43. Dilema

1.1K 298 21
                                    


"Perdana Menteri, kau sangat tahu bahwa aku membenci orang-orang licik, Ratu Charlotte bukan hanya membunuh janin di kandungannya sendiri, tapi juga otelah membunuh janin di kandungan Selir Raylene dan kemudian menjebak Selir Raylene seolah dia sendiri yang menggugurkan kandungannya. Tidak hanya itu, Ratu Charlotte juga telah mencoba membunuh Selir Raylene. Hukuman mati saja tidak cukup untuk semua kejahatannya."

Xinlaire sangat murka terhadap Charlotte. Ia telah dibodohi oleh Charlotte, karena Charlotte ia kehilangan calon anaknya dengan Raylene, bukan hanya itu ia juga telah mengirim Raylene ke istana dingin karena rencana licik Charlotte. Dan tidak berhenti sampai di sana, Charlotte masih mencoba membunuh Raylene dengan mengirim orang untuk membakar istana dingin.

Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Charlotte memiliki sisi mengerikan seperti itu, ia telah memelihara ular di sebelahnya.

"Yang Mulia, tolong ampuni putriku." Aegis bersujud di depan Xinlaire. Pria itu tidak menduga bahwa putri yang ia cintai akan begitu mengecewakannya, tapi  meski begitu ia tidak bisa membiarkan putrinya mendapatkan hukuman mati. 

Tidak hanya Aegis, Rebecca juga bersujud. Ia tahu bahwa putrinya memiliki niat yang sangat besar untuk menyingkirkan Raylene, tapi ia tidak menyangka bahwa putrinya akan kehilangan kewarasannya dan mengorbankan janin di perutnya untuk menjebak Raylene.

Ini semua adalah salahnya, ia seharusnya tidak mendukung Charlotte untuk menyingkirkan Raylene sejak awal. Seharusnya ia menasehati Charlotte untuk tidak terlalu berambisi, posisi putrinya sudah sangat bagus, tapi sayangnya ia tidak melakukan itu dan terus mengikuti keinginan putrinya. Lihat, seperti apa putrinya saat ini. Putrinya yang anggun berubah menjadi mengerikan karena ambisi untuk menjadi satu-satunya wanita Xinlaire.

"Yang Mulia, saya melakukan semua itu karena saya sangat mencintai Anda. Saya hanya ingin memiliki Anda seutuhnya." Charlotte masih membenarkan tindakannya, tidak ada penyesalan sama sekali di dalam dirinya.

Xinlaire merasa jijik pada Charlotte. Dicintai oleh wanita mengerikan seperti Charlotte adalah malapetaka baginya.

"Cukup, Charlotte!" Aegis bersuara marah. "Segera meminta pengampunan dari Yang Mulia Raja!"

"Ayah, Ayah telah menyelamatkan Yang Mulia Raja, dia tidak bisa memberikanku hukuman mati. Dia memiliki utang nyawa pada Ayah. Jika bukan karena Ayah, saat ini dia pasti sudah mati dan tidak akan pernah bisa membalas dendam pada mendiang raja sebelumnya!" Charlotte memiliki ego yang sangat tinggi, ia enggan meminta pengampunan karena merasa bahwa ayahnya sangat berjasa terhadap Xinlaire.

Kata-kata Charlotte membuat Aegis ingin menampar putrinya sendiri agar kembali sadar. Bagaimana bisa Charlotte mengatakan hal seperti itu di saat seperti ini, itu hanya akan membuat Xinlaire semakin marah.

"Yang Mulia, tolong ampuni Ratu Charlotte." Aegis kembali memohon untuk putrinya yang tidak masuk akal.

"Ratu Charlotte, tampaknya kau tidak memiliki penyesalan sama sekali."

Charlotte menatap Xinlaire marah. "Untuk apa aku menyesal, Yang Mulia? Wanita hina seperti Selir Raylene memang seharusnya mati."

Aegis dan Rebecca sangat frustasi menghadapi putri mereka. Tidak bisakah Charlotte mengerti bahwa situasinya saat ini benar-benar buruk. Mereka mengupayakan agar Charlotte tidak mendapatkan hukuman mati, tapi Charlotte terus saja memprovokasi Xinlaire.

Mereka takut bahwa Xinlaire tidak akan memandang jasa Aegis lagi karena Charlotte yang tidak menunjukan penyesalan sama sekali.

"Yang Mulia, saya mohon ampuni putriku. Tolong kasihani saya. Saya tahu bahwa Ratu Charlotte telah melakukan kesalahan, dia pantas mendapatkan hukuman, tapi saya mohon jangan berikan hukuman mati." Aegis kembali memohon.

Tawanan Hati Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang