Negri Angin (5) : Pencuri

101 12 2
                                    

Setelah kabar dari surat itu jeremy semakin terus mengasah kemampuannya. Dia sudah mulai bisa menguasai elemen api dan elemen angin. Dia juga sudah menguatkan dirinya untuk menghadapi hal hal buruk yang akan terjadi.

Hari ini setelah 2 minggu dia di negri angin, jeremy akhirnya diperbolehkan pergi ke pasar. Lord weston sudah memberitahu warganya untuk bisa menghargai keberadaan jeremy. Mereka semua sudah tahu keberadaan jeremy dikarenakan rumor itu benar benar sudah tersebar luas ke seluruh negri elemen, ke seluruh tempat dan desa tempat tinggal jeremy. Bahkan selama ini pula mereka sedang berlatih karena pengumuman dari lord weston yang menyuruh mereka berjaga jaga.

Jeremy sekarang bersama dengan keenan. Keenan itu berusia 25 tahun dan memiliki rambut berwarna coklat.
Jeremy ingin melihat orang orang di negri angin, supaya dia bisa lebih mengenal mereka.

"Kau harus mengambil hati mereka jeremy. HARUS!"

"Setelah kau menolong warga di negri api dengan obat obatan mu itu, mereka sudah pasti berada di pihakmu. Nah sekarang cari cara agar orang orang disini bisa menyukaimu!"

Jeremy memejamkan matanya. Perkataan aiden terus berputar diotaknya.

"Ada apa tuan muda? Apakah kau lelah?" Keenan menepuk pundak jeremy karena dia melihat dari tadi jeremy menghela nafas terus menerus. Jeremy menggelengkan kepalanya.

"Kak keenan.. Bagaimana bisa aku mengambil hati mereka jika mereka saja melihat aku seperti itu.."

Oh ya jeremy memutuskan memanggil keenan dengan seperti itu supaya lebih akrab.

Keenan melihat sekelilingnya dan jeremy benar, orang orang di negri angin melihat jeremy seperti mereka melihat dewa yang baru saja turun dan mereka menjadi segan untuk mendekatkan diri atau bahkan menyapa jeremy..

Keenan tersenyum "Setidaknya mereka tidak memberikan tatapan buruk kepadamu kan? Jujur saja aku juga kaget ketika mengetahui keberadaanmu.."

Mereka berdua menuju toko yang menjual bahan bahan kue. Jeremy ingin membeli bahan bahan untuk membuat kue. Ada seseorang yang sebentar lagi berulang tahun.

"I..ini b..belanjaanya t..tuan.." wanita muda yang berusia 30 tahun itu gemetar ketika melihat anak yang berada di sebelah keenan. Jeremy sudah yakin dia menampilkan senyuman termanisnya tapi wanita itu tetap takut melihatnya. Bahkan wanita itu terus membungkukkan badannya berkali kali.

"Terimakasih" keenan mengajak jeremy pergi dari toko itu.

"Kenapa dia seperti orang ketakutan kak? Bukannya keberadaanku sebenernya hal yang baik untuk mereka??" Jeremy mengecek seluruh bahan bahan yang ada di dalam kardus.

"Orang yang merasa diri mereka lemah biasanya mereka akan ketakutan melihat seseorang yang sangat berkuasa.. mereka takut jika hak hidup mereka diambil.."

"Tidak usah dipikirkan.. mereka orang orang yang mengikuti orang lain.. jika kamu bisa mengambil hati sebagian dari mereka nanti pada akhirnya mereka akan suka padamu.."

"Apakah mereka menyukai gale?"

Keenan tersenyum dan mengangguk

"Sejak tuan muda gale lahir.. mereka sudah menyayangi tuan muda dan ketika tuan muda gale tumbuh menjadi anak yang baik dan kuat mereka semakin ingin menjaganya."

Jeremy pun ikut tersenyum lalu tiba tiba mereka berdua melihat ada anak yang mencuri sesuatu dari seorang nenek dan bahkan nenek itu terjatuh dan barang barangnya berantakan di tanah. Keenan langsung membantu nenek itu sementara jeremy menaruh kardusnya di jalanan dan langsung mengejar anak itu.

"Tuan muda!!" Keenan memanggil jeremy tetapi tidak didengarkan.

Jeremy mengejar anak itu sampai ke sebuah gang buntu.

"Berhenti!"

Anak itu langsung panik dan dia menggunakan kekuatan anginnya untuk mengangkat sebuah besi yang besar dan ingin melemparkannya ke jeremy tapi jeremy langsung menghempaskan besi itu menggunakan kekuatan anginnya dan membakar besi itu. Lalu orang itu terkejut melihat jeremy bisa menggunakan 2 kekuatan sekaligus.

"S..siapa kamu?!"

"Jangan banyak bertanya! Berikan kantong itu kepadaku jika tidak ingin celaka!" Jeremy memberikan tatapan tajam

Anak itu berjalan ke arah jeremy dan memberikan kantong biru yang berisikan beberapa koin emas. Jeremy berpikir kenapa segampang itu dia menyerah begitu saja sedangkan jeremy sudah berjaga jaga bila dia akan diserang lagi.

"Ma..maafkan aku.. tuan muda.. tolong...jangan hukum aku..." orang itu berlutut dihadapannya.

Jeremy membulatkan matanya

"Eh?"

"Jangan berlutut kepadaku!"

Jeremy menarik anak itu supaya berdiri

"Kenapa kamu mencuri ini? Bukannya lord weston sudah memastikan bila seluruh warga di negri angin mendapat makanan gratis 2 kali setiap hari?"

"Benar.. tapi kakekku jatuh sakit dan hanya bisa disembuhkan dengan obat yang di jual di negri air.. dan obat itu sangat mahal.."

Jeremy pun mengikuti anak itu ke rumahnya. Rumah itu kecil bahkan lebih besar kamar tamu yang disediakan keluarga zephyr untuknya. Jeremy melihat sosok laki laki tua yang sedang terbaring lemah di atas kasur tipis.

"Kakekmu sakit apa?"

"Pytaros"

"Penyakit apa itu?"

"Semacam demam beserta ruam merah di seluruh tubuh. Kakekku terkena gigitan ular air saat dia sedang mencari rumput laut di sungai yang dekat dengan negri air.."

"Apa tidak ada satu pun obat di negri angin yang bisa menyembuhkan kakekmu?"

"Aku tidak tahu.. sepertinya tidak ada bahkan jika ada pun aku takut orang orang tahu keadaan kakek dan kita bisa saja diusir.."

Jeremy merasa iba dengan kondisi anak laki laki yang sepertinya lebih muda dari dirinya. Dia teringat betapa sedih dan susahnya dia merawat omanya jika omanya sedang sakit.

"Butuh berapa lama kakekmu bisa bertahan sampai obat itu ada?"

Anak itu berpikir sejenak

"Paling lama.. 3 hari.... Itu pun tak pasti setelah itu aku yakin kakekku tak akan... selamat.. dia sudah begini selama seminggu.." anak itu menangis

"Siapa namamu? Dari tadi aku belum tau namamu.."

"Namaku Emil"

"Namaku Jeremy panggil saja jeremy tidak perlu panggil tuan muda.."

"Jadi emil.. aku akan membantu mu"

Emil membulatkan matanya

"B...benarkah??"

"Tapi aku ga janji.. aku akan coba sebisa mungkin.. aku akan mencari cara agar bisa mendapatkan obat itu.."

"T..terimakasih t..tua..ah..je..jeremy!"

"Jagalah kakekmu ya dan tunggulah sebentar.."

---

Jeremy kembali ke tempat nenek itu terjatuh dengan kantong biru yang merupakan harta nenek itu. Keenan yang melihat jeremy langsung berdiri

"Oh! Tua.."

Jeremy mengabaikan keenan dan dia memberikan kantong itu ke nenek.

"Nek ini punya anda.. maaf menunggu lama.."

"Oh!! Saya pikir.. saya akan kehilangan uang saya!! Terimakasih.."

"Nama saya je.."

"Tuan muda jeremy! Nenek bisa memanggil dia seperti itu" belum saja jeremy selesai bicara tapi keenan langsung memotong jeremy, alhasil jeremy memberikan tatapan tajam kepadanya

"Terimakasih tuan muda jeremy. Kamu memiliki hati yang baik. Saya sangat beruntung bisa ditolong oleh orang sehebat anda" nenek menunduk dan memberikan rasa hormat

"Sama sama. Anda tidak perlu berkata seperti itu" jeremy tersenyum lalu dia dan keenan memutuskan pergi dari situ dan balik pulang. Jeremy ingin segera membuat kue karena nanti malam dia akan merayakan ulang tahun seseorang.

ELEMENTWhere stories live. Discover now