Makan malam Xinlaire dan Raylene terganggu karena kehadiran Leeza, pelayan utama Charlotte."Yang Mulia, Yang Mulia Ratu tidak sadarkan diri." Leeza memberitahu Xinlaire dengan panik. Suaranya terdengar sedikit bergetar.
"Apa yang terjadi? Kenapa Ratu Charlotte bisa tidak sadarkan diri?"
"Ampuni hamba, Yang Mulia. Ratu Charlotte tidak makan sejak sore tadi, ia mengalami mual dan muntah yang cukup mengganggu sehingga ia tidak memiliki tenaga."
Xinlaire sudah kehilangan calon anaknya satu kali, jadi ia tidak ingin kehilangan lagi. Pria itu harusnya bermalam di kediaman Raylene, tapi belum menyelesaikan makan malamnya ia meninggalkan Raylene. Pria itu bergegas menuju ke kediaman ratunya.
Raylene ditinggalkan sendirian, ia tidak sedih, tapi merasa tertusuk di hatinya. Ada rasa sakit yang tidak bisa ia jelaskan dengan kata-kata. Tangannya secara tidak sadar menyentuh perutnya. Ia merasa bersalah pada calon anaknya. Ia memberinya kehidupan, tapi sebelum anaknya lahir janin tidak berdosa terbunuh karena kebencian Charlotte terhadapnya.
Calon anaknya telah pergi ke surga dengan cara yang sangat menyakitkan, tapi di sini calon anak Charlotte masih tetap ada. Atas dasar apa Charlotte bisa tetap memiliki anaknya, sementara wanita itu telah merenggut janin di perutnya?
Raylene menahan sesaat kemarahannya, wanita itu melanjutkan kembali makan malamnya seolah tidak terjadi apapun padanya.
Pasti akan ada waktu baginya untuk menagih semua utang darah Charlotte padanya. Saat ini ia harus mengamati dengan seksama agar tidak salah melangkah dan mati sia-sia.
Jangan menyalahkan dirinya karena mengarahkan dendamnya pada janin tidak bersalah Charlotte, karena dalam hal ini Charlotte yang telah memulai duluan. Ia tidak berutang apapun pada Charlotte, tapi Charlotte membencinya sampai ke tulang hanya karena rasa iri dan dengki yang dimiliki oleh wanita itu padanya.
Di tempat lain, Xinlaire menunggu hasil pemeriksaan tabib.
"Bagaimana keadaan Ratu Charlotte?" Ia bertanya tidak sabar.
"Tubuh Yang Mulia Ratu sangat lemah. Itu karena perutnya kosong sehingga akhirnya tidak sadarkan diri, tapi hal itu tidak mengancam nyawanya sama sekali," jawab tabib.
"Bagaimana dengan janin di dalam kandungannya?"
"Kandungan Yang Mulia Ratu baik-baik saja," balas tabib.
"Kapan Yang Mulia Ratu akan bangun?" Xinlaire memberikan pertanyaan lain.
"Saat ini Yang Mulia Ratu dalam pengaruh obat, mungkin dalam beberapa jam lagi baru akan bangun," jawab tabib. "Yang Mulia tiga bulan di awal kehamilan Yang Mulia Ratu akan merasa sangat tidak nyaman, akan lebih baik jika Yang Mulia memberinya lebih banyak perhatian. Saya dengar Yang Mulia Ratu kesulitan makan, mungkin Yang Mulia Raja bisa membujuk Yang Mulia Ratu untuk makan."
Xinlaire tidak terbiasa memperhatikan orang lain, selama ini hanya Raylene yang mendapatkan perhatian darinya, dan sekarang ia diminta untuk memberi perhatian pada Charlotte.
Ia menatap wajah Charlotte yang tampak pucat, selama ia dan Charlotte menikah ia memang tidak pernah memberikan perhatian pada Charlotte, bukan karena ia membenci Charlotte, tapi ia tidak terbiasa. Ia sudah mencoba, tapi tampaknya terlalu sulit untuk dilakukan. Mungkin karena di hatinya ada Raylene, sehingga ia tidak bisa menjadi lebih dekat dengan orang lain.
Namun, situasi saat ini berbeda. Ia benar-benar harus memberi perhatian pada Charlotte karena janin di kandungan Charlotte.
"Jika kau sudah selesai kau bisa pergi," seru Xinlaire.
YOU ARE READING
Tawanan Hati Sang Raja
FantasyMalam pernikahan yang seharusnya berakhir dengan bahagia malah berakhir dengan tragis, Raylene Allegra menemukan ayah, ibu dan keluarganya tewas mengenaskan. Seluruh dunia Raylene hancur, dan menjadi lebih hancur lagi ketika dia tahu siapa yang tel...