PART 42 - Two Marriages

9.6K 1K 72
                                    

Di meja bar jauh dari hiruk piruk Jarvis Goncalve tenggelam dalam kekalutan. Segelas bourbon berada dalam genggaman. Pandangannya kosong. Dalam benak terekam kejadian di Erasmusbrug. Dellza mengatakan ia tidak menginginkan pernikahan itu. Jarvis mengira Altherr akan marah pada Dellza dan meninggalkannya, namun tidak. Altherr berkata takkan melepaskan Dellza dan membawa pergi wanita itu. Jarvis menenggak bourbon. Ia mencoba berpikir positif sekali lagi. Dellza akan bersamanya, ia catat itu dalam pikiran.

Ini belum selesai. Mungkin saja Altherr akan meninggalkan Dellza nanti, batinnya.

"Kalian tinggalkan tempat ini!"

Suara keras itu membuat lamunan Jarvis buyar dan menoleh ke belakang. Nampaknya kekacauan terjadi. Beberapa orang memaksa para pengunjung klub untuk bubar, mereka membawa senjata. Bahkan manager klub sampai ketakutan dan menyuruh para pengunjung pergi. Ketika Jarvis akan turun dari kursi pantry, salah satu dari orang-orang itu menahannya agar tidak pergi. Jarvis mengerti, ia tahu orang dibalik pembubaran klub.

Ketika klub kosong dari pengunjung, benar saja dugaan Jarvis, Altherr muncul dengan langkah cepat.

"Katakan alasanmu menikahinya," katanya dan berhenti. Ia berdiri beberapa meter dari Jarvis.

Jarvis diam sejenak. "Aku jatuh cinta, sejak aku melihatnya di kampusnya. Saat itu aku sedang ada seminar."

"Aku tahu kau punya alasan lain. Theo Burckhalter."

"Ya. Aku mengira kau akan memasukan Dellza ke daftar balas dendam darah, karena dia kekasih Theo. Jadi aku menikahinya, agar aku punya alasan supaya kau tidak membunuhnya setelah kau tahu dia adalah istriku."

"Kau salah sangka dengan perasaanmu." Altherr tersenyum kecut, "kau hanya tertarik. Jika kau benar mencintainya, kau tidak akan bermain wanita. Kau tidak akan memilih harta waktu itu."

Jarvis dengan tegas membalas, "Sekarang aku yakin dengan perasaanku! I love her! Aku hanya terlambat menyadarinya."

"Dellza akan sulit atau tidak akan percaya dengan cintamu. Berulang kali dia melihatmu bercinta dengan wanita lain. Tidak gunanya kau mengakui perasaanmu sekarang. Walaupun Dellza percaya pada cintamu, she won't choose you."

Kalimat terakhir membuat Jarvis merasa tertampar.

"Ceraikan Dellza!" ucap Altherr.

Jarvis tertawa. "Aku yang pertama menikahinya. Pernikahanmu yang tidak sah, jadi kau yang harus berpisah darinya."

Tangan Altherr mengepal, ingin sekali ia memukul wajah mantan Ayah tirinya itu sampai matanya terlepas dari tempatnya, namun ia tahan. Altherr mencoba untuk tetap terlihat tenang.

"Aku tidak peduli sah atau tidak," gumam Altherr. "Dellza hanya untukku. Kami mengucap janji suci di katedral. Dunia hanya tahu tentang pernikahan kami."

"Dunia juga akan tahu tentang pernikahanku dan Dellza," balas Jarvis.

Altherr tersenyum miring. "Lakukan! Aku tidak takut. Baiklah, orang-orang akan tahu kau pria pertama yang menikahinya. Tapi mereka juga akan tahu bagaimana pernikahan kalian. Kau mengancam Ayahnya dengan pistol, menikah secara tersembunyi dan kau tidak memperlakukan Dellza dengan baik."

Jarvis geram.

"Tuan Jarvis, aku punya banyak bukti kebersamaanmu dengan para wanita. Dunia akan tahu keburukanmu. Kau menyerahkan Dellza padaku, lebih memilih kekayaan. Kau ingin menceraikannya. Tapi setelah Dellza menandatanganinya, kau hancurkan surat cerai itu. Dunia akan tahu kau mempermainkan Dellza. Dunia akan tahu kau tidak pantas menjadi suaminya." Altherr menerima segelas bourbon dari pengawal. Ia menyesapnya dan berseringai.

The MAFIA Lord's DesiresWhere stories live. Discover now