27. Uitnodiging

1.7K 346 30
                                    

WANITA cantik itu berdiri dengan pandangan kosong. Saat ini, tidak ada senyuman yang menghiasi wajah cantiknya. Ia hanya sibuk menatap pantulan dirinya sendiri di sebuah kaca yang melapisi tembok tempat ia berlatih menari ballet. Satu hal yang tidak diketahui siapapun, kedua mata Bae Irene memang menatap kaca. . . namun pikiran wanita itu sesungguhnya telah melayang jauh meninggalkan pemiliknya.

"Kau yang membuat semua batasan ini."

Bae Irene refleks memejamkan kedua mata. Irene kembali mengingat isi percakapannya dengan pria itu tadi malam. Ya... pria itu. Park Chanyeol, suami brengseknya yang akhir-akhir ini selalu menganggu pikiran Bae Irene. Membuat Bae Irene muak karena ia tidak pernah bisa membuang Chanyeol dari pikirannya sekeras apapun ia berusaha.

"...Dan aku harap, you've never crossed the line, Bae Irene."

Itu adalah ucapan Chanyeol yang menurut Irene sangat bodoh dan konyol. Karena kenyataannya, pria brengsek itulah yang justru melewati batasan dalam hubungan mereka. Irene selalu berusaha menjauh, namun Chanyeol selalu mendekati zona nyaman wanita itu dan membuat semuanya menjadi berantakan.

Seharusnya Bae Irene tahu jika menghadapi Park Chanyeol tidaklah semudah yang ia kira. Seharusnya Irene lebih berhati-hati dalam memilih pria yang akan ia jadikan tameng untuk melindungi hubungannya dan Oh Sehun. Bae Irene mengetahui dengan jelas bahwa cepat atau lambat rencana yang ia buat akan dihancurkan oleh Park Chanyeol. Terkadang, Irene berpikir jika mungkin suaminya telah mengetahui rahasia tentang hubungan gelapnya dengan Sehun. Well, salahkan sikap Chanyeol yang akhir-akhir ini berubah drastis kepada Irene. Pria yang biasanya selalu tersenyum dan bersikap hangat kepada Bae Irene tiba-tiba berubah menjadi pria dingin yang tak tersentuh, jadi wajar kan jika Irene merasa curiga?

Sejujurnya, Irene tidak pernah takut hubungannya akan diketahui oleh Chanyeol. Karena ia mengerti jika Chanyeol menikah dengannya karena pria itu memiliki rencana yang juga harus terselesaikan. Bae Irene masih belum tau dengan jelas perihal rencana Park Chanyeol. Namun setidaknya, Irene tidak merasa sebagai pihak yang paling jahat. Setidaknya, bukan hanya Irene yang tidak tulus dalam pernikahan ini.

At least, she's not the only reason that makes this marriage destroyed in the end.

Alunan musik terdengar menggema ke seluruh sudut ruangan latihan Irene. Wanita itu memejamkan mata lalu menghela napas, ia mulai menyugesti dirinya sendiri untuk fokus pada latihan menari balletnya. Irene membuka kedua mata yang semula terpejam, untuk kemudian mengangkat kaki kanannya ke atas hingga terbentuk gerakan pointe yang terlihat indah.

 Irene membuka kedua mata yang semula terpejam, untuk kemudian mengangkat kaki kanannya ke atas hingga terbentuk gerakan pointe yang terlihat indah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bae Irene berusaha menggerakkan tubuhnya, mengikuti irama Le Onde milik Ludovico Einaudi. Irene mulai merasakan tubuhnya memanas, sesuatu yang selalu ia rasakan ketika mulai menari. Irene berlari pelan, kemudian ia melompat membentuk gerakan piroutte yang selalu menjadi andalannya.

"...Kau yang membuat semua batasan ini. Dan aku harap, you've never crossed the line, Bae Irene."

Ucapan Chanyeol terngiang begitu saja di otak Bae Irene, yang lantas membuat wanita itu kehilangan konsentrasi lalu jatuh tersungkur sepersekian detik kemudian. Bodoh. Ya, Bae Irene benar-benar bodoh karena tetap memikirkan pria itu di saat-saat seperti ini. Tidak seharusnya Irene memikirkan Chanyeol, tidak seharusnya Irene -

"Hey hey... you okay?!"

Sebuah suara penuh kekhawatiran menyapa pendengaran Irene. Suara itu terdengar tidak asing, yang lantas membuat Irene mendongak untuk menatap pemilik suara tersebut. Detik itu juga, kedua mata Bae Irene terasa memanas. Seolah ada sesuatu yang berteriak dan meminta dibebaskan dari kedua manik matanya.

Pria itu segera berlutut dan memegang pipi Irene dengan lembut. "Why are you crying? Is it hurt?"

Irene menatap pria itu dengan lekat. Pria itu terlihat sangat tampan dengan sweater hitam yang membalut tubuhnya. Tatapannya yang selalu tajam kini berubah menjadi tatapan cemas, membuat Irene lantas merasa sebagai wanita paling beruntung karena pria itu mencemaskannya.

"Bae Irene, jawab aku!" sentak pria itu sembari mengguncang bahu Irene dengan pelan. Ia menyentuh pergelangan kaki Irene, lalu berkata dengan cemas. "Apa kakimu baik-baik saja?"

Kali ini, air mata menetes melewati pipi putih Bae Irene. Melihat Irene menangis, pria itu menjadi semakin panik. Segala macam prasangka buruk sontak menyerang pikiran pria itu tanpa ampun. Ayolah, Bae Irene adalah wanita yang tidak mudah menangis. Irene sudah berkali-kali jatuh saat menari dan hal itu tidak pernah membuat Irene menangis atau mengeluh sedikitpun.

"Ada apa?" tanya pria itu kepada Irene dengan lembut. "Apa ada seseorang yang menyakitimu? Katakan padaku, Irene."

"..."

"Kenapa kau diam? Kau merahasiakan sesuatu dariku?"

"..."

"Irene... katakan sesuat - "

Ucapan pria itu terpotong. Karena detik berikutnya, Bae Irene memeluk pria itu dengan erat. Bae Irene menangis di dalam pelukan prianya. Untuk sejenak, pria itu merasa tubuhnya membeku ketika kedua tangan Irene mendekapnya dengan erat. Namun beberapa detik kemudian, pria itu tersenyum, lalu membalas pelukan Irene. Ia mengusap bahu Irene, lalu berucap dengan nada yang menenangkan. "It's okay, My Irene. Just cry, my love. I'm here."

Detik itu juga, rasa bersalah seolah menusuk Irene tepat di dada. Tidak seharusnya Irene memikirkan Park Chanyeol ketika ada pria itu yang jelas-jelas mencintai Irene dengan tulus. Tidak seharusnya Irene melupakan tujuan yang membuat ia memutuskan untuk menikah dengan Park Chanyeol.

Oh Sehun. Tujuan Irene adalah agar bisa bersama dengan Oh Sehun, dengan pria yang saat ini tengah memeluknya. Perlakuan Chanyeol kepada Irene membuat wanita itu nyaris lupa jika ada Sehun yang menunggunya. Pernikahan itu membuat Irene goyah dan hampir melupakan Oh Sehun yang selalu mencintainya dengan tulus.

"Oh Sehun, i'm sorry."

Hanya Sehun yang Irene inginkan. Bukan Park Chanyeol atau yang lain. Hanya Oh Sehun.

"...and i love you, Oh Sehun."

Park Chanyeol mungkin benar, Irene should not cross the line. Karena jika Irene melewati batas, maka Oh Sehun akan hancur.

And if Sehun is destroyed, then Irene will also be destroyed.

To be continue..

A/N

Haiiiii

Sorry baru up yaaa

Aku didiagnosis kena pneumonia, jadi harus banyak istirahat hehe (buat yg gatau pneumonia browsing aja ya)

Maaf part ini pendek sm rada rancu, soalnya lg mampet nih otak aku haha

Ah iya..

BTW HAPPY 2K LIKES

Gimana kalo aku double up hari ini?
Ada yang mau? (Kalo mood sih wkwk)

Dont forget to vote, comment, dan share cerita ini ke teman kamu!❤

See you on the next chapter🌹

Venire [COMPLETED]On viuen les histories. Descobreix ara