"Jadi, bagaimana rasanya ditipu oleh ratumu sendiri, Yang Mulia?" Raylene mengejek Xinlaire. Rasa sakitnya tidak akan sama seperti yang ia rasakan, tapi setidaknya itu bisa membuat Xinlaire tahu seperti apa rasanya ditipu oleh orang terdekatnya.Namun, yang dirasakan oleh Xinlaire tidak seperti yang dipikirkan oleh Raylene. Ia bukannya marah pada Charlotte karena telah menipunya, tapi karena Charlotte sudah begitu kejam membunuh dua calon anaknya dan juga Raylene. Ia tidak memiliki perasaan apapun terhadap Charlotte, jadi rasa sakitnya bukan apa-apa, tidak seperti Raylene yang ditipu oleh pria yang paling ia cintai.
"Jika kau ingin mentertawaiku, silahkan lakukan saja." Xinlaire merasa bahwa ia memang pantas ditertawakan dalam hal ini. Ia adalah seorang pria yang cerdas, tapi pada akhirnya ia masih tertipu oleh wanita seperti Charlotte.
Xinlaire tidak ingin mempercayai orang lain setelah ia dikhianati oleh pamannya sendiri, tapi ia masih sedikit mempercayai Charlotte dan berpikir bahwa Charlotte tidak akan sama seperti pamannya yang licik. Nyatanya, ia masih saja dikelilingi oleh orang licik.
Raylene tersenyum pahit. Ia tidak akan mentertawakan Xinlaire, nyatanya ia jauh lebih bodoh dari pria itu. Mentertawakan Xinlaire sama saja dengan mengolok-olok dirinya sendiri.
Karena Raylene tidak menjawab kata-katanya Xinlaire kembali bicara. "Ratu Charlotte akan dikirim ke tempat kelahiran ibunya, posisinya sebagai ratu akan dikosongkan, selain itu Ratu Charlotte tidak akan memasuki ibu kota selama-lamanya."
Raylene tidak akan berharap tinggi pada hukuman dari Xinlaire, ia tahu bahwa kaki Xinlaire terikat oleh utang budi terhadap Aegis. Meski Charlotte telah membunuh dua janin tidak berdosa, Xinlaire tidak akan memberikannya hukuman mati. Oleh karena itu maka dirinyalah yang akan memberikan hukuman mati pada Charlotte untuk mendamaikan roh-roh mereka yang telah tiada karena kekejaman Charlotte.
"Untuk apa Yang Mulia memberi tahuku tentang hal yang bukan urusanku."
"Karena kau adalah korban dari kejahatan Charlotte."
Raylene mendengkus sinis lagi. "Apakah sekarang Yang Mulia Raja sedang mencoba memberiku keadilan? Dan apakah kau pikir itu adil untukku? Yang Mulia kau benar-benar lucu, setelah apa yang sudah kau perbuat padaku dan sekarang kau ingin memberiku keadilan? Segala hal buruk yang menimpaku semuanya berasal darimu. Janin di kandunganku tidak akan dibunuh jika bukan karena Ratu Charlotte ingin memilikimu seutuhnya. Sadarlah, kau adalah malapetaka bagiku. Bahkan kematianmu sendiri tidak akan bisa membayar segalanya, Yang Mulia!"
Kata-kata Raylene seperti pedang tajam yang menusuk hati Xinlaire, tapi sayangnya ia tidak bisa menyangkal semua ucapan Raylene, nyatanya ia memang menjadi malapetaka bagi Raylene. Ia tidak akan menyesal telah membunuh keluarga Raylene karena orangtua Raylene yang memulai duluan, dia hanya merasa bersalah atas kehilangan lain yang dirasakan oleh Raylene karena kegilaan Charlotte yang disebabkan olehnya.
Raylene tidak ingin bicara lebih banyak lagi dengan Xinlaire, ia memilih untuk berdiri lalu pergi. Namun, langkahnya terhenti ketika Xinlaire menggenggam tangannya.
"Aku tahu bahwa itu tidak cukup adil bagimu dan calon anak kita yang sudah pergi, tapi dengan begitu Charlotte tidak akan bisa menyakitimu lagi. Dan aku minta maaf karena telah membuatmu kehilangan calon anak kita dan menghukummu untuk kesalahan yang tidak kau perbuat."
Raylene sekali lagi merasa geli dengan kata-kata Xinlaire. Ternyata Xinlaire juga tahu cara mengucapkan kata maaf, tapi bukankah kesalahan Xinlaire terhadapnya sangatlah banyak? Pria itu hanya meminta maaf atas kehilangan anak mereka dan memberikannya hukuman atas kesalahan yang tidak ia perbuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tawanan Hati Sang Raja
FantasyMalam pernikahan yang seharusnya berakhir dengan bahagia malah berakhir dengan tragis, Raylene Allegra menemukan ayah, ibu dan keluarganya tewas mengenaskan. Seluruh dunia Raylene hancur, dan menjadi lebih hancur lagi ketika dia tahu siapa yang tel...