Negri Tanah (4) : Mengikuti Keseharian Nathan

66 15 0
                                    

"Geser sedikit bisa kali!"

"Ini tempat ku! Kau buta ya!"

"Apa kau bilang?!"

"Stttttttt jangan berisik!" James menegur gale dan tian yang bertengkar sedari tadi.

Mereka bertujuh sedang duduk di bukit tinggi dekat dengan kuil. Tadi pagi aiden melihat nathan yang sudah mandi dan siap untuk pergi. Aiden bertanya mau kemana nathan pagi pagi buta.

"Kak nathan! Mau kemana sepagi ini??"

"Oh kamu sudah bangun? Aku mau meditasi di bukit"

"Meditasi??"

Meditasi itu bisa bikin kekuatan elemen tetap stabil dan bisa semakin kuat itulah yang dilakukan nathan tiap pagi.

Setelah mendengar jawaban nathan, aiden bergegas membangunkan yang lain dengan berbagai metode unik dan menjengkelkan supaya ke lima orang yang sedang tertidur itu bangun secepat mungkin. Dan disinilah mereka berakhir di bukit untuk melakukan meditasi bersama sama.

"Menyenangkan" aiden menghirup udara segar di pagi hari

"Apanya yang menyenangkan?! Ini membosankan!" Protes james

"Memangnya kita harus selalu ikutin kegiatan kak nathan ya? Kalau dia berak masa kita juga harus berak?" Ujar dylan yang masih setengah ngantuk

Tian,gale dan james menahan tawa sekuat mungkin sedangkan jeremy hanya diam saja kalau boleh jujur dia juga tidak suka meditasi, dia suka ketenangan tapi masalahnya meditasi nathan itu 2 jam sangat lama apalagi jeremy harus meditasi dengan teman temannya yang sangat berisik dan konyol, mana bisa fokus? Stress iya.

Setelah 2 jam yang tidak ada artinya itu. Mereka memutuskan bersih bersih dan sarapan bersama setelah ini mereka akan lanjut berkeliling di negri tanah.

"Jeremy lihat itu!" Tian menunjuk sebuah toko besar yang memajang mangkok dan gelas cantik berwarna warni.

"Membuat tanah liat? Kamu mau membuat mangkok tian?"

"Sepertinya seru! Ayo kita buat!!" Tian menarik jeremy dan diikuti yang lain

"Berapa orang?"

"Tujuh pak"

Jeremy membayar ke bapak pemilik toko itu. Toko itu langsung di tutup karena tempat yang di sediakan hanya muat 5 orang, jadi jika sedang ramai orang lain harus menunggu dan berbaris menunggu giliran. Tapi karena jeremy membayar lebih maka toko langsung tutup hanya untuk mereka bertujuh saja.

Mereka memakai celemek dan duduk di tempat masing masing. Pemilik toko langsung memberikan sebalok tanah di atas mesin putar. Bapak itu juga menjelaskan satu persatu mengenai pembuatannya.
Jeremy, sebastian dan james membuat mangkok. Aiden dan gale membuat gelas. Nathan dan dylan membuat piring.

"Silakan di mulai"

Mereka melakukannya dengan sungguh sungguh padahal niatnya hanya senang senang aja. 15 menit pertama punya sebastian dan aiden lah yang sudah terlihat bentuknya sedangkan bentuk yang masih datar itu punya jeremy dan nathan.

"Ini susah sekali.." jeremy terus menekan lalu menaikkan pinggir tanahnya agar berbentuk mangkok tapi selalu gagal.

"Seharusnya aku memilih piring saja" jeremy melihat nathan yang tersenyum puas ketika dia mengambil sebuah papan kayu lalu menggeprak geprak tanah itu dan alhasil piring tipis pun jadi.

"HAHAHAHAHAHA! Itu mah bukan piring tapi tatakan gelas!" Tian tertawa sangat keras

"Punya kalian jelek sekali!! Kalau begitu anak tk juga bisa hahahahaha" tawa gale

ELEMENTWhere stories live. Discover now