49

2.8K 273 41
                                    

Lima hari berlalu, kini Emrick sedang berada dirumah keluarga Frisca yang ditempati Dallen. Dallen tidak lagi menghindar dari Emrick, ia sudah bisa mengontrol perasaannya. Dallen sadar, ia tidak seharusnya menghindar terus menerus

Bagaimana dengan Emrick? keadaan Emrick masih sama, sangat kacau. Emrick terus memikirkan Frisca. Mencari Frisca kemanapun rasanya percuma, Frisca tidak akan menampakkan dirinya. Saat ini Emrick hanya bisa menunggu

Emrick hanya bisa menunggu Frisca yang pulang sendiri kepadanya. Emrick memohon, semoga perempuannya segera kembali secepatnya. Emrick sudah tidak bisa menahan rasa rindu selama hampir empat minggu tidak bertemu Frisca

Saat ini Emrick, Dallen dan Aletha sedang berada diruang keluarga. Mereka hanya saling diam, tidak ada yang mengeluarkan suara sama sekali. Aletha memperhatikan Dallen dan Emrick bergantain, wajah sendu dua lelaki tersebut sangat terlihat

"Bang, Rick, Frisca juga sedih kalau liat kalian berdua terus terusan kaya gini. Ayo dong semangat, Frisca pasti secepatnya pulang" ucap Aletha memandang Dallen dan Emrick bergantian

"Isca kemana sebenernya tha, Isca satu satunya keluarga yang abang punya tapi kenapa dia malah pergi ninggalin abang" ujar Dallen menatap Aletha

"Frisca ga ninggalin Abang, Emrick, Aletha atau siapapun. Aletha yakin Frisca pasti pulang, jadi please jangan sedih sedih lagi" balas Aletha mengusap punggung Dallen

"Ga bisa tha, abang mau nangis" ucap Dallen kepada Aletha sambil menaruh kepalanya pada pundak kekasihnya itu

"Abang udah ah jangan nangis terus, emang ga malu sama Aletha?" balas Aletha pada Dallen dengan mengelus kepala sang tuan

"Ngapain malu, ga lah" jawab Dallen. Air matanya sudah tidak tertahankan

Emrick hanya diam tidak mengeluarkan sepatah katapun, sedari tadi macbook dihadapannya menyala tetapi tidak dihiraukan olehnya. Pandangannya kosong, ia hanya melamun. Entah pikirannya melayang kemana

Ditengah lamunan tersebut, handphone Emrick berdering. Emrick meraih handphonenya dan melihat siapa yang menghubungi, tertera nama Pak Abimana dilayar. Emrick tidak segera mengangkat panggilan tersebut

Emrick merasa sedang tidak ada kerjasama apapun dengan Pak Abimana. Kenapa Pak Abimana menghubunginya? pasalnya ia saling berhubungan dengan Pak Abimana hanya dalam urusan kantor saja

"Rick kenapa bengong? angkat siapa tau penting" ucap Aletha kepada Emrick. Dallen yang sedang bersandar ditubuh Aletha pun menegakkan tubuhnya dan memandang Emrick

"Siapa yang call rick?" tanya Dallen kepada Emrick. Emrick menatap mata Dallen, lalu berucap

"Pak Abimana" Emrick memperlihatkan layar handphonenya kepada Dallen dan Aletha

"Om Abi?" tanya Dallen. Emrick mengangguk

"Lo lagi ada urusan kantor sama Om Abi?" sambung Dallen bertanya kembali dan mendapat gelengan kepala dari Emrick

"Coba angkat, siapa tau ada info tentang Frisca" ujar Aletha memandang ke arah Emrick

Mendengar perkataan Aletha, Emrick pun segera mengangkat panggilan tersebut

"Halo selamat siang Pak Abimana" ucap Emrick

"Rick tolong kamu ke kantor polisi sekarang, alamatnya sudah saya send" Pak Abimana berucap dalam sambungan telepon

"Kantor polisi?" tanya Emrick. Dallen dan Aletha yang mendengar kata 'Kantor polisi' pun saling tatap satu sama lain

"Iya, cepat rick saya tunggu" balas Pak Abimana dan langsung memutuskan sambungan telepon

Between Fate and AccidentWhere stories live. Discover now