Pemulihan (2)

61 7 0
                                    

"Bagaimana rasanya?"

"Sepertinya kita harus mengurangi gulanya"

"Tapi menurutku ini sudah enak jere"

"Iya aku tau tapi mereka bertiga itu tidak suka makanan terlalu manis tidak seperti kita aiden dan kata dokter mereka harus makan yang ringan ringan dulu"

Kedua anak itu dari tadi pagi sibuk memasak di dapur bahkan koki pribadi aiden disuruh libur hari ini. 2 hari setelah aiden terbangun orang selanjutnya yang sehat kembali adalah james disusul dylan dan gale.

"Ah tidak seruuu! Mereka kita kasih bubur ama ayam kuah jahe aja kalau begitu!" Aiden melipat kedua tangannya di dada dan memanyunkan bibirnya. Dia ingin membuat masakan ayam asam manis dan sedikit pedas, juga mango sticky rice karena aiden suka makanan pedas dan juga makanan manis tapi sedari tadi jeremy melarangnya menambahkan apapun. Kan aiden jadi males mana ada ayam asem manis tapi rasanya tawar? Mangga yang mereka beli juga tidak manis, aiden merasa ditipu sama penjual buah di pasar.

Jeremy menghela nafas, jujur dia juga suka makanan manis tapi demi kesehatan kakak kakaknya jadi jeremy harus mengalah dan membujuk aiden.

"Kita makan bersama sama dulu setelah itu nanti aku minta tolong kak keenan untuk membelikan kita es krim dan roti mentega gula"

Aiden tersenyum lalu merangkul jeremy "SETUJU!" Wah aiden bisa membayangkan di dalam otaknya akan seenak apa roti mentega gula dengan es krim di siang hari.

Tuk tuk tuk

Ada beberapa langkah yang terdengar menuju ke arah ruang makan. Aiden dan jeremy baru saja menaruh semua makanan di atas meja. Menu hari ini aiden membuat ayam asam manis, tom yum dan sup asparagus dan jeremy yang membuat makanan penutup ada mango sticky rice, salad buah dan teh madu jahe. Kata dokter buah cocok untuk orang yang baru sehat kembali.

"Apa ini?! Wangi sekali!!" Dylan berlari dan langsung mencomot ayam asam manis milik aiden tapi wajahnya yang semula senyum menjadi bingung. "Kok rasanya berbeda? Tidak seperti yang biasa aku makan? Ini... tawar?"

"Orang sakit jangan banyak milih makan. Tidak boleh konsumsi gula berlebih!" Sinis aiden

Dylan tidak memperdulikan tatapan aiden dia langsung duduk dan makan. Perutnya sudah bunyi dari 2 jam yang lalu. James dan gale pun ikut duduk dan menyantap makanan buatan aiden dan jeremy.

"Aiden"

"Apa?"

"Cukup aku akui meski rasanya kamu kurangin tapi masakan kamu tetap enak"

Aiden tersenyum senang "Terimakasih kak gale"

"Kau bangun lebih dulu rupanya bukannya seharusnya james bangun duluan?" Tanya dylan

"Tidak tau mungkin lukaku tidak sebesar itu sedangkan kak james terluka parah"

"James itu terluka parah di fisiknya bukan di dalamnya tapi kamu kan yang paling dekat dengan jeremy pasti luka dalammu besar aiden" jelas dylan

James pun bersuara "Berarti tinggal kak nathan dan sebastian yang belum sadar? Aku dengar tian akan bangun lebih lama" james melirik dylan yang diam diam memanyunkan bibirnya, kekhawatiran di wajahnya sangat terlihat tadi dylan sempat melihat kondisi sebastian dulu sebelum mereka keluar dari sana

Gale pun sama melihat ekspresi wajah dylan "Tapi aku yakin mereka pasti baik baik saja lagipula kitakan kuat jadi pasti bisa cepat sembuh dong!"

"Lalu bagaimana dengan war.."

"Sudah jangan banyak bicara kata omaku tidak boleh banyak bicara saat makan!" Perkataan james di potong oleh jeremy

"Iya iya"

Setelah mereka makan siang. Mereka bertiga memutuskan beristirahat saja di kamar mereka sedangkan jeremy dan aiden akan pergi ke klinik besar milik negri api. Jeremy selama 2 hari dibantu aiden membuat banyak sekali obat obat untuk luka fisik maupun dalam dari berbagai macam tanaman dan tumbuhan. Kalau obat obat buatan jeremy sangat berkhasiat, jeremy sudah menulis cara membuat dan menulis semua resep resepnya untuk di sebarkan ke negri lain.

Mereka berdua ditemani 2 penjaga dan 5 pelayan berjalan ke klinik. Sesampainya disana jeremy melihat banyak sekali orang orang yang masih terbaring sakit di dalam klinik. Kemudian mereka disambut oleh seorang dokter dan perawat disana.

"Selamat siang Tuan Muda Aiden dan Tuan Muda Jeremy. Ada yang bisa kami bantu?"

"Saya membuat obat obatan herbal untuk warga disini dan obat ini sudah saya uji ke salah satu penjaga di kuil dan dokter pribadi saya juga mengecek obat yang saya buat. Saya berharap obat ini dapat membantu banyak warga" jelas jeremy dan dokter itu pun tersenyum

"Saya percaya bahwa para tuan muda dengan niat yang baik hati mau membantu kami semua"

"Mari masuk"

Mereka semua pun masuk ke dalam klinik lalu dokter itu mengarahkan mereka ke satu pasien perempuan yang terbaring lemah dengan kondisi cukup parah. Memang tidak banyak warga perempuan yang ikut dalam perang tapi masih ada yang tetap ikut demi menjaga keluarga mereka dan sistem di negri api, mereka selalu mengutamakan perempuan dan anak anak.

Ketika jeremy melihat perempuan itu dia terkejut. Dia seperti mengenal perempuan itu. Melihat itu dokter langsung bertanya pada jeremy "Sepertinya anda mengenal anak perempuan ini, apa saya benar?"

"Saya tidak mengenalnya secara personal tapi saya pernah bertemu dengannya"

Anak perempuan itu adalah anak yang meminta bubur dan obat lebih banyak ke jeremy saat waktu jeremy membagi makanan di negri api dulu.

"Dia terluka cukup parah saat ingin melindungi kedua adik kembarnya yang masih berusia 5 tahun sedangkan dia mungkin sekitar 9 tahun? Kami kurang tau informasinya"

Aiden merasa iba dengan kondisi anak perempuan itu "Lalu dimana kedua adiknya dok?" Lalu dokter menjawab "Mereka berada di tempat pengungsian dengan di jaga oleh tetangga mereka"
Aiden menganggukkan kepalanya.

Jeremy lalu mengambil sebuah kain yang berisikan beberapa bubuk tanaman yang ditaruh di dalam toples besar, jeremy meminta air dan kapas ke perawat. Dia membuka toples itu "1 cangir gelas besar hanya memerlukan 2 sendok teh bubuk ijo ini lalu kalian larutkan kemudian ambil kapas di rendam 15 detik hingga kapasnya berubah jadi hijau dan kalian bisa bersihkan luka fisik yang ada di tubuh jika lukanya besar bisa dikompres, kalau berkhasiat dalam 10 jam maka luka akan menutup dan mengering dan tidak akan terinfeksi oleh bakteri dari luar"

Para perawat mencatat semua perkataan jeremy.

Jeremy mengambil 1 kapas dan membersihkan luka di kepala anak perempuan itu. Begitu telaten dan lembut. Setelah itu jeremy memberikan seluruh bubuknya yang dia bawa bertoples toples. Lalu dia mengambil sebuah botol yang berisikan sebuah cairan dari bunga bunga yang dia racik dengan teh.

"Apa dia ada luka dalam?"

"Ada cedera otot di kaki dan pundaknya"

Jeremy memberikan botol berisikan cairan merah dan meminta perawat memasukannya ke dalam kantong infus anak itu.

"Jika ada luka dalam kecil berikan setengah botol untuk pasien bila lukanya besar maka 1 botol untuk 1 hari. Kalian bisa campurkan ke dalam makanan atau apapun. Setiap warna cairan berbeda beda, aku sudah menuliskan resepnya, untuk yang merah akan membantu pemulihan cedera otot lalu yang biru untuk pendarahan di dalam tubuh yang tidak terdeteksi dan yang kuning untuk menetralkan racun di tubuh"

Semua orang terpukau dengan kepintaran jeremy dalam hal obat obatan padahal dia berusia 15 tahun tapi pengetahuannya sudah hebat.

"Baiklah kami mengerti dan sekali lagi terimakasih atas bantuannya yang besar ini Tuan Muda Jeremy"

Lalu aiden menambahkan "Jika butuh apapun katakan saja pada tuan gustaf maka aku dan kakakku akan sebisa mungkin memberikan apapun yang kalian butuhkan, kami akan datang lagi besok untuk memastikan hasil dari obat yang kami buat"

"Terimakasih Tuan Muda Aiden"

Sebelum pergi jeremy melihat wajah anak perempuan itu sekali lagi

"Cepatlah sembuh.. ada kedua adikmu yang sedang menunggumu pulang.."

ELEMENTWhere stories live. Discover now