PART 28 - Putting To Death

12.3K 1.3K 176
                                    

WARNING!
This part contains GORE/violence and blood!

"Kita harus cepat meninggalkan London," bisik salah satu seorang pria

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Kita harus cepat meninggalkan London," bisik salah satu seorang pria.

Ia tidak sendiri, dia bersama dua rekannya. Mereka berada di bar. Lenggang dari pengunjung, waktu sudah cukup larut. Ketiga pria itu terlihat tidak tenang.

"Tidak, Nick. Kita harus pergi dari UK! Orang-orang itu pasti mengejar kita bukan hanya seantero saja," gumam pria lain dengan suara yang pelan.

"Aku setuju dengan Dev, Nick. Kita melukai istri dari orang besar seperti Altherr Goncalve!"

"Aplin, pelankan suaramu!" Dev melirik ke arah bartender yang sedang menyiapkan minuman di ujung meja pantry bar, juga melirik pengunjung lain.

Nick berkutat pada ponselnya dan menghubungi seseorang, ia menjauhkan ponselnya dari telinga dan merutuk kesal.

Nick geram, "Dia tetap tidak bisa dihubungi!"

"Apa dia tidak peduli pada anak buahnya? Kita yang lebih banyak bekerja daripada dia," kata Aplin.

"Di saat situasi kacau, tentu saja kebanyakan orang akan memikirkan dirinya sendiri," ucap Dev.

Aplin mengernyit. "Kedengarannya kau membelanya. Apa karena dia itu kakakmu?"

"Aku tidak membelanya! Coba pikirkan jika kau ada disituasi sulit, apa kau masih bisa memikirkan orang lain? Kau pasti akan menyelamatkan dirimu sendiri."

"Bagaimana denganmu, kau punya niat seperti itu?"

"Ya! Bila kalian tidak menahanku, aku akan lari sendiri."

"Baik, larilah!"

"Hey, hey hey! Kalian!" Nick semakin kesal sampai ia turun dari kursi pantry.

Pertengkaran Dev dan Aplin jadi pusat perhatian. Nick memegang pundak mereka, menengahi mereka. Meminta kedua rekannya itu untuk tidak bertengkar karena mereka sama-sama dalam masalah. Akan lebih baik memikirkan jalan keluar bersama daripada mengedepankan ego. Nick menyebut mereka teman, jadi tidak akan ada yang pergi. Semua harus berjuang bersama.

Dev menepis tangan Nick dengan kasar. "Apa kau sadar kita berurusan dengan siapa? Aku tidak mau mati karena terus menunggu di sini. Menunggu Paul dan orang misterius itu meneleponmu untuk menyelamatkan kita dari masalah yang dia buat."

"Dev, calm--"

"I can't! Fuck you guys!" potong Dev melirik Aplin.

Aplin ingin turun untuk menghajar Dev, namun Nick mencegahnya. Dev sekali lagi mengatakan ia tidak ingin mati dan turun dari kursi pantry.

"Jangan ikuti aku! Lari sendiri dengan kaki kalian." Dev menunjukan kunci mobilnya dan melangkah pergi dengan senyuman.

"Dev!! Dev!" Aplin turun.

The MAFIA Lord's DesiresWo Geschichten leben. Entdecke jetzt