PART 36 - The Half Devil and Angel

12.3K 1.1K 120
                                    

LA, California.

Misteri belum sepenuhnya terpecahkan. Di tengah kesedihan, ia harus lanjut mengupas cangkang pertanyaan yang masih tertutup. Sesuatu yang berkaitan dengan saudara kembar yang selama belasan tahun tidak diketahui.

Orang pertama yang ingin sekali Dellza temui adalah Theo Burckhalter. Seseorang yang lebih menyakiti dirinya dibanding orangtuanya. Mengapa Theo, pria yang dicintainya menyembunyikan tentang Danaya?

Altherr yang tampil dengan classy menghampiri Dellza yang duduk di tepi ranjang. Wanita itu menatap layar ponselnya, menampilkan kontak Theo.

"Jangan telepon dia," ucap Altherr.

Dellza mengalihkan pandangannya dari ponsel, menatap lurus ke depan. "Aku ingin bertemu dengannya," katanya.

"Jika kau menghubunginya, kemungkinan dia akan lari dan bersembunyi. Ini akan membuat waktu menjadi lama. Kau ingin kebingungan ini cepat berakhir, kan?"

Dellza menoleh, sedikit mendongak menatapnya.

"Akan ku antar kau padanya."

Sejak ia dengar istrinya menyampaikan keinginan untuk bertemu Theo. Bagi Altherr itu suatu perintah. Dengan cekatan Altherr mengatur rencana dengan menunjuk Daniel dan Jerome untuk ikut campur dalam hal ini. Daniel diperintahkan Altherr untuk membentuk tim setelah Jerome mendapatkan lokasi keberadaan Theo. Tim yang akan mengawasi Theo di tempatnya.

Altherr menangkup wajah Dellza. "Kau yakin kau sudah siap untuk bertemu dengannya?"

I'm not. Melihat seseorang yang ternyata pernah mencintai kembaranku. But I have to, batin Dellza.

"Ketika apapun yang dia katakan menyakitimu, ada aku untuk tempatmu bersandar. Aku takkan membiarkanmu jatuh. Kau dengar?" Altherr menatapnya lembut.

Dellza menganggukan kepala, tersenyum tipis. Kemudian mereka meninggalkan kamar. Mereka menuju belakang mansion, dengan diantar Anne dan Pius. Jauh mata memandang, helikopter beserta pilot telah siap di helipad. Altherr membantu Dellza naik ke helikopter.

Pius berteriak, "Hati-hati di langit, Tuan dan Nyonya Goncalve!"

Anne lantas menyikut lengan Pius. "Kau ini!"

Setelah Altherr dan Dellza berada di kursi penumpang, helikopter pun mengudara. Pius dan Anne berjalan meninggalkan halaman.

"Anne, apa kau lihat wajah Dellza?" tanya Pius.

"Dia cantik," jawab Anne.

"Aku juga bisa lihat itu! Maksudku--"

"Terlihat sedih," potong Anne, "aku memperhatikannya, Pius. Majikan favoritku setelah Tuan Ulrich itu sedang ada masalah. Pasti."

"Apa karena Tuan mafia?" Pius menghentikan langkah kakinya.

Anne ikut berhenti. "Ku rasa bukan karena Tuan. Dellza ku lihat, sejak kembali dari Sydney kemarin ... dia lengket sekali dengan Altherr. Mereka terlihat baik-baik saja."

"Dellza tampak tertekan sekali. Apa ya kira-kira masalah kali ini?"

Anne kembali melanjutkan langkah kaki dan mengingatkan Pius untuk tidak memikirkan urusan para majikan, sebab mereka di mansion hanya seorang pelayan. Pius mensejajarkan langkahnya dengan Anne, membela diri bila ia tidak bermaksud tidak bersikap profesional. Dellza ia anggap seperti temannya sendiri. Dellza baik dan friendly, membuat siapapun pasti memikirkan dirinya saat terlihat terluka.

"Daniel juga tidak ada di mansion. Ku lihat kemarin dia mengajak beberapa guardian G7 pergi. Dia pasti tahu sesuatu," oceh Pius. "Oh, ya pria Australia itu siapa ya? Dia belum pernah terlihat di mansion ini sebelumnya."

The MAFIA Lord's DesiresWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu