36. Reality

1.7K 368 108
                                    

"Kau yang harus berhenti memaksakan diri.."

Bae Irene menatap hampa. Bagaikan gema, ucapan Park Chanyeol terus menerus terngiang di kepala wanita itu. Suaminya memang brengsek, ia mengatakan sesuatu yang membuat Irene merasa sebagai wanita paling salah di dunia ini. Well, tidak bisa dipungkiri, kata-kata Park Chanyeol memang benar. Bae Irene mulai ragu dengan perasaan yang ia miliki untuk Oh Sehun. Ayolah, wanita mana yang bercinta dengan pria lain ketika ia memiliki kekasih? Mungkin banyak di luar sana, dan Bae Irene merupakan salah satu dari mereka.

Bae Irene menekuk kakinya, menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan. Wanita itu mulai membayangkan seberapa kecewanya Oh Sehun jika pria itu mengetahui hal-hal yang telah ia lakukan dengan Chanyeol. Serta kalimat apa yang akan pria itu katakan kepada Irene jika dia tau Chanyeol telah mengambil banyak hal dari Bae Irene, senyumnya, tawanya, tubuhnya, bahkan mungkin... hatinya. Ah tentu, Oh Sehun akan sangat murka. Pria itu mungkin akan memaki Irene, menyebut Irene pengkhianat karena kekasihnya melakukan hal yang begitu mengecewakan. What she did is obviously wrong, but she doesnt feel sorry at all.

"Aku menyayangimu.."

Ucapan Chanyeol kembali terngiang, membuat bayangan Irene tentang Oh Sehun lebur terganti oleh segala hal tentang Park Chanyeol, pria yang telah memporak-porandakan pikiran Bae Irene hanya dengan dua kata, aku menyayangimu. Bae Irene tertawa hambar, salahkah jika Irene berharap Chanyeol mengatakan kalimat itu dengan tulus? Karena god damn it, hati Bae Irene terasa menghangat ketika ia mendengar kalimat itu terucap dari bibir Park Chanyeol, suaminya sendiri. For the first time, Bae Irene merasa jika seseorang benar-benar menyayanginya. Tidak peduli sekeras apapun Irene mengingkari, ia tetap merasakan hal yang tidak seharusnya ia rasakan. Namun lagi-lagi, hati tidak mungkin membohongi pemiliknya, 'kan?

Bae Irene membuka matanya. Yeah, hati wanita itu tidak mungkin berbohong jika diam-diam, tanpa diketahui siapapun, perlahan namun pasti, Bae Irene juga... "Aku juga menyayangi dia." Bae Irene bangkit dari duduknya, menyambar jaket yang tersampir di kursi. "Aku juga menyayangi pria brengsek itu," ujar Irene seraya berlari keluar dari kamar hotelnya, secepat mungkin memasuki lift untuk menuju kamar hotel yang ditempati Park Chanyeol, suaminya sendiri, pria yang Irene sayangi.

Irene tidak tau seberapa cepat ia berlari, hingga kemudian wanita itu sampai di depan pintu yang sedikit terbuka, pintu kamar hotel yang Park Chanyeol tempati. Bae Irene menghirup udara di sekitarnya dengan serakah, berusaha menormalkan deru napasnya. Wanita itu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, ia mengukir senyuman terbaik yang pernah ia tunjukkan, lalu melangkah mendekat untuk menggapai gagang pintu. Dari celah pintu, Irene dapat melihat Chanyeol yang berdiri memunggungi pintu. She was so close, until she realized that her husband was not alone.

"Lusa, kita akan ke itali, bertemu ibuku." Wanita itu berucap lembut kepada Chanyeol. Bae Irene jelas tau siapa wanita yang berdiri di hadapan Chanyeol, dia adalah Kim Seolhyun.

Bae Irene tetap berdiri, ingin mendengar balasan Chanyeol untuk kabar yang disampaikan Seolhyun. Namun selama beberapa detik, pria bertubuh jangkung itu hanya diam, tidak mengatakan apapun sebagai balasan.

Seolhyun mengangkat tangannya, membelai pipi Chanyeol. "My baby, kita berjuang bersama-sama, okay?"

Park Chanyeol tetap diam.

"Tentang Bae Irene, kau akan menceraikan dia, 'kan?"

"Seolhyun.."

"Lemme ask you, do you have any feelings to her?"

Chanyeol terdiam sejenak. Namun detik berikutnya, pria itu mengatakan hal yang begitu menyakiti hati Bae Irene.

"Tidak," ujar Chanyeol cepat.

Seolhyun mengalihkan pandangannya ke arah pintu, tanpa sengaja bersitatap dengan Bae Irene yang masih berdiri di sana. Sejenak, Seolhyun merasa terkejut. Namun detik berikutnya, Seolhyun mengukir senyuman tipis ke arah Irene, yang tentunya tanpa disadari oleh Park Chanyeol.

"What Am I for you, Chanyeol?" tanya Seolhyun, kembali mengalihkan pandang ke arah Chanyeol.

Chanyeol menjawab sembari menggenggam tangan Seolhyun yang membelai pipinya. "Everything, Seol, everything."

"How about your wife?"

"Dia.. dia hanya tameng untuk hubungan ini, hubungan kita," ujar Chanyeol. "Dia hanya bagian yang tidak penting dalam cerita kita, kau adalah pemeran utamanya, Seol. Just you, and always you."

Bae Irene terdiam mematung, seolah ada sesuatu yang menahan wanita itu untuk pergi, walau jelas-jelas hatinya akan semakin terluka jika ia tetap mendengarkan percakapan sepasang kekasih di dalam sana.

Seolhyun tertawa, merdu. "Kau akan melukai hatinya, monster."

"Aku tidak peduli," jawab pria itu. Chanyeol menarik Seolhyun, membuat tubuh wanita itu semakin menempel dengannya.

Seolhyun mengalungkan kedua tangannya, lalu menjinjit untuk mengecup bibir Chanyeol. Yang tentu saja, diterima dengan baik oleh Park Chanyeol. Mereka berdua berciuman, dalam dan lama.

Namun dengan bodohnya, Bae Irene masih berdiri menatap Seolhyun dan Chanyeol dari celah pintu. Pilihan yang buruk, karena dada Irene semakin terasa sesak, bersamaan dengan kedua matanya yang terasa memanas.

Chanyeol menyudahi ciumannya di bibir Seolhyun, berganti mengecupi leher kekasihnya.

"Do you love me?" tanya Seolhyun pelan.

Bae Irene berharap Chanyeol akan berkata tidak. Namun sialnya, realita kembali mengkhianati ekspektasi. Masih sambil mengecupi leher Seolhyun, Park Chanyeol menjawab dengan singkat. "I do."

Seolhyun menatap Irene, lalu ia menarik sudut bibirnya, membentuk senyuman kecil. Seolah menertawakan Irene yang saat ini terlihat begitu menyedihkan.

Bae Irene melangkah mundur, kemudian berbalik meninggalkan pemandangan menyakitkan yang berhasil membuat hatinya terluka. Sembari mengusap air mata yang membasahi pipi, wanita itu menempelkan ponselnya di telinga.

"Sehun, aku akan kembali."

"Ke Seoul?"

Bae Irene terisak. "Kepadamu. Aku akan kembali kepadamu, Sehun."

***

Seoul Incheon International Airport.

Sehun memeluk Irene, membelai rambut wanita yang selalu ia cintai dari dulu hingga detik ini.

"Maaf, semua ini salahku, Irene," ujar Sehun lirih.

Bae Irene tidak menjawab, wanita itu lebih memilih menangis, meluapkan segala sesal dan sakit kepada pria yang selama ini selalu ada untuknya, Oh Sehun.

"Do you love him?" tanya Sehun dengan hati-hati.

Bae Irene memeluk Sehun lebih erat. "Almost."
.
.
.
.
"Namun aku akan memastikan hal itu tidak akan terjadi. Karena selain dirimu, tidak ada pria lain yang pantas untuk aku cintai, Sehun."


CUT

Vomentnya untuk part ini gaes.

Venire [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang