34. Merasa Tertusuk Di Hati

1.1K 261 13
                                    







Makan malam Xinlaire dan Raylene terganggu karena kehadiran Leeza, pelayan utama Charlotte.

"Yang Mulia, Yang Mulia Ratu tidak sadarkan diri." Leeza memberitahu Xinlaire dengan panik. Suaranya terdengar sedikit bergetar.

"Apa yang terjadi? Kenapa Ratu Charlotte bisa tidak sadarkan diri?"

"Ampuni  hamba, Yang Mulia. Ratu Charlotte tidak makan sejak sore tadi, ia  mengalami mual dan muntah yang cukup mengganggu sehingga ia tidak  memiliki tenaga."

Xinlaire sudah kehilangan calon anaknya satu  kali, jadi ia tidak ingin kehilangan lagi. Pria itu harusnya bermalam di  kediaman Raylene, tapi belum menyelesaikan makan malamnya ia  meninggalkan Raylene. Pria itu bergegas menuju ke kediaman ratunya.

Raylene  ditinggalkan sendirian, ia tidak sedih, tapi merasa tertusuk di  hatinya. Ada rasa sakit yang tidak bisa ia jelaskan dengan kata-kata.  Tangannya secara tidak sadar menyentuh perutnya. Ia merasa bersalah pada  calon anaknya. Ia memberinya kehidupan, tapi sebelum anaknya lahir  janin tidak berdosa terbunuh karena kebencian Charlotte terhadapnya.

Calon  anaknya telah pergi ke surga dengan cara yang sangat menyakitkan, tapi  di sini calon anak Charlotte masih tetap ada. Atas dasar apa Charlotte  bisa tetap memiliki anaknya, sementara wanita itu telah merenggut janin  di perutnya?

Raylene menahan sesaat kemarahannya, wanita itu melanjutkan kembali makan malamnya seolah tidak terjadi apapun padanya.

Pasti  akan ada waktu baginya untuk  menagih semua utang darah Charlotte  padanya. Saat ini ia harus mengamati dengan seksama agar tidak salah  melangkah dan mati sia-sia.

Jangan menyalahkan dirinya karena  mengarahkan dendamnya pada janin tidak bersalah Charlotte, karena dalam  hal ini Charlotte yang telah memulai duluan. Ia tidak berutang apapun  pada Charlotte, tapi Charlotte membencinya sampai ke tulang hanya karena  rasa iri dan dengki yang dimiliki oleh wanita itu padanya.

Di tempat lain, Xinlaire menunggu hasil pemeriksaan tabib.

"Bagaimana keadaan Ratu Charlotte?" Ia bertanya tidak sabar.

"Tubuh  Yang Mulia Ratu sangat lemah. Itu karena perutnya kosong sehingga  akhirnya tidak sadarkan diri, tapi hal itu tidak mengancam nyawanya sama  sekali," jawab tabib.

"Bagaimana dengan janin di dalam kandungannya?"

"Kandungan Yang Mulia Ratu baik-baik saja," balas tabib.

"Kapan Yang Mulia Ratu akan bangun?" Xinlaire memberikan pertanyaan lain.

"Saat  ini Yang Mulia Ratu dalam pengaruh obat, mungkin dalam beberapa jam  lagi baru akan bangun," jawab tabib. "Yang Mulia tiga bulan di awal  kehamilan Yang Mulia Ratu akan merasa sangat tidak nyaman, akan lebih  baik jika Yang Mulia memberinya lebih banyak perhatian. Saya dengar Yang  Mulia Ratu kesulitan makan, mungkin Yang Mulia Raja bisa membujuk Yang  Mulia Ratu untuk makan."

Xinlaire tidak terbiasa memperhatikan  orang lain, selama ini hanya Raylene yang mendapatkan perhatian darinya,  dan sekarang ia diminta untuk memberi perhatian pada Charlotte.

Ia  menatap wajah Charlotte yang tampak pucat, selama ia dan Charlotte  menikah ia memang tidak pernah memberikan perhatian pada Charlotte,  bukan karena ia membenci Charlotte, tapi ia tidak terbiasa. Ia sudah  mencoba, tapi tampaknya terlalu sulit untuk dilakukan.  Mungkin karena  di hatinya ada Raylene, sehingga ia tidak bisa menjadi lebih dekat  dengan orang lain.

Namun, situasi saat ini berbeda. Ia benar-benar harus memberi perhatian pada Charlotte karena janin di kandungan Charlotte.

"Jika kau sudah selesai kau bisa pergi," seru Xinlaire.

Tawanan Hati Sang RajaWhere stories live. Discover now