Kata-kata Raylene membuat Luana tertegun karena yang dikatakan oleh Raylene memang benar.Di masa lalu, ayahnya harus tunduk di bawah pengambil alihan kekuasaan yang dilakukan oleh ayah Raylene secara memalukan demi keselamatan keluarganya, dan sekarang ia harus melakukan hal yang sama.
Benar, bahwa Xinlaire adalah pemilik Allegra yang sah, tapi tetap saja Luana geram karena ia tidak bisa melakukan apapun untuk sahabatnya karena posisi Xinlaire yang sangat berkuasa. Sekarang ia memiliki keinginan untuk membunuh Xinlaire karena terlalu kejam pada Raylene.
"Lalu, apa yang ingin kau lakukan sekarang?"
Raylene tidak pernah menyimpan rahasia apapun pada Luana, ia menceritakan semuanya.
"Aku sudah tahu bahwa wanita sialan itu selalu iri padamu, tapi aku tidak menyangka jika dia akan semengerikan ini." Wajah Luana terlihat suram. Apa yang dilakukan oleh Charlotte terhadap Raylene sudah terlalu banyak.
"Perhatikan kata-katamu. Jika ada yang mendengar maka kau akan berada dalam bahaya," tegur Raylene.
"Raylene, kau memiliki terlalu banyak musuh di istana ini, sementara kau sendirian. Bagaimana bisa kau membalas dendam pada mereka semua?"
"Aku tidak takut mati, Luana. Namun, setidaknya sebelum aku mati, aku harus membunuh Charlotte terlebih dahulu. Mungkin tidak sekarang, tapi hari itu pasti akan datang," balas Raylene. "Oleh karena itu kau harus menjauh dariku agar kau tidak terlibat dalam masalah yang akan timbul di masa depan."
"Aku tidak bisa membiarkanmu berjuang sendirian, Raylene."
"Dendam ini milikku, Luana. Maka aku juga yang harus menuntaskannya." Raylene tidak ingin menyeret siapapun ke neraka bersamanya. Jika ia mati karena membunuh Charlotte, maka ia akan mati tanpa penyesalan. "Terima kasih karena sangat peduli padaku, jika kehidupan kedua memang ada, aku berharap kita masih akan menjadi sahabat."
Hati Luana seperti ditikam oleh pisau. Matanya mulai berkaca-kaca lagi. Di medan perang, sebagai seorang komandan pasukan, ia ganas dan kejam, tapi dihadapkan dengan masalah seperti ini ia menjadi wanita yang sangat mudah menjatuhkan air mata.
Luana menarik Raylene ke dalam pelukan. Ia tidak tahu harus mengatakan apa ditengah ketidakberdayaan yang membelenggunya sekarang.
"Kau sudah melihatku sekarang, Luana. Pergilah. Aku mohon padamu." Raylene meminta Luana untuk pergi sekali lagi.
"Baiklah, aku pergi." Luana tidak berdaya menghadapi permohonan Raylene. Mau tidak mau ia harus pergi dari sana. Ia tidak ingin membuat Raylene terbeban.
Namun, bukan berarti ia tidak akan membantu Raylene sama sekali. Ia akan membantu Raylene menyelidiki tentang pengelola toko obat keluarga Heros yang memberikan kesaksian palsu.
Dalam perjalanan meninggalkan paviliun Raylene, Luana berpapasan dengan Xinlaire yang tampaknya ingin pergi ke tempat Raylene.
Kemarahan membakar hati Luana, pria di depannya adalah orang yang ia harapkan bisa menjaga Raylene, tapi ternyata yang terjadi adalah sebaliknya, Xinlaire adalah bahaya terbesar bagi Raylene.
Dahulu ketika melihat Xinlaire, Luana akan menatapnya dengan tatapan segan dan kagum, itu karena dalam usia muda Xinlaire telah memenangkan banyak peperangan lalu menjadi jenderal muda yang sulit untuk dikalahkan, tapi sekarang tatapannya terhadap Xinlaire sedingin es. Baginya Xinlaire tidak lebih dari pria tercela yang menggunakan hati wanita untuk membalas dendam. Ia telah kehilangan rasa hormat terhadap Xinlaire.
Akan jauh lebih terhormat bagi Xinlaire jika pria itu merebut kembali tahta dengan melakukan peperangan, tapi sayangnya Xinlaire mengambil jalan menjijikan dengan menipu seorang wanita.
YOU ARE READING
Tawanan Hati Sang Raja
FantasyMalam pernikahan yang seharusnya berakhir dengan bahagia malah berakhir dengan tragis, Raylene Allegra menemukan ayah, ibu dan keluarganya tewas mengenaskan. Seluruh dunia Raylene hancur, dan menjadi lebih hancur lagi ketika dia tahu siapa yang tel...