34. I'm Sorry (New|Mature Content)

3K 387 83
                                    

Hari telah berubah menjadi petang ketika Park Chanyeol dan Bae Irene sampai di hotel tempat mereka menginap di pulau Jessica. Sepanjang perjalanan mereka menuju lift hotel, Park Chanyeol menggenggam tangan Irene dengan erat. Senyuman terukir di wajah keduanya, seolah ingin memberitahu semua orang bahwa mereka berdua adalah pasangan paling bahagia di dunia.

Semua itu tidak berlangsung lama, karena beberapa detik setelah keduanya memasuki lift yang telah tertutup, genggaman itu terlepas bersamaan dengan senyuman keduanya yang perlahan sirna. Park Chanyeol menekan tombol 20, untuk kemudian mundur beberapa langkah hingga punggungnya menyentuh dinding lift.

"Come here, aku rasa kau perlu bersandar sebentar, Irene," ujar Chanyeol kepada Irene. Bae Irene tetap berdiri diam, sama sekali tidak tertarik untuk membalas ucapan dari suaminya.

Chanyeol menghela napas, lagi-lagi ia diabaikan oleh istrinya sendiri. Pria itu menggulung kemejanya hingga sebatas siku, sembari mencari topik pembicaraan yang mungkin dapat membuat Irene berhenti mengabaikannya. Beberapa saat kemudian, ucapan Jessica tiba-tiba melintasi benak Chanyeol. Pria itu tersenyum, lalu berkata dengan pelan. "Malam ini ibu mengadakan party kecil di hallroom hotel." Chanyeol membasahi bibirnya yang terasa kering, kemudian ia melanjutkan, "Ada beberapa kolegaku yang datang, jadi kau harus menemaniku. Kau keberatan?"

"Tidak."

Chanyeol tersenyum menatap punggung Bae Irene. "Kau bersedia datang?"

"Im your wife," balas Irene dengan suaranya yang begitu lembut dan tenang. "Tentu aku harus datang," lanjutnya kemudian.

Chanyeol mengulum bibirnya sendiri, berusaha menahan senyuman yang memaksa untuk terbit di wajah tampannya. Well, ini di luar perkiraan Park Chanyeol. Ia kira Irene akan menolak untuk menemaninya di party yang Jessica adakan, namun lagi-lagi, seorang Bae Irene mematahkan segala perkiraan yang ada di otak Park Chanyeol.

"Ah ya," suara Irene kembali terdengar, membuat Chanyeol kembali memusatkan perhatiannya kepada wanita itu. "Kamarku ada di lantai berapa?"

"Kamar kita ada di lantai dua puluh, kamar nomor - "

"No, not your room, Chanyeol." Bae Irene memotong kalimat Chanyeol dengan cepat. Beberapa detik kemudian ia melanjutkan. "My room, i asked you about my room."

Chanyeol mengernyitkan keningnya. "What do you mean?"

"Aku ingin tau letak kamarku, that's only what i mean," balas Bae Irene tanpa rasa bersalah sedikitpun, sama sekali tidak memikirkan perasaan pria yang saat ini sedang menatapnya dengan tatapan tidak percaya.

"Wow, wait wait." Chanyeol maju beberapa langkah hingga ia berdiri di samping Irene, ia sedikit menunduk untuk bisa mensejajarkan wajahnya dengan wajah Irene. "Kau tidak ingin satu kamar hotel denganku ...," ujarnya, "...that's what you mean, huh?"

Bae Irene tidak mengucap apapun sebagai jawaban, namun Chanyeol mengetahui dengan jelas jika apa yang baru saja ia katakan adalah sesuatu yang diinginkan oleh Bae Irene. Wanita itu ingin kamarnya dan kamar Chanyeol terpisah, dan Park Chanyeol tidaklah sebodoh itu untuk menyetujui keinginan Bae Irene.

"Aku rasa kita tidak perlu tidur di kamar yang terpisah, Irene," ujar Chanyeol memulai argumennya. "I mean, we are married, right? Tidak ada suami istri yang berpisah kamar ketika mereka honeymoon dan - "

Ting!

Suara lift yang terbuka lantas menginterupsi ucapan Chanyeol, membuat pria itu mendengus dengan kesal. Chanyeol segera menggenggam tangan Bae Irene, berniat membawa istrinya menuju kamar yang telah Chanyeol pilih dari jauh-jauh hari. Sayangnya, Irene memilih untuk bergeming. Wanita itu sama sekali tidak berniat untuk melangkah keluar dari lift yang telah terbuka sejak beberapa detik yang lalu. Melihat Irene yang enggan untuk melangkah keluar, Chanyeol segera menekan tombol hold yang berada di dinding lift.

Venire [COMPLETED]Where stories live. Discover now