Negri Tanah (5) : Memori Kecil

73 16 2
                                    

Jeremy mengelap tongkat ajaibnya dengan sapu tangan basah. Dia memeriksa remo karena takut rusak.
Jeremy sedang duduk di bangku halaman tempat yang biasa dipake latihan untuk belajar seluruh kekuatannya. Setelah tongkat itu bersih, jeremy memasukan sapu tangan ke dalam saku celananya. Dia menatap tongkatnya

"Terimakasih karena sangat membantuku tapi kamu pasti tau kalau aku belum bisa mengendalikan keseluruhan kekuatanku.. mungkin aku juga masih salah dalam menggunakanmu remo.."

Jeremy menghela nafas kecapean. Kekuatannya sudah jauh berkembang dan bahkan dia sudah tidak perlu orang lain untuk mengajarinya lagi hanya tinggal di kembangkan dan di latih saja.. tetapi jeremy merasa hatinya janggal seperti ada hal yang belum dia ketahui. Bahkan kekuatannya seperti belum nyambung dengan energi remo padahal itu tongkat kesayangannya.

"Aku harus mempelajari orang orang disekitarku.. huft.. padahal aku sendiri saja tidak paham tentang diriku.. darimana aku berasal aja aku juga tidak tau ceritanya.. oma rose belum cerita semuanya.."

Jeremy mendadak lesuh dan dia menatap tongkatnya "Andai saja ada yang bisa memberitahuku. Aku berharap.. Aku tau apa yang sebenernya terjadi pada keluargaku terutama.. orangtuaku.."

Setelah jeremy berkata demikian dia memejamkan matanya dan menikmati angin yang menerpa ke wajahnya. Namun setelah 5 menit dia merasa rambut dan kaosnya bergerak cepat, angin disekitarnya menjadi kencang. Masih tetap memejamkan mata jeremy mengomel "Kak gale jangan bercanda dulu.. biarkan aku istirahat.. aku lelah!"

Seperti tidak ada jawaban dari orang yang dia ajak bicara, jeremy membuka matanya. Dia terkejut ketika melihat tongkat ditangannya bersinar terang.

"Ada apa ini?!"

Belum sempat berbicara lagi. Jeremy merasa terhipnotis dengan cahaya biru yang keluar dari tongkat sihirnya. Seketika pandangannya berubah, dia sudah tidak berada di halaman tempat dia duduk lagi. Sekarang dia berada di taman luas dan sangat cantik. Banyak sekali bunga bunga dan kupu kupu yang cantik. Jeremy tidak pernah melihat taman yang secantik dan seindah ini. Jeremy ingin menggerakan badannya tetapi tidak bisa. Jadi dia bertanya tanya apakah dia sedang mimpi?

Lalu dia mendengar suara suara berasal dari air mancur dekat dari tempat dia berdiri.

"Maafkan aku sayang.." laki laki yang berpakaian formal itu berlutut di hadapan seorang wanita yang sedang memegang bayi kecil yang dibalut dengan selimut biru muda.

"Aku gamau thierry kenapa kenapa mas!" Perempuan itu menangis dan memeluk bayi laki laki yang sedang menangis juga.

"Anak kita akan baik baik saja. Aku yakin rencana kita pasti akan berhasil!!"

"Aku berharap perkataanmu benar.. aku harap kita akan baik baik saja.."

"Siapa mereka? Dan siapa bayi itu??" Jeremy bertanya tanya di dalam hatinya lalu pandangan di hadapannya berubah. Sekarang di hadapannya merupakan hutan. Dia melihat sebagian hutan sudah terbakar. Rasa panik di hatinya muncul. Belum sempat mengendalikan rasa panik itu, hati jeremy rasanya ingin copot ketika dia melihat omanya menggendong bayi berbalut selimut kuning dengan seorang laki laki yang mukanya tidak asing.

"B..bukankah l..laki laki itu..."

"Tuan Gustaf????"

"M..mereka.. terlihat lebih muda sedikit.."

Jeremy melihat oma rose dan tuan gustaf berlarian di dalam hutan yang sedang terbakar. Hatinya sakit tanpa sadar air mata jeremy keluar. Dia bahkan tidak bisa menolong mereka karena badannya kaku seperti patung.

"Ayo rose!! Kita harus selamat dari sini!!"

Tuan gustaf menarik tangan oma rose lebih kencang

"A..aku gabisa gus.. aku lelah.."

ELEMENTWhere stories live. Discover now