I'm Sorry (2)

2.5K 338 51
                                    

Jam menunjukkan pukul dua dini hari ketika Park Chanyeol membuka kedua matanya yang semula terpejam. Tidak, pria itu tidak tidur. Ia hanya terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri hingga terlalu malas untuk membuka mata. Chanyeol melirik ke samping, menemukan tubuh indah seorang wanita yang selama ini selalu ia idam-idam kan. Tubuh wanita itu tidak terbalut apapun, membuat kedua mata Chanyeol dapat melihat dengan puas segala hal yang tidak bisa ia lihat di hari biasa. Chanyeol hanya menatap tubuh Irene beberapa detik, hingga tangannya bergerak merengkuh tubuh wanita itu lalu membawanya ke dalam selimut tebal yang sedang Chanyeol pakai. Pria itu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Bae Irene, menghirup aroma tubuh istrinya dengan serakah.

"Kenapa kau bisa mencintai pria brengsek itu?"

Pertanyaan Park Chanyeol begitu lembut, namun tetap sanggup membuat tidur Bae Irene terusik. Pria itu memeluk tubuh polos Bae Irene dengan sangat erat, seolah-olah tubuh istrinya akan hilang jika ia mengendurkan pelukannya walau hanya sedikit. Beberapa detik kemudian, Bae Irene membuka kedua matanya, mengernyit memikirkan pertanyaan yang dilontarkan oleh Chanyeol.

"Kenapa kau bisa mencintai dia, Irene?" kata Chanyeol mengulang pertanyaannya.

Bae Irene terdiam sejenak, lalu ia berujar nyaris seperti bisikan. "Karena dia pantas untuk dicintai olehku."

"Pantas, ya?" Pria itu masih menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Irene ketika ia bertanya lirih. "Apa... aku juga pantas untuk dicintai?"

Irene tersenyum. "Tentu saja kau pantas, Tuan Park."

Detik berikutnya, Chanyeol memutar tubuh, membuat Irene berada di bawahnya. Pria itu menatap Irene dengan pandangan berharap. "Pantas dicintai oleh..mu?"

Chanyeol berharap Irene akan menjawab iya, atau minimal, wanita itu akan menganggukkan kepala. Namun sialnya, disertai sebuah senyuman manis yang terlihat menawan bagi Chanyeol, wanita itu menggeleng lalu berucap. "Bukan olehku," jeda, ia mengulurkan tangannya mengusap rambut Sang Suami, "Tapi oleh wanita lain di luar sana. Oleh Seolhyun, mungkin?"

Chanyeol tersenyum masam. Pria itu menghela napas kasar, kemudian menatap Irene dengan pandangan tajam. "Jangan sebut namanya."

Melihat raut kesal Park Chanyeol, Irene sontak tertawa pelan, terdengar begitu merdu di pendengaran Chanyeol. "Aku akan menyebut nama itu setiap menit."

Chanyeol mengambil kedua tangan Irene, mengecupnya bergantian sebelum menahannya di atas kepala Irene, membuat ruang gerak wanita itu semakin terbatas. "Jangan bercanda," lanjutnya.

"Aku tidak bercanda," balas Irene dengan raut datarnya. "Seolhyun. Seolhyun. Seolhyun. Seol- akh!" Bae Irene refleks meringis ketika merasakan ada sesuatu yang memasuki dirinya. "Chanyeol, tunggu - "

Cup.

Chanyeol mengecup bibirnya, memotong ucapan Bae Irene. "Sejak kapan kau jadi banyak bicara, hm?"

Irene memejamkan mata ketika kecupan pria itu berpindah ke rahang, lalu ke leher jenjangnya. Di tengah kegiatannya, Chanyeol berkata kepada Irene. "You know what, Irene? Kau terlalu baik untuk pria seperti dia."

Irene menggeleng pelan. "Kau salah, Chanyeol. Sehun yang justru - " Bae Irene menghentikan ucapannya, wanita itu menggigit bibirnya sendiri ketika Park Chanyeol mulai bergerak perlahan.

"Jangan sebut nama siapapun selain namaku," ujar Chanyeol berbisik.

Irene menelan salivanya dengan susah payah. "Kenapa?"

"Kau masih bertanya kenapa?"

Irene berusaha menahan desahannya lalu berkata pelan. "Kenapa?"

Park Chanyeol mendaratkan kecupannya di kening Irene. "Karena saat ini," lalu ia mengecup pipi Irene, "hanya ada kau dan aku." Kemudian, Park Chanyeol mengulum bibir Irene, lembut dan penuh perasaan.

.
.
.
.
.

"Spread your legs, my wife. I cant take it anymore."

Bae Irene tersenyum. "As your wish."

CUT

segini aja ya pembacaku yg budiman :))))))

Venire [COMPLETED]Where stories live. Discover now