Rahasia

36 6 0
                                    

// Mari kita flashback ke masa aiden terbaring sekarat akibat racun //


Ruangan itu tidak terlalu besar. Sebuah kamar yang di buat oleh lord weston untuk kamar tamu ketika rekan kerjanya datang untuk menginap.

Ruangan yang begitu rapi bernuansa serba putih dan coklat. Ada sebuah sofa berhadapan dengan televisi lalu di sebelahnya ada ranjang dan juga meja. Bahan bahan yang di pakai terbuat dari sutra yang lembut membuat kesan mewah.

Aiden terbaring di atas ranjang itu dengan keadaan sekarat. Nafasnya yang berat perlahan menjadi tenang bahkan terlihat seperti tidak ada udara yang masuk ke dalam hidungnya. Tubuhnya di posisi lurus, kulitnya semakin pucat.

Hanya satu hal yang terlihat dan membuktikan bahwa aiden masih hidup. Dahinya terus mengerut seperti menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Suster 1 jam yang lalu baru saja membersihkan tubuh aiden supaya tetap bersih walau tidak mandi. Karena statusnya yang merupakan adik james. Lord weston memperlakukan aiden dengan sangat hati hati, bahkan jika bukan karena statusnya sebagai keluarga inti negri api. Aiden itu tetap berharga, dia teman anak tercintanya.

Krekk...

Suara pintu terdengar, ada seseorang yang sedang membuka pintu. Orang itu berjalan maju perlahan mendekat ke ranjang milik aiden.

"Huft.. kenapa jadi begini.."

"Aku tidak suka jika mereka menyakiti orang orangku.."

Tanpa orang itu tau perkataanya bisa di dengar aiden

"Pada dasarnya kita memang masih di bawah umur yang butuh perlindungan orang tua.."

Setelah itu aiden merasakan ada sebuah benda yang di taruh di atas dadanya. Kemudian ada cahaya terang yang menyilaukan di hadapannya meski matanya tetap terpejam, lalu dia merasakan tubuhnya mulai menjadi kuat kembali dan rasa sakit di tubuhnya berkurang hingga menghilang.

Setelah itu aiden membuka matanya dan melihat sosok yang sudah dia duga. Sosok bertubuh tinggi, berkulit pucat dan mempunyai paras yang selalu tampan. Melihat aiden langsung sadar orang itu terkejut.

"Kak gale"

"Kok?! Cepet banget sadarnya!"

Gale langsung memasukkan krystal biru itu ke dalam kantong celananya.

"Tidak udah terkejut begitu.. seharusnya aku yang kaget. Aku sedari tadi masih sadar."

"Ohh.." gale menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena aksinya ketahuan.

"Kenapa krystal jeremy ada di kak gale? Bukannya di simpan sama..."

"Oh! Jadi itu dari oma rose? Jangan jangan kak gale disuruh menjaga kami diam diam? Aku benarkan??"

Belum sempat gale berkata aiden sudah bisa menebak. Memang jika berhadapan dengan aiden siapa yang bisa mengelak? Jeremy aja selalu bungkam jika aiden sudah cerewet.

Gale mau tak mau menjelaskan tentang dia yang tiba tiba mendapat surat dari oma rose yang menyurunya menjadi "mata" untuk oma rose. Oma rose juga memberikan krystal itu supaya bisa membantu bila mereka terluka.

"Oma rose merasa ada yang di sembunyikan oleh jeremy sendirian. Oma takut jika jeremy gegabah dan mengambil tindakan yang fatal"

Aiden mengganguk paham

"Kamu harus merahasiakan ini dari jeremy. Dia pasti tidak akan suka jika omanya terlalu khawatir padanya"

"Tenang saja. Aku akan membantu kak gale"

ELEMENTWhere stories live. Discover now