12. Ramuan Cinta

1.4K 266 8
                                    

Ebook di playstore sudah ready ya, masukan kata pencarian Tawanan Hati Sang Raja

**

Satu minggu berlalu, hari ini adalah waktu kunjungan Charlotte dan Xinlaire ke kediaman orangtua Charlotte. Hal ini harus dilakukan oleh pengantin baru, meski Xinlaire adalah seorang raja dia masih tetap melakukan tradisi itu, setidaknya untuk menghormati orangtua Charlotte.

Usai makan bersama, Xinlaire pergi ke ruang kerja perdana menteri. Dua pria itu membahas mengenai pemerintahan.

Sementara itu Charlotte kini minum teh bersama dengan ibu dan neneknya.

"Apakah kau masih terus meminum ramuan penyubur yang nenek berikan padamu?" tanya Dorothy.

"Aku masih meminumnya, Nenek."

"Itu bagus, sebentar lagi kediaman ini akan mendapatkan kabar baik." Dorothy tersenyum senang.

"Itu mungkin tidak akan terjadi. Obat itu tidak berguna sama sekali," seru Charlotte.

"Apa maksudmu, Nak?" Rebecca tampak heran. Ramuan penyubur dari ibu mertuanya adalah yang terbaik, dahulu ia juga meminum ramuan itu dan setelahnya ia segera mengandung Charlotte.

"Aku dan Yang Mulia Raja belum berhubungan badan." Charlotte menceritakan hal yang memalukan untuk ia ceritakan pada siapapun termasuk ibu dan neneknya.

Sudah satu minggu ia dan Xinlaire menikah, dan setiap malam itu pula ia berbaring di sebelah Xinlaire. Mereka mencoba berhubungan intim, tapi selalu berhenti karena Xinlaire yang tidak memiliki nafsu terhadapnya.

Apa yang diceritakan oleh Charlotte membuat ibu dan neneknya terkejut. Mereka tidak menyangka jika Charlotte yang mereka sayangi ternyata mengalami hal seperti ini. Mereka mengira bahwa Charlotte sangat bahagia dalam masa pengantin barunya dengan Xinlaire.

"Cucuku yang malang, kau pasti sangat sedih. Namun, itu bukan salahmu karena kekurangan itu berasal dari Yang Mulia Raja." Dorothy mengelus lembut punggung tangan cucunya.

"Nenek, Yang Mulia Raja tidak seperti itu ketika bersama Putri Raylene." Charlotte enggan mengakuinya, tapi di sini kekurangan itu berasal darinya karena Xinlaire mengalami ereksi ketika bersama dengan Raylene.

Rebecca sakit hati mendengar kata-kata putrinya. "Sayang, kau telah melalui hari yang berat."

Charlotte masuk ke dalam pelukan ibunya. "Apa yang harus aku lakukan sekarang, Bu? Nenek? Jika aku tidak kunjung mengandung maka posisiku akan terancam. Yang Mulia mungkin tidak akan memberikan gelar ratu padaku karena tidak bisa melahirkan penerus untuknya."

"Sayang, tenanglah. Semuanya pasti ada jalan." Rebecca mengelus kepala Charlotte dengan lembut.

Dorothy sedang berpikir, dia memiliki satu cara. "Nenek memiliki ramuan yang bisa membangkitkan gairah laki-laki."

Kesedihan Charlotte berangsur lenyap. "Apakah betul, Nek?"

"Tentu saja, Sayang."

"Nenek memang paling bisa diandalkan." Charlotte segera berpindah ke pelukan neneknya.

Satu masalah telah mendapatkan solusinya, sekarang Charlotte beralih ke hal lain. "Nenek, kapan Nenek akan menyingkirkan Putri Raylene? Aku sudah sangat muak berbagi Yang Mulia dengannya."

"Sayang, bersabarlah sebentar lagi." Dorothy sudah memiliki rencana, dia hanya perlu menunggu waktu yang tepat.

"Nenek, aku tidak bisa bersabar lagi. Keberadaan Putri Raylene membuatku sesak napas. Aku merasa ketakutan sepanjang waktu, takut jika wanita sialan itu merampas Yang Mulia dariku." Charlotte terus mengeluh. Ia akhirnya menceritakan bahwa di malam pertamanya dengan Xinlaire, ia ditinggalkan oleh Xinlaire yang pergi ke kediaman Raylene.

Tawanan Hati Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang