saat aku keluar kamar. Aku perlu menanyakan ini sekali lagi, ini asrama atau kelab malam?

Knock knock....

Aku berjengit ke belakang saat seseorang membukakan pintu untukku. Maksudku, iya aku terkejut. Bagaimana tidak? Dugaanku benar bahwa ada laki-laki di sini.

"Oh hei, mau bergabung dengan kami?" katanya sambil mengerlingkan matanya.

Aku begidik. Aku bersungguh-sungguh dengan kata-kataku. Seseorang laki-laki dengan rambut ikalnya yang berantakan ada di hadapanku saat ini. Matanya gelap, aku curiga jika ia tengah mabuk.

Kali ini ijinkan aku banyak tanya, bukankah ini kamar Renata? Bukankah ini asrama perempuan? Astaga, Zoey menjadi banyak tanya seperti anak perempuan petualang yang banyak tanya, siapa lagi kalau bukan Dora.

Ia menaikkan satu alisnya, mungkin bingung denganku yang sama bingungnya dengannya.

"Oh, tidak, tentu saja tidak," jawabku setelah berhasil menyusun kata-kata setelah keterkejutanku. "Bisa kau ehm, Mr. I-don't-even-know-your-name untuk mengecilkan musiknya? Karena aku sedikit—sangat terganggu. Dan oh ya, satu lagi, apakah kau mempunyai jam tangan atau apapun yang bisa menunjukkanmu pukul berapa sekarang?" cerocosku panjang lebar. Ia malah mengangguk sambil tersenyum tidak jelas. Ew.

"Oh, okay miss cerewet-yang-mengganggu-pesta-orang, baiklah," jawabnya. Bolehkah aku mengumpat? Tidak, ingat rating buku ini Zoey.

"Bagus," kataku lalu berlalu kembali menuju kamarku. Tolong katakan bahwa aku salah dengar, karena aku mendengar suara siulan seseorang.

Kesan pertama dengan tetangga-yang-tak-kuketahui-asal-usulnya-mengapa-bisa-di-sini : Buruk, sangat buruk.

***
yeyyy, aku kan baiiiik. weheee sesuai janji kaan?

lirik mulmed boleh?

The Boy From the Next DoorWhere stories live. Discover now