Xinlaire kembali ke tempat istirahatnya. Kemarahannya masih belum berkurang sedikitpun. Xinlaire melampiaskan amarahnya terhadap barang-barang yang ada di kamarnya.Dia masih tidak menyangka bahwa Raylene akan begitu kejam. Calon anak mereka tidak memiliki kesalahan sama sekali, seharusnya Raylene tidak membunuhnya.
Usai melampiaskan kemarahannya dengan menghancurkan sekelilingnya, Xinlaire meraih botol arak dan meminumnya dengan marah.
Apa yang dilakukan oleh Raylene benar-benar tidak termaafkan olehnya. Raylene harus merasakan hukuman dari tindakan sepihaknya.
Xinlaire tidak akan pernah memedulikan Raylene lagi. Semakin menderita Raylene di istana dingin maka itu akan semakin baik. Itu adalah harga yang pantas Raylene bayar karena telah membunuh anak mereka.
**
Dua pelayan mengantarkan Melissa yang telah dicambuk ke istana dingin. Raylene segera mendekati Melissa yang tergeletak di lantai dengan susah payah.
"Melissa." Hati Raylene tersayat ketika melihat kondisi Melissa yang mengenaskan. Air mata wanita itu jatuh, ia tidak berada di posisi Melissa, tapi ia merasa lebih kesakitan dari Melissa.
"Yang Mulia, saya bisa menanggungnya. Jangan menangis untuk saya." Melissa bersuara pelan. Ia hanyalah seorang pelayan, ia merasa tidak pantas ditangisi seperti ini oleh majikannya.
"Melissa, maafkan aku. Ini semua karenaku sehingga kau harus menderita seperti ini." Raylene merasa amat bersalah.
"Yang Mulia, ini bukan salah Anda jangan meminta maaf kepada saya." Melissa tidak menyalahkan Raylene, apa yang terjadi padanya saat ini adalah ulah dari orang yang mencoba menjebaknya. Ia masih cukup beruntung karena masih hidup.
Air mata Raylene jatuh semakin deras. Ia tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Hidupnya benar-benar menjadi kutukan bagi orang-orang yang peduli padanya.
Rasa sakit membuat Melissa menjadi sangat lemah, wanita itu tidak bisa menanggungnya lebih lama. Ia kehilangan kesadarannya.
"Melissa! Melissa!" Raylene bersuara panik.
"Siapa saja tolong panggilkan tabib!" Raylene berteriak histeris. Namun, tidak ada yang datang ke sana.
Tempat itu adalah istana dingin yang sama buruknya dengan penjara. Raylene tidak memiliki pelayan di sana. Itulah kenapa para wanita akan lebih memilih mati daripada ditempatkan di tempat itu.
"Melissa, bertahanlah. Kau harus bertahan." Raylene bersuara pilu.
Wanita itu segera bangkit, ia mengambil obat-obatan yang tersimpan di kotak pribadi miliknya. Kondisinya saat ini tidak terlalu baik, tapi karena kepeduliannya terhadap Melissa membuatnya memiliki tenaga yang datang entah dari mana.
Raylene membantu Melissa meminum obat, wanita itu memeriksa denyut nadi Melissa. Untungnya denyut nadi pelayannya masih terasa dan tidak menunjukan kondisi yang berbahaya.
Sulit bagi Raylene untuk membawa Melissa ke ranjang, jadi yang bisa ia lakukan hanyalah meletakan kain di bawah tubuh Melissa agar tidak kedinginan.
Hati Raylene semakin teriris ketika ia membersihkan luka di punggung Melissa yang disebabkan oleh cambukan. Tidak hanya dipunggung, kaki Melissa juga dicambuk. Raylene tidak bisa membayangkan betapa sakitnya semua luka itu. Melissa mungkin akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulih.
Setelah mengobati luka-luka Melissa, Raylene memutuskan untuk beristirahat. Tubuhnya terasa sangat lemah. Ia tidak bisa memaksa untuk terus bergerak karena jika ia tidak sadarkan diri maka tidak akan ada yang menjaga Melissa.
YOU ARE READING
Tawanan Hati Sang Raja
FantasyMalam pernikahan yang seharusnya berakhir dengan bahagia malah berakhir dengan tragis, Raylene Allegra menemukan ayah, ibu dan keluarganya tewas mengenaskan. Seluruh dunia Raylene hancur, dan menjadi lebih hancur lagi ketika dia tahu siapa yang tel...