Hold My Hand (Chanrene Special)

2.2K 363 84
                                    



Grep..

Irene terkejut ketika merasakan dekapan di sekitar pinggangnya, kedua mata wanita itu terbuka dengan pelan, mencoba mencari sumber dari dekapan yang ada di pinggangnya. Irene meraba tangan itu, tangan yang memeluk pinggangnya, tangan dari seorang pria bernama Park Chanyeol, pria yang berstatus sebagai suaminya sendiri.

Detik itu juga, seharusnya Bae Irene melepaskan dekapan Park Chanyeol. Namun alih-alih, Irene justru mengeratkan dekapan suaminya. Gila, Irene benar-benar gila malam ini. Bae Irene tidak tau apa yang salah dengan otaknya hingga ia bisa merasa senyaman ini dengan Park Chanyeol. Di dalam dekapan pria brengsek itu Irene merasa aman, perasaan yang tidak pernah ia dapatkan dari pria selain Oh Seh -

Oh Sehun...

Bayangan pria berkulit seputih susu itu menyerang pikiran Irene dengan cepat, menyadarkan Irene jika hal yang ia lakukan saat ini adalah sesuatu yang tidak benar, bahwa rasa aman yang ia dapatkan dari Park Chanyeol adalah sesuatu yang berbahaya. Berkali-kali Irene menyugesti dirinya sendiri jika perasaan aman dan nyaman ini hanyalah sementara, selayaknya ilusi yang akan hilang dengan sendirinya. Namun ironis, hati wanita itu menolak untuk menerima segala macam sugesti dari otaknya sendiri. She still feels comfortable, even though it's just an illusion.

"You awake?" Suara baritone itu memasuki pendengaran Bae Irene, membuyarkan segala macam hal yang sedang dipikirkan oleh Irene. "It's two in the morning," lanjut Chanyeol kemudian. Suara pria itu terdengar lebih berat dari biasanya, membuat siapapun yang mendengar tau jika Chanyeol belum sepenuhnya terbangun dari tidur lelapnya.

"Kenapa kau bangun?" tanya Irene bingung.

Chanyeol menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Irene yang berbaring membelakangi pria itu, membuat Irene jelas tau jika Chanyeol mengukir sebuah senyuman sebelum menjawab dengan pelan. "Kau menggenggam tanganku dengan erat." Jeda, ia mengeratkan dekapan tangannya di pinggang Irene. "Karena itu aku terbangun dan - " Chanyeol menghentikan ucapannya, ia segera menangkap tangan kanan Irene yang berniat melepaskan genggamannya dari tangan Chanyeol.

"Park Chanyeol,"

"Jangan lepas genggamanmu, Irene."

Irene tersenyum tipis lalu bertanya pelan. "Kenapa?"

"Karena ...," Park Chanyeol memutar tubuh Bae Irene hingga mereka berbaring saling berhadapan. "...aku juga tidak tau karena apa. I'm clueless about that."

Bae Irene terkekeh mendengar jawaban suaminya. "Bodoh!"

"It's okay, i'm still you husband," balas pria itu dengan asal, namun sukses membuat Bae Irene terdiam.

Chanyeol mengangkat tangannya, untuk kemudian membelai rambut wanita yang beberapa hari lalu telah sah menjadi istrinya. Chanyeol menatap manik mata Irene dengan lekat, seolah ia ingin menyelami manik indah itu dan mencari sesuatu yang bersinar dari sana. Sesuatu yang membuat pemiliknya terlihat begitu menarik dan mengagumkan ketika Chanyeol memandangnya pada pandangan pertama.

"Why are you staring at me like this?" tanya Irene kepada suaminya.

Chanyeol mengukir senyuman manis, kemudian ia menjawab. "Because you look beautiful tonight, Bae Irene."

Beberapa detik setelah Chanyeol mengucapkan kalimat tersebut, semburat kemerahan perlahan muncul di kedua pipi Bae Irene. Kamar mereka sedang dalam keadaan temaram, namun Park Chanyeol dapat melihat semburat itu dengan sangat jelas. Detik berikutnya, pria tampan itu telah mencuri sebuah kecupan di pipi kanan istrinya, yang lantas membuat semburat kemeran itu menjalar menuju ke seluruh wajah Bae Irene. Chanyeol tertawa, tak menyangka jika Bae Irene akan berubah menjadi wanita yang begitu menggemaskan.

"Kau gila!" umpat Bae Irene sembari menutupi wajahnya sendiri.

Chanyeol mengulum bibirnya sendiri, berusaha menahan tawa. "Sorry."

"..."

"..."

Hening beberapa saat, hingga Chanyeol memutuskan untuk berbicara lebih dulu. "Kau tau? Ternyata, cinta bisa datang karena terbiasa."

"..."

"Yang ingin aku sampaikan adalah ...," Chanyeol mendekap tubuh Irene, lalu berbisik. "...buat aku terbiasa, agar aku bisa - " Chanyeol mengatupkan bibirnya, memilih untuk tidak meneruskan ucapannya sendiri. Memilih untuk menyimpan semuanya sendirian.

Park Chanyeol tersenyum tipis, lalu mendekatkan bibirnya ke arah kening Bae Irene. Sesaat setelah ia memberikan kecupan seringan kapas di kening Irene, ia berucap dengan nada lembut;

"Good morning, wife."

It was two o'clock in the morning, and Chanyeol hugged Irene like he wanted to hug her forever.

***

A/N

Gimana? Rada soswit kan?

Ga nyangka kan chanyeol bisa ngomong kayak gini?

Tuliskan pendapat kalian tentang part ini ya!

Dont vorget to voment!

Bhay❤❤🌹

Venire [COMPLETED]Where stories live. Discover now