6

3K 203 1
                                    

Setelah pernikahan dilaksanakan kedua orang tua Emrick langsung berpamitan, mereka akan langsung kembali ke singapore hari ini

"Emrick sayang, ibu dan ayah kembali ke singapore ya nak. Kamu baik baik disini, kamu juga harus bersikap baik dengan Frisca. Sekarang Frisca istri kamu, kamu harus bisa menerima kehadirannya dihidup kamu" ucap Bu Nilam sambil mengusap lembut kepala Emrick. Tidak ada respon apapun dari Emrick, Emrick terus menatap lurus kedepan dengan pandangan kosongnya

"Emrick, maaf ayah dan ibu harus langsung pergi. Kamu sehat sehat ya, kamu ga perlu memikirkan hal yang tidak perlu kamu pikirkan. Dan untuk urusan kantor semua sudah beres, sudah ada yang menghandle. Sekarang kamu fokus saja dengan kesehatan kamu" ucap Pak Arick menepuk lembut pundak Emrick yang sedang duduk di kursi roda. Sama seperti tadi, Emrick tidak bereaksi apapun

Kemudian kedua orang tua Emrick beralih menatap menantunya, Frisca

"Nak, ibu titip Emrick ya. Ingat selalu apa yang ibu katakan tadi, ibu yakin dan percaya dengan kamu" ucap Bu Nilam mengusap lembut lengan Frisca

"Kamu jaga diri baik baik ya nak, jaga suamimu juga. Walaupun pernikahan ini terjadi secara tiba tiba dan dalam keadaan yang mendesak tapi ayah yakin kamu dan Emrick bisa menjalani pernikahan ini dengan ikhlas, pelan pelan kalian usahakan" ucap Pak Arick mengusap lengan Frisca

"Iya Bu Nilam, Pak Arick. Frisca akan berusaha menjaga dan merawat Pak Emrick dengan baik, Bu Nilam dan Pak Arick tenang aja. Bu Nilam dan Pak Arick juga sehat sehat di singapore, semoga pengobatan Pak Arick lancar dan lekas sembuh" jawab Frisca dengan tersenyum

"Iya sayang terima kasih" jawab Bu Nilam

"Kamu kan sudah menikah dengan anak ayah dan ibu ca, jadi panggil kami ayah dan ibu saja ya nak. Dan panggil Emrick tidak usah dengan embel embel pak, santai saja" ucap Pak Arick

"Oh iya pa— yah, Frisca usahakan" ucap Frisca

"Kalau begitu kami pamit ya sayang" ucap Bu Nilam. Kemudian ia memeluk Frisca

"Iya bu, ibu dan ayah hati hati ya" jawab Frisca

"Kami pamit ya Dallen, Aletha. Terima kasih kalian sudah mau menerima kami disini, saya harap kalian ikhlas dengan semua ini" ucap Pak Arick

"Tentu kami sangat ikhlas pak, kami dengan senang hati menerima Pak Arick, Bu Nilam dan Emrick disini" jawab Dallen

"Terima kasih nak, kalau begitu kami permisi" ucap Pak Arick

"Mari saya antar pak" jawab Dallen. Kemudian Dallen dan Aletha segera bergegas mengantar Pak Arick dan Bu Nilam ke halaman

Sekarang hanya tersisa Emrick dan Frisca berdua. Frisca melirik ke arah Emrick, ia memandangi lelaki yang sekarang sudah resmi menjadi suaminya itu. Emrick yang mungkin merasa diperhatikan segera menoleh ke arah Frisca

Dengan cepat Frisca membuang pandangannya. Jujur saja sekarang Frisca bingung ingin berbuat apa, canggung sekali rasanya ditinggal berdua dengan Emrick seperti ini. Sampai tiba tiba saja Emrick merintih dan membuat Frisca panik

"Awshhh" rintih Emrick memegang kakinya

"Pak Emrick, you okay? ya ampun sebentar ya, saya ambilkan obat. Atau kita ke rumah sakit aja ya, sebentar saya panggilkan pak um—" ucap Frisca terpotong karena ucapan Emrick

"Saya hanya butuh istirahat" ucap Emrick. Ini untuk yang pertama kalinya Frisca mendengar suara Emrick

"Oh yaudah ayo kita ke kamar sa— eh ke—"'ucap Frisca terbata bata. Ia bingung mau membawa Emrick kemana

"Kenapa ca?" tanya Dallen yang baru saja masuk kembali bersama Aletha

"Ini bang Isca mau ajak Pak Emrick istirahat, tapi—" ucap Frisca

"Tapi apa? yaudah cepet bawa ke kamar kamu" ucap Dallen

"Rick, istirahat disini dulu ya. Nanti dibawa sama Frisca ke kamarnya. Besok baru kalian tentuin mau tinggal dimana" ucap Dallen dengan menepuk pundak Emrick. Emrick tidak menanggapi apapun, ia malah melirik ke arah Frisca dan dengan cepat Frisca langsung mengalihkan pandangannya

"Yaudah bang, Isca bawa Pak Emrick ke kamar dulu. Aletha gue ke kamar ya, makasih lo udah dateng kesini" ucap Frisca

"Iya sama sama, kaya sama siapa aja" jawab Aletha

Kemudian Frisca langsung mendorong kursi roda Emrick ke arah lift rumahnya dan segera menekan tombol untuk sampai ke kamarnya dilantai 2. Tak lama pintu lift kembali terbuka

Frisca segera bergegas mendorong kursi roda Emrick ke arah kamarnya. Setelah itu ia langsung membuka pintu kamarnya yang menampilkan kamar dengan nuansa putih abu abu itu

Frisca langsung mendorong masuk kursi roda Emrick, ia segera membetulkan bed dan bantal yang akan dipakai Emrick, kemudian ia ingin memindahkan Emrick ke bed

Bagaimana cara ia memindahkannya? Frisca langsung menatap ke arah Emrick, ia bingung sekarang. Karena tidak ada pergerakan dari Frisca, akhirnya Emrick juga menatapnya dan tatapan mereka pun bertemu

"Saya mau istirahat" ucap Emrick dengan mata yang terus menatap Frisca

"Hm?" jawab Frisca. Jujur Frisca bingung bagaimana memindahkan Emrick ke bed

"Gimana cara saya pindahin kamu ke bednya?" ucap Frisca dengan wajah polosnya. Emrick yang mendengar ucapan Frisca langsung menarik sang puan untuk mendekat ke arahnya dan ia segera mengarahkan tangan Frisca ke tubuhnya untuk memapah dirinya

Frisca mengikuti instruksi Emrick, ia langsung memapah tubuh Emrick ke bed. Setelah sudah berada dibed, ia langsung menidurkan Emrick dan membetulkan posisi kakinya secara perlahan

Setelah selesai, Frisca langsung menatap Emrick dari ujung kaki sampai ujung rambut, tiba tiba saja air matanya turun. Rasa bersalah itu seketika muncul kembali, membuat dadanya terasa sesak

Emrick yang melihat Frisca mengeluarkan air mata dan mencengkram dadanya merasa aneh. Karena merasa Emrick memandangnya, Frisca langsung memalingkan pandangan

Kemudian ia bergegas ke laci samping bed untuk mengambil beberapa obatnya dan langsung meminumnya. Emrick terus memperhatikan tingkah Frisca dengan saksama

Setelah minum obat, Frisca langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Di dalam kamar mandi, ia menangis sejadi jadinya

"Gue ga bisa liat keadaan Pak Emrick, hati gue sakit liatnya, dada gue sesak, ini semua terjadi karena kebodohan gue, maaf maaf maaf" ucap Frisca lirih disela tangisannya

Beberapa saat ia terus menangis dan memandangi pantulan dirinya dikaca wastafel, ketika dirasa dirinya sudah tenang, ia segera menghapus air matanya dan keluar kamar mandi. Ia berniat ingin langsung keluar kamarnya, tetapi pergerakannya terhenti karena ucapan Emrick

"You want to kill me?" tanya Emrick tiba tiba. Mendengar pertanyaan Emrick, Frisca langsung membalikan tubuhnya menghadap sang tuan

"What do you mean?" ucap Frisca

"Kamu mau membunuh saya? saya belum minum obat, ini sudah waktunya saya minum obat" jawab Emrick dengan wajah datar dan dinginnya

"Oh sorry, sebentar biar saya siapkan obatnya"

Frisca segera menyiapkan obat untuk Emrick. Setelah itu, ia segera menghampiri sang tuan dan memberikan beberapa butir obat, ia juga memberikan air mineral kepada Emrick

Selesai minum obat Emrick langsung merebahkan dirinya kembali dan memejamkan mata. Frisca pun membetulkan selimut untuk menutupi tubuh Emrick dan segera bergegas keluar kamar

Between Fate and AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang