16. Mengandung

1.1K 259 15
                                    




"Yang Mulia, apakah Anda merasa tidak enak badan?" Melissa memperhatikan wajah Raylene yang pucat.

"Kepalaku sedikit pusing," jawab Raylene. "Aku tidak bisa menghabiskan sarapan." Wanita itu berdiri dari tempat duduknya, mungkin dia akan merasa lebih baik setelah istirahat.

Selama ia kurang tidur karena Xinlaire yang terus menerus menyentuhnya. Mungkin itulah penyebab ia tidak enak badan seperti ini.

"Yang Mulia mari saya bantu." Melissa hendak meraih tangan Raylene, tapi segera ditolak oleh Raylene.

"Aku bisa sendiri." Raylene meninggalkan kursi dan hendak menuju ranjang, tapi belum ia mencapai ranjang tubuhny telah jatuh ke lantai.

"Yang Mulia!" Melissa berlari panik menuju Raylene. Wanita itu memanggil Raylene sekali lagi, tapi tidak ada jawaban.

"Vivian!"

Vivian segera masuk. "Apa yang terjadi pada Selir Raylene?"

"Aku tidak tahu, Yang Mulia tiba-tiba tidak sadarkan diri. Bantu aku membawa Yang Mulia ke ranjang, lalu setelah itu tolong panggilkan tabib."

Vivian segera membantu Melissa, setelah selesai ia pergi untuk memanggil tabib.

Tabib segera datang bersama Vivian, pria itu memeriksa kondisi Raylene.

"Tabib, bagaimana keadaan Yang Mulia?" tanya Melissa cemas.

"Selir Raylene baik-baik saja, hal seperti ini normal terjadi pada wanita pada masa awal kehamilannya."

"Maksud Anda saat ini Yang Mulia sedang mengandung?" Melissa bertanya untuk meyakinkan dirinya bahwa ia tidak salah dengar.

"Itu benar, Selir Raylene sedang mengandung sekarang."

Kaki Melissa tiba-tiba kehilangan kekuatannya. Kabar yang ia terima saat ini bukanlah kabar yang membahagiakan. Dia tidak tahu seperti apa reaksi majikannya ketika mengetahui bahwa ia mengandung anak dari pria yang membantai keluarganya.

"Saya akan membuatkan obat untuk memperkuat janin di dalam kandungan Selir Raylene dan juga untuk mengurangi gejala mual dan muntah serta vitamin yang dibutuhkan oleh Selir Raylene. Saat ini kondisi Selir Raylene masih rentan, jadi dia harus dijaga dengan benar." Tabib memberi tahu Melissa.

"Baik, Tabib," jawab Melissa.

Tabib kemudian undur diri setelah memeriksa Raylene.

Melissa kini mengarahkan pandangannya pada Vivian. Ia tidak bisa mencegah wanita ini untuk memberitahu Xinlaire mengenai kondisi Raylene saat ini.

Sekarang Xinlaire memang sedang berada di luar istana dan baru akan kembali satu minggu kemudian, Melissa lebih tidak bisa menebak apa yang akan Xinlaire lakukan setelah mengetahui kehamilan Raylene.

"Jaga Selir Raylene, aku akan mengambil obat di balai kesehatan." Vivian meninggalkan kamar itu.

Tidak hanya Vivian dan Melissa yang mengetahui tentang kehamilan Raylene, tapi juga Layla -pelayan yang bekerja untuk Charlotte.

Wanita itu segera bersembunyi ketika Vivian keluar dari kamar, setelah Vivian pergi ia juga pergi, tujuannya adalah istana Charlotte.

"Yang Mulia, saya memiliki berita penting." Layla berlutut di depan Charlotte yang sedang bersantai setelah sarapan.

"Katakan!"

"Tabib baru saja memeriksa Selir Raylene, beliau menyatakan bahwa saat ini Selir Raylene sedang mengandung."

Charlotte seperti disiram oleh air dingin ketika ia mendengar laporan dari Layla. Wajah tenang wanita itu retak beganti dengan riak kemarahan. Kedua tangannya gemetar.

Tawanan Hati Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang