38. Mati Dalam Diam

1.1K 286 17
                                    







"Namun, saat ini kondisi Ratu Charlotte  sedang hamil dan tidak akan baik baginya jika mendapatkan guncangan  dengan melihat neneknya di hukum mati." Xinlaire masih sedikit  memikirkan Charlotte, tapi percayalah ia bukan sedang bermurah hati pada  Dorothy. "Akan lebih baik bagi Anda untuk mati karena serangan jantung,  dengan begitu Ratu Charlotte tidak akan begitu dirugakan, dan rakyat  Allegra juga tidak akan tahu bahwa ibu dari Perdana Menteri dan nenek  dari Ratu telah melakukan kejahatan serius."

Wajah Dorothy terlihat semakin suram, alih-alih memikirkan Charlotte dan Aegis, Xinlaire memaksanya untuk mati dalam diam.

"Kau  hanya memiliki waktu sampai besok pagi, Nyonya Dorothy, jika kau tidak  meminum obat itu maka artinya kau memilih di eksekusi di depan rakyat  Allegra dan dikenang sebagai pendosa." Xinlaire telah selesai. Ia yakin  bahwa Dorothy pasti akan memilih meminum obat yang ia berikan. Dorothy  adalah wanita bangsawan, bagaimana mungkin dia sudi dikenang sebagai  penjahat.

"Yang Mulia, bawa kembali hadiah dari Anda!" Dorothy tidak ingin mengurusi kepala Matthew.

Xinlaire  melihat kepala Matthew di lantai. "Dia bukan orangku, Nyonya Dorothy.  Sebaiknya kau yang mengurusnya sendiri." Kemudian Xinlaire pergi.

Dorothy merasa dadanya mulai sakit begitu juga dengan kepalanya.

Seperginya  Xinlaire, Dorothy segera memasukan kepala Matthew kembali ke dalam  kotak. Jika ada pelayannya yang melihat kepala Matthew maka itu akan  menjadi masalah.

Pelayan Dorothy masuk. Ia mendekati majikannya untuk melayani wanita tua itu lagi.

Dorothy  mencoba sebisa mungkin untuk bersikap seperti biasa agar pelayannya  tidak curiga bahwa ia dan Xinlaire terlibat dalam perseteruan tadi.

"Yang  Mulia Raja sangat perhatian pada Yang Mulia Ratu, keduanya memang  pasangan yang sangat serasi." Pelayan itu mencoba menyenangkan hati  Dorothy.

Darah Dorothy semakin mendidih karena ucapan sang pelayan, tapi ia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya.

"Aku merasa sedikit lelah, keluarlah, aku akan istirahat."

Pelayan tidak merasa aneh, sebelumnya Dorothy memang sedikit tidak enak badan.

"Baik, Nyonya." Pelayan itu mundur lalu berbalik keluar dari ruangan itu.

Dorothy  kembali memikirkan ucapan Xinlaire. Ia tidak bisa memberitahu putranya  tentang apa yang terjadi karena putranya pasti akan datang memohon pada  Xinlaire.

Xinlaire adalah pria yang kejam, ia telah membunuh  ribuan orang dengan tangannya sendiri. Pria itu jelas tidak akan  mengampuninya. Pada akhirnya ia masih akan menerima hukuman mati di  depan semua orang. Anak dan cucunya akan dicecar oleh banyak orang, juga  namanya akan dikenang sebagai penjahat.

Kepala Dorothy seperti  akan meledak, dadanya saat ini terasa sangat sesak seperti ada batu  besar yang menghimpit di sana. Ia tidak memiliki pilihan lain selain  meminum obat dari Xinlaire.

Dorothy tidak menyangka jika ini  adalah akhir dari hidupnya. Ia pikir bahwa di masa tuanya ia akan  menikmati kemuliaan sebagai nenek ratu Allegra, tapi ternyata  ia salah.  Ia harus mati bahkan sebelum melihat cicitnya lahir.

Tatapan  Dorothy beralih ke kotak hitam yang berisi kepala Matthew. Ia harus  menyingkirkan kepala pengkhianat itu terlebih dahulu.

Dorothy pergi ke belakang kamarnya, wanita itu memasukan kotak hitam yang ia bawa ke tempat pembakaran.

**

Malam ini Xinlaire kembali tidur dengan Charlotte. Pria itu terus mengikuti keinginan Charlotte yang ingin berdekatan dengannya.

Tawanan Hati Sang RajaWhere stories live. Discover now