6. Membenahi Hati Yang Hancur

1.7K 296 30
                                    


"Ibu, Nenek." Charlotte beralih mengeluh pada dua perempuan di dekatnya.

"Sayang, jangan terlalu khawatir." Dorothy mengelus kepala cucunya dengan penuh kasih sayang.

"Bagaimana aku tidak terlalu khawatir, Nenek? Yang Mulia Raja mungkin akan benar-benar jatuh cinta pada Putri Raylene jika dia terus mendatangi wanita itu. Aku tahu bahwa posisi ratu hanya akan menjadi milikku, tapi aku tidak sudi berbagi hati Yang Mulia Raja dengan wanita mana pun, apalagi putri pendosa itu."

"Nenek mengerti perasaanmu. Nenek akan mengurusnya untukmu." Dorothy juga tidak rela jika cucu kesayangannya harus bersaing dengan orang lain.

Seorang raja bisa memiliki banyak selir, dan Dorothy sangat tahu akan hal itu, tapi ada juga raja yang tidak memiliki selir seperti raja-raja sebelumnya.

"Bu, bagaimana dengan Perdana Menteri? Dia mungkin akan marah jika Ibu mengambil tindakan sendiri." Rebecca bertanya pada mertuanya.

"Aku adalah ibunya, dia tidak akan mungkin marah padaku. Selain itu ini demi kebaikan keluarga kita. Aku tidak bisa membiarkan perempuan pendosa itu menghalangi jalan cucu kesayanganku."

Apa yang dikatakan oleh Dorothy sangat masuk akal, Charlotte dan Rebecca yakin bahwa Aegis tidak akan mungkin memarahi ibunya sendiri karena mereka tahu seberapa sayang Aegis pada ibunya.

"Terima kasih, Nenek." Charlotte merasa sedikit tenang sekarang.

"Nenek hanya melakukan apa yang seharusnya nenek lakukan, Sayang." Dorothy tersenyum lembut. "Sekarang kau tidak perlu memikirkan apapun, tugasmu hanyalah bersikap sebaik mungkin di depan Yang Mulia Raja. Juga, jangan tunjukan kebencianmu terhadap Putri Raylene. Pekerjaan kotor apapun biar nenek yang melakukannya, jadi jika terjadi sesuatu yang buruk di masa depan, hanya nenek yang akan disalahkan dan bukannya dirimu."

Charlotte sangat terharu mendengar kata-kata dari neneknya. Wanita itu segera memeluk neneknya dengan penuh kasih sayang. "Aku akan mendengarkan Nenek."

"Cucuku sangat berbakti." Dorothy merasa terhibur.

Rebecca senang melihat putrinya sangat disayangi oleh ibu mertuanya.

"Baiklah, sekarang kembalilah ke paviliunmu. Kau harus menghadiri sesi minum teh bersama putri Menteri Pertahanan, bukan?"

"Ya, Nenek," balas Charlotte. "Kalau begitu aku akan segera kembali ke paviliunku."

Sebagai seorang bangsawan yang masih lajang, Charlotte memiliki begitu banyak acara, entah itu perjamuan, pesta atau kegiatan lainnya.

Selain itu undangan untuknya kini semakin banyak karena orang-orang sedang mencoba untuk menjilatnya, rumor mengenai Charlotte yang akan menjadi ratu telah menyebar di ibu kota.

Seperginya Charlotte, Rebecca dan ibu mertuanya pindah ke tempat bersantai.

"Bu, apa yang akan Ibu lakukan pada Putri Raylene?" tanya Rebecca.

"Ibu masih belum tahu, tapi Ibu pasti akan menyingkirkan wanita itu. Ibu harus memikirkannya dengan hati-hati agar tidak menimbulkan masalah," balas Dorothy.

Rebecca setuju dengan apa yang diucapkan oleh ibunya, mereka tidak bisa terburu-buru dalam menyingkirkan Raylene. Mereka harus memikirkannya dengan matang, agar rencana itu tidak gagal dan juga tidak tidak menimbukan masalah untuk mereka ke depannya.

Terlebih perasaan Xinlaire terhadap Raylene tidak bisa mereka tebak.

**

Aegis kini berada di dalam ruangan kerja Xinlaire setelah selesai dari ruang pemerintahan. Pria itu membahas beberapa hal dengan Xinlaire yang berkaitan dengan rencana pembangunan kembali Allegra.

Tawanan Hati Sang RajaWhere stories live. Discover now